Gadis Bandung Diculik
Pria di Bandung Ini Sebut Gadis 14 tahun yang Disetubuhi Puluhan Orang Itu Bukan Rudapaksa
Viral gadis 14 tahun di Kota Bandung diculik dan dirudapaksa puluhan pria. Kasus itu ditangani Polrestabes Bandung.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Viral gadis 14 tahun di Kota Bandung diculik dan dirudapaksa puluhan pria. Kasus itu ditangani Polrestabes Bandung.
Lokasi kejadian itu sendiri terjadi di kos-kosan padat penduduk di wilayah Dungus Cariang, Kecamatan Andir, Kota Bandung.
Ketua RT 1/1, Yuhana, menjelaskan, kasus ini bukanlah kasus rudapaksa melainkan kasus human trafficking atau penjualan manusia.
"Kami melihatnya kasus ini seperti prostitusi online dan para pelaku pun berhasil ditangkap dengan dilakukan penjebakan," katanya saat ditemui di kediamannya yang hanya berjarak 50 meter dari lokasi kosan tersebut, Rabu (29/12/2021).
Baca juga: Gubernur Minta Polrestabes Bandung Dalam Hitungan Hari tangkap Semua Pelaku Rudapaksa Gadis 14 Tahun
Yuhana juga menyebut ada beberapa pelaku yang berhasil diamankan dan dibawa ke Polrestabes Bandung.
Dia juga bersama Ketua RW dan Karang Taruna setempat sempat menangkap otak dari kasus ini bersama seorang perempuan.
"Yang kos di sini itu pelaku yang memang punya hubungan dengan si korban. Katanya sih kekasihnya. Tapi, lalu dijual ke orang-orang lewat aplikasi online. Jadi, kami klarifikasi kasus di wilayah kami itu bukan pemerkosaan melainkan perdagangan manusia," katanya.
Berdasarkan pengakuan korban, kata Yuhana, dia sempat mendapatkan pemaksaan dan ancaman agar mau melayani para lelaki hidung belang.
Sedangkan terkait adanya kekerasan fisik, Yuhana mengaku tak mengetahuinya.
Baca juga: SOSOK Ini Langsung Bereaksi Cepat Setelah Lihat Sketsa Wajah Pelaku Kasus Subang
"Korban bukan orang wilayah sini. Dia datang ke kosan itu karena memang laki-lakinya kos di sini. Perempuan itu masih belia sekitar 14 tahun. Sempat orang tuanya dan keluarganya mencari-cari," ucapnya.
Selaku ketua RT, Yuhana merasa kecolongan. Namun, dia mengatakan di kosan tersebut memang sering kali terjadi kegaduhan dan sering mengganggu warga sekitar.
Terkadang, katanya, sering ada keributan, seperti ada yang mabuk hingga berkelahi.
"Saya berkali-kali menengahi masalah yang ada di sana ketika ada keributan dan banyak tetangga yang komplain. Saya juga sering menegur pemilik kosan dengan memberikan peringatan dan ultimatum," katanya.
Dia juga menyarankan kepada pemilik kos untuk lebih menerima penghuni yang telah berkeluarga dibanding penghuni yang masih remaja atau belum menikah.
Di kosan tersebut juga, Yuhana mengatakan pemilik kosannya sempat kehilangan kendaraannya.