PPKM Level 2, Sekda Tegaskan Pemkot Cirebon Belum Putuskan Memulai PTM 100 Persen
Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi, menegaskan Pemkot Cirebon belum memutuskan untuk memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen yang diikuti siswa
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi, menegaskan Pemkot Cirebon belum memutuskan untuk memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen yang diikuti seluruh siswa.
Sejauh ini, sekolah di Kota Cirebon masih menerapkan PTM terbatas yang maksimal diikuti 50 persen dari jumlah siswa di tiap sekolah.
Namun, pihaknya mengakui PTM 100 persen dapat dilaksanakan meski status PPKM di Kota Cirebon naik dari level satu menjadi level dua.
Baca juga: Disdik dan Kemenag Kota Cirebon Susun Draf PTM 100 Persen, Diawali Tingkat SMP - MTs
"Dalam surat edaran Wali Kota Cirebon yang terbaru juga disebutkan PTM 100 persen dari kapasitas ruang kelas dapat digelar," kata Agus Mulyadi saat ditemui di Balai Kota Cirebon, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Kamis (6/1/2022).
Ia mengatakan, berdasarkan surat edaran tersebut PTM 100 persen dapat dilaksanakan setiap hari dan durasi maksimalnya enam jam.
Nantinya, pengawasan dan pengendalian PTM terbatas maupun pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Kota Cirebon dikomandoi oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon.
"Kami tentunya akan merapatkannya dulu dengan stake holder terkait sebelum memulai PTM 100 persen," ujar Agus Mulyadi.
Analis Peserta Didik Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih, mengakui hingga kini keputusan dibukanya PTM 100 persen bagi siswa - siswi SMP dan MTs di Kota Udang juga belum final.
Baca juga: PTM di Kota Bandung Belum Jelas, Penjualan Seragam Sekolah Masih Minim
Pasalnya, hal itu menunggu hasil rapat koordinasi Satgas Penanganan Covid-19 Kota Cirebon yang rencananya digelar pada Jumat (7/1/2022) besok.
Namun, jika hasil rapat tersebut memutuskan PTM 100 persen dibuka maka teknisnya tidak jauh berbeda dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) sebelum pandemi Covid-19.
"Yang membedakan adalah penerapan protokol kesehatan ketat saat KBM berlangsung dan di seluruh areal sekolah," kata Ade Cahyaningsih.