Ajang Vaksinasi Anak Bikin Pengamen Ini Bernasib Mujur, Meski Sering Kepanasan dan Banyak Anak Usil

Nasib baik menghampiri Soleh semenjak vaksinasi anak dibuka dan menjadi lembar baru mencari nafkah baginya seperti vaksinasi anak di Karawang

Penulis: Cikwan Suwandi | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/CIKWAN SUWANDI
Soleh dan adiknya Sapta menggunakan kostum badut di SDN Pinayungan 2, Karawang, untuk menghibur saat vaksinasi anak, Selasa (18/1/2021). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Karawang, Cikwan Suwandi

TRIBUNJABAR.ID,KARAWANG - Setiap hari aktivitas Soleh (50) keliling dari kampung ke kampung dengan kostum badut.

Bermodalkan flashdisk, speaker aktif dan mike, Soleh mengamen dengan berjalan kaki hingga puluhan kilometer.

Kalau sepi, Soleh mengaku hanya mendapatkan Rp 50 ribu.

Jika ramai, ia bisa mendapatkan Rp 100 ribu per hari. Tapi kebanyakan, hasil ia mengamen jarang menembus angka Rp 100 ribu.

"Belum itu dipotong buat makan dan minum saat mengamen," kata Soleh yang merupakan Desa Kondangjaya, Kecamatan Karawang Timur, Karawang, Selasa (18/1/2022).

Nasib baik menghampiri Soleh semenjak vaksinasi anak dibuka dan menjadi lembar baru mencari nafkah baginya.

Satgas Penanganan Covid-19 Karawang memulai vaksinasi untuk usia 6-11 tahun pada 3 Januari 2022.

Dari hadiah sepeda, mainan hingga badut ditampilkan untuk mengajak anak-anak ikut divaksin.

Soleh pun mendapatkan tawaran menjadi badut di setiap acara vaksin.

Satu hari menjadi badut ia dibayar Rp 500 ribu.

Pagi di SDN Pinayungan 2, Soleh mengenakan badut polwan.

Ia menghibur anak-anak di sela-sela kunjungan Kapolda Jabar Irjen Suntana meninjau vaksinasi anak.

Hari itu, ia mengajak adiknya Sapta (42) untuk menjadi badut.

Sapta mengenakan kostum Kapten America.

"Ini merupakan acara kedua saya diundang menjadi badut," kata Soleh.

Sebelumnya, Soleh sempat menjadi badut dalam acara vaksin di salah satu sekolah dasar di kecamatan Majalaya.

Kostum badut itu ia sewa dari pengusaha kostum badut kenalannya sebesar Rp 50 ribu per hari. Kemudian, sisanya ia bagi dua dengan adiknya.

Bedanya dari mengamen, ia tidak perlu berjalan kaki dan penghasilannya lebih besar.

Hanya saja, ia mengaku mengenakan kostum sangat membuatnya lebih berkeringat.

"Terkadang banyak anak-anak yang usil. Dari anak-anak yang menarik kepala kostum. Hingga memukulnya, tetapi kita harus tetap sabar," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved