6 Cerita Pilu TKW Asal Indramayu yang Terungkap Sepanjang 2021
Kabupaten Indramayu menjadi lumbung Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW di Indonesia. Berikut 6 cerita TKW Indramayu yang terungkap sepanjang 2021
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mega Nugraha
Pasalnya, Rokaya tidak mendapat izin dari majikan untuk berobat. Walau dalam kondisi sakit, ia tetap diminta untuk terus bekerja.
Masih disampaikan Juwarih, selain merasakan sakit yang berlebih di bagian leher dan kepala, pada mata Rokaya pun mengalami gangguan.
Banyak muncul bintik hitam dari penglihatannya. Rokaya juga sering mengalami sakit kepala yang teramat.
Pihaknya pun akan mengupayakan agar Rokaya bisa secepatnya mendapat perawatan, termasuk upaya membantu pemulangannya ke Indonesia.
SBMI juga berharap, Presiden Joko Widodo bisa mewujudkan keinginan Rokaya yang sangat ingin pulang ke Indonesia.
Rokaya sendiri diketahui berangkat ke Arbil, Irak pada 10 Januari 2021 lalu melalui sponsor bernama Saeni warga Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.
Baca juga: Semua Ruang Publik di Majalengka Termasuk Alun-alun Ditutup pada Malam Pergantian Tahun
"Untuk tindakan dari kita, pertama-tama kita akan mengamankan dahulu PMI tersebut dengan meminta bantuan ke pemerintah pusat agar dia bisa secepatnya diselamatkan dari majikan atau dipulangkan karena sakit parah," ujar dia.
2. Komariyah
Kronologi meninggalnya Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Kabupaten Indramayu, Komariyah (31) akhirnya terungkap.
Komariyah, warga Desa/Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu itu sebelumnya dikabarkan meninggal dunia seusai dibunuh di tempatnya bekerja di kebun tomat di kawasan Nantou, Taiwan.
Ia dibunuh oleh rekan sesama kerjanya di kebun tomat sekaligus rekan sesama PMI asal Bengkulu berinisial PS.
Terungkapnya kronologi ini disampaikan Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih.
Keterangan tersebut didapat SBMI berdasarkan keterangan resmi dari Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
Juwarih mengatakan, kronologi ini merupakan hasil koordinasi Kemenlu dengan KDEI Taipei.
"Pada 4 Agutus 2021, KDEI Taipei menerima informasi dari Kepolisian Kota Nantou terkait seorang WNIO a/n Komariyah yang meninggal dunia," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Minggu (8/8/2021).