Serda Rizal Gugur di Papua
Serda Rizal yang Gugur Ditembak KKB Papua Akan Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung
Jenazah Serda Rizal, prajurit TNI yang gugur di Papua akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Mega Nugraha
"Bahkan tadi utusan dari Kasad Jenderal Dudung Abdulrachman sudah ke sini, kalau gak ada halangan besok mau datang ke sini," kata Aca.
Dua Peluru Bersarah di Tubuh
Dua tembakan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua memberondong tubuh Serda Rizal, prajurit TNI yang gugur dalam baku tembak di Kabupaten Puncak, Kamis (26/1/2022).
Serda Rizal merupakan prajurit TNI yang orangtuanya tinggal di kecamatan Dayehlolot Kabupaten Bandung. Isak tangis pun pecah saat mendapati kabar duka tersebut.
Ayah Mochamad Rizal, Aca Suhendar (52) mengaku awalnya mengetahui anaknya menjadi korban saat baku tembak senjata, dari teman tunangannya. Saat itu, kabar yang dia terima, Serda Rizal ditembak dipaha.
"Namun kalau hanya tertembak di bagian paha, mungkin tak sampai meninggal, ternyata ia juga katanya tertembak di bagian perut," ujar Aca ditemui di kediamannya,
Saat itu, awalnya dia tak percaya. Telponnya tiba-tiba berdering. Saat diangkat, membawa pesan duka.
"Namun, saya tak begitu percaya, tapi saat menerima telepon dari TNI, baru saya percaya," kata Aca.
Serda Mochamad Rizal, merupakan satu dari tiga anggota TNI yang gugur dalam kontak senjata dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua, di Distrik Gome Kabupaten Puncak Papua, sekiatar pukul 05.30 WIT.
Menurut Aca, anaknya berangkat tugas ke Papua, Agustus tahun kemarin dan rencananya, bulan Mei akan pulang ke sini.
"Tentu kami sangat kehilangan, dia anak yang baik. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah kejadian," kata Aca, sambil meneteskan air matanya.
Aca mengatakan, mau tugas di Bandung atau Papua, kalau sudah takdir tidak bisa menolak.
"Kami sangat kehilangan, namun kami sudah menerimanya, iklas dan bangga anak saya gugur dalam menjalankan tugas negara, semoga sahid," ucapnya.
Di dalam rumah, ibu dan keluarganya yang lain tak kuasa menahan tangis, beberapa kerabatnya berusaha menenangkan keluarga.
Kronologi