Rehat di Curug Pancuran yang Berpotensi Tinggi Jadi Destinasi Wisata Namun Akses Jalan Kurang Bagus
Tiga buah batu tersusun seperti tangga membentuk aliran di air terjun menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung ke Curug Pancuran Cianjur
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Darajat Arianto
Laporan wartawan Tribunjabar.id, Ferri Amiril
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Tiga buah batu tersusun seperti tangga membentuk aliran di air terjun atau dalam bahasa Sunda disebut curug menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk mendatangi kawasan wisata air terjun atau Curug Pancuran.
Lokasinya berada di Kampung Cikupa, Desa Kemang, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur. Sekitar 30 menit perjalanan dari pertigaan Pasar Ciranjang.
Suasananya masih asri dan alami, berada di kawasan pedesaan diapit oleh bukit dan perkebunan menjadikan kawasan ini patut dikunjungi oleh pencinta curug.
Tak sulit mencapai curug, setiba di ujung perkampungan ada sebuah jembatan dan terakhir kendaraan roda dua bisa diparkir.
Untuk kendaraan roda empat bisa diparkir di halaman sebuah warung.
Muda-mudi dengan memegang kamera tanpa alas kaki akan terlihat ketika kita tiba di bibir sungai.
Setelah menempuh sekitar 10 menit berjalan kaki, perjalanan selanjutnya untuk menuju Curug Pancuran dengan menyusuri sungai.
Aliran air yang jernih dan suasana segar udara membuat perjalanan tak akan terasa.
Ketinggian air sungai rata-rata hanya memiliki kedalaman sekitar 10 sentimeter dari tumit.
Tiba di lokasi terlihat batu-batu besar yang biasa digunakan pengunjung beristirahat menjadi tujuan akhir.
Satu air terjun besar dan dua air terjun kecil mengapit Curug Pancuran.
Di kawasan ini Curug Pancuran merupakan yang paling dekat, ada tiga curug lagi yang memiliki ketinggian air berbeda-beda di wilayah Kecamatan Bojongpicung.
Pengelolaan Curug masih sederhana dan tak ada biaya tiket masuk atau retribusi ketika menuju Curug Pancuran.
Warga sekitar hanya menjadi penunjuk jalan di sungai dan kebun ketika ada pengunjung datang.
"Kami biasa memandu pengunjung yang datang, kebanyakan memang remaja dari sekitar sini saja yang suka datang menghabiskan waktu liburan di Curug," ujar Asep Iwan (20) pemuda yang terlihat duduk santai dekat pos pintu gerbang masuk Curug.
Beberapa keluarga menjelang siang terlihat dipandu juga oleh seorang warga. (*)