Galian Tanah di PTPN Jalupang Subang Kotori Jalan, Dedi Mulyadi Ngamuk Ancam Palangkan Mobil

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi ngamuk lantaran melihat kondisi jalan provinsi di Kabupaten Subang kotor

Editor: Ichsan
dok.dedi mulyadi
Galian Tanah di PTPN Jalupang Subang Kotori Jalan, Dedi Mulyadi Ngamuk Ancam Palangkan Mobil 

TRIBUNJABAR.ID - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi ngamuk lantaran melihat kondisi jalan provinsi di Kabupaten Subang kotor dan licin akibat tanah yang berceceran dari truk pengangkut galian tanah.

Kejadian bermula saat Kang Dedi Mulyadi mendapat keluhan dari warga Desa Lengkong, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang, yang merasa terganggu karena jalan raya menjadi kotor oleh tanah galian.

“Ini yang berserakan tanah galian PTPN, Pak. Tanah kotori jalan jadi licin,” kata seorang warga yang saat itu menghampiri Dedi Mulyadi.

Mendengar hal tersebut Dedi langsung melakukan penelusuran ke areal Perkebunan Jalupang milik PTPN VIII. Di sana ia mendapati jalan perkebunan rusak dan dilewati oleh sejumlah truk yang mengangkut tanah.

Bahkan jalan yang rusak parah membuat mobil Dedi tidak bisa terlalu dalam untuk menelusuri keberadaan galian tanah tersebut. Jalan hanya bisa dilalui oleh truk.

Baca juga: Tambang Batu Andesit Mau Dibuka Lagi di Karawang, Dedi Mulyadi Kecewa dan Warga Setempat Menolak

Galian Tanah di PTPN Jalupang Subang Kotori Jalan, Dedi Mulyadi Ngamuk Ancam Palangkan Mobil
Galian Tanah di PTPN Jalupang Subang Kotori Jalan, Dedi Mulyadi Ngamuk Ancam Palangkan Mobil (dok.dedi mulyadi)

Dedi pun akhirnya menemukan satu truk yang sedang terparkir di pinggir jalan. Ia menyampaikan agar sopir truk bisa lebih peka dengan membersihkan ban dan bagian truk lainnya sebelum masuk ke jalan raya.

“Ini ban kotor masuk ke jalan, tanah berserakan, hujan dikit pengendara motor bisa jatuh. Belum lagi kalau tanah mongering bisa menyebabkan debu,” kata Dedi kepada sopir truk.

Tak jauh dari situ, Dedi menemukan warung yang selama ini digunakan sebagai tempat pungutan liar pada setiap truk yang lewat. Di tempat ini Dedi bertemu beberapa orang pria yang mengaku warga sekitar.

Dari pengakuan pria tersebut setiap truk yang lewat membayar Rp 10 ribu. Uang tersebut disebutnya untuk kepentingan warga.

“Dasarnya apa minta Rp 10 ribu? Buat apa? Kalau bapak bilang itu uang untuk warga, buktinya tadi warga protes minta tolong ke saya,” kata Dedi.

“Kalau tidak ada dasarnya saya akan lapor ke Polres bahwa ini pungutan liar. Pokoknya kalau ini masih kotor, besok mobil saya, saya palangin di sini,” kata Dedi Mulyadi.

Terkait hal tersebut Dedi pun sempat meminta penjelasan kepada Manajer Perkebunan Jalupang Yudi Mulyadi melalui sambungan telepon. Ia menanyakan asal usul tanah yang diangkut diduga berasal dari perkebunan.

Ia meminta penjelasan apakah ada kerja sama yang jelas antara perkebunan dan pihak yang melakukan pengangkutan tanah. Sebab truk tersebut melintas di areal perkebunan hingga menyebabkan kerusakan jalan. Tak lupa ia pun menyampaikan keluhan warga terkait tanah yang berceceran di jalan.

Baca juga: Elektabilitas Dedi Mulyadi Ungguli Airlangga Hartarto, Tokoh Senior Golkar: Jangan Kebakaran Jenggot

“Saya hanya ingin tahu apakah ada perjanjian kerja sama, kemudian nilai ekonominya apakah masuk ke kas PTPN atau tidak. Lalu kajian dari KLHK seperti apa,” tanya Dedi pada Yudi.

“Itu hanya lewat saja, tanahnya di luar area perkebunan. Saya tidak tahu kalau lewat perkebunan, saya tahunya lewat jalan desa. Sejauh ini belum ada izin penggunaan jalan. Saya kurang tahu juga siapa yang punya galian,” jawab Yudi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved