Kafe Unik di Tepi Rel KA, Tiap Malam Selalu Ramai, Pengunjung Sebut Sekalian Uji Adrenalin
Opik (30), yang rumahnya di tepi rel KA Cinehel, Kelurahan Parakannyasag, Cipedes, Kota Tasikmalaya, Bagian depan rumahnya disulap menjadi sebuah kafe
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman
TRIBUNJABAR. ID, TASIKMALAYA - Punya rumah di tepi rel kereta api tak selamanya buruk.
Memiliki kreativitas dan naluri bisnis, ternyata bisa menjadi sebuah peluang usaha yang menjanjikan.
Seperti yang dilakukan Opik (30), yang rumahnya berada di tepi rel KA betulan Cinehel, Kelurahan Parakannyasag, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya.
Bagian depan rumahnya disulap menjadi sebuah kafe.
Sementara tempat duduknya memanfaatkan tembok pilar memanjang di bawah rel.
Dengan kondisi seperti itu, kafe yang dikelola Opik hanya bisa buka malam hari. Karena jika buka siang hari tidak nyaman.
Tempat duduk dilapisi spon tebal agar empuk.
Di bagian bawah tembok pilar dipasangi lampu led memanjang sehingga memberikan suasana gemerlap.
Maka, jadilah kafe milik Opik ini menjadi sebuah kafe unik. Setiap malam kaum muda betah duduk-duduk di tepi rel sambil menikmati menu yang dipesan.
Opik pun memberi nama "Wartel" terhadap kafe miliknya itu.
"Singkatan dari warung tepi rel," katanya seraya tersenyum, saat ditemui, Selasa (28/12) malam.
Malam itu pengunjung kafe Wartel tampak membludak. Mereka duduk santai di tembok pilar sepanjang sekitar 20 meter sambil menikmati hidangan sesuai pesanan.
Di halaman kafe juga disediakan beberapa meja lengkap dengan kursinya. Semuanya penuh.
Menu yang disediakan pun beragam. Mulai dari kopi, juice, seabreg makanan ringan seperti kentang goreng, roti bakar dan pisang keju.
Berbagai penganan berbahan tapioka yang saat ini tengah digandrungi anak muda, seperti cimol dan cireng pun disediakan.
"Kafe ini awalnya hanya tempat jualan cimol dan cireng. Lalu terpikirkan bagaimana memanfaatkan tepian rel menjadi sebuah kafe yang unik," kata Opik.

Tak disangka, konsep kafe tepian rel KA ini mendapat sambutan anak muda. Setiap malam pengunjung selalu membludak.
"Soalnya asyik juga nongkrong di bawah rel. Ada unsur menantangnya," ujar Siela (17), salah seorang pengunjung yang datang bersama empat temannya.
Bahkan sejumlah remaja mengaku duduk-duduk saja ketika ada kereta api melintas.
"Sekalian uji adrenalin," ujar Daffa (16), seorang pelajar.
Opik menandaskan, setiap ada kereta api hendak melintas, pihaknya memberi tahu lewat pengeras suara yang disediakan di kafe.
"Itu untuk antisipasi agar saat kereta api melintas pengunjung berhati-hati dan waspada," kata Opik. (*)