Kerap Mabuk dan Ngamuk Bawa Golok, Bocah 10 Tahun Ini Akhirnya Diselamatkan Dedi Mulyadi

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menyelamatkan seorang bocah berinisial F (10) ke Pondok Pesantren (Ponpes) Cireok

Editor: Ichsan
dok.dedi mulyadi
Kerap Mabuk dan Ngamuk Bawa Golok, Bocah 10 Tahun Ini Akhirnya Diselamatkan Dedi Mulyadi 

TRIBUNJABAR.ID - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menyelamatkan seorang bocah berinisial F (10) ke Pondok Pesantren (Ponpes) Cireok, Kabupaten Purwakarta. Upaya tersebut sebagai bagian dari rehabilitasi karena di usianya yang masih anak-anak F sudah meresahkan keluarganya dan warga sekitar karena sering mengamuk.

Diduga kelakuan tersebut muncul setelah bocah tersebut sering bergaul dengan orang dewasa. Belakangan diketahui bocah ini juga mulai kecanduan miras dan kerap menggunakan obat-obatan terlarang.

Kemarin, Kang Dedi datang ke rumah bocah F di Desa Cadassari, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta didampingi pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Purwakarta.

Sesampainya di lokasi Dedi bertemu dengan Ocid yang merupakan kakek F. Selama ini F tinggal bersama ibu, kakek dan buyutnya. Sementara sang bapak tinggal terpisah karena sudah bercerai sejak lama.

Baca juga: Kedatangan Pengamen Viral Asal Garut, Dedi Mulyadi Beri Pandangan Soal Sunda Hingga Bicara 2024

“Ibu-bapaknya cerai. Ibunya kerja di pabrik garmen sekarang,” ujar Ocid.

Menurut Ocid, F hanya sekolah kelas 3 SD karena pihak guru sudah tidak sanggup. Di sekolah F kerap berbuat nakal bahkan hingga memalak temannya.

“Kita juga baru tahu sekarang-sekarang katanya suka minum minuman keras sama beli obat bareng anak dewasa,” katanya.

Mendengar hal tersebut Kang Dedi Mulyadi pun berinisiatif untuk merehab F agar kembali menjadi anak baik. Terlebih melihat kondisi F yang kurang pengawasan dari ibunya karena bekerja juga kakek dan buyutnya yang sudah tua.

Dedi pun khawatir jika terus dibiarkan F semakin nakal karena salah bergaul. “Di sini gaul dengan anak yang lebih besar, saya khawatir malah gaul dengan orang yang biasa berbuat kejahatan besar. Soalnya anak seperti ini bisa dididik jadi penjahat gede. Ngeri ini,” kata Dedi.

Pihak keluarga pun setuju dan senang terhadap hal tersebut. Sebab pihak keluarga sudah pasrah dan tak tahu lagi harus berbuat apa agar anak tersebut bisa berubah.

F sempat menolak untuk ikut bersama Dedi. Namun Dedi terus merayu sambil memberikan pilihan apakah akan ikut atau diproses ke kepolisian.

“Hayu milu jeung bapak (ayo ikut sama bapak). Lamun engke diproses ku polisi bisa asup kejahatan anak (Kalau nanti diproses polisi bisa masuk kejahatan anak). Mending milu bapak, diurus (Mending ikut sama bapak, diurus). Pertama kebiasaan minumnya dihilangkan, kedua otaknya dibersihkan, kebiasaan merokoknya dihilangkan. Mumpung ada yang sayang. Sekarang tinggal pilih ikut bapak nyantri atau dipolisikan?,” ujar Dedi.

Baca juga: Bukan Pejabat Teras Jadi Pesaing Ridwan Kamil di Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi: Segitu Juga Udah Uyuhan

Awalnya F terus menolak ajakan Dedi karena ingin tinggal di rumah tersebut dan berjanji tidak akan berbuat hal kriminal. Namun pihak keluarga tetap meyakinkan F untuk ikut Dedi agar bisa direhabilitasi.

Pihak keluarga terus membujuk agar F mau ikut direhabilitasi. Karena terus menolak dengan sedikit paksaan pihak keluarga langsung membopong F menuju mobil Dedi.

Meski sempat menolak dan berontak, F akhirnya terlihat lebih tenang setelah di dalam mobil. Bahkan mulai terbuka saat Dedi bertanya ia suka bermain dengan siapa dan melakukan apa.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved