Natal dan Tahun Baru

Kata Kapolda soal Arus Lalu Lintas saat Natal dan Tahun Baru: Istilahnya Bukan Penutupan, Tapi . . .

Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Suntana, kembali menegaskan tak akan melakukan penyekatan dan penutupan arus lalu lintas saat libur Natal dan tahun baru

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Hermawan Aksan
Foto ilustrasi penyekatan Jalan A. Yani, Kota Sukabumi, Jawa Barat 

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pemerintah menjamin keamanan beribadah setiap pemeluk agama, termasuk umat kristiani.

Jaminan tersebut, kata Gubernur, ia sampaikan setelah melihat situasi dan laporan dari intelijen, laporan dari kemasyarakatan, dan laporan dari semua pihak mengenai kegiatan-kegiatan masyarakat di akhir tahun ini.

"Insyaallah yang disampaikan, Jawa Barat sedang sangat kondusif sehingga dipersilakan warga kristiani melaksanakan Natal dengan aman dan tenang."

"Dijamin 1.000 persen keamanannya oleh negara melalui personel-personel yang lebih dari 170.000 disiapkan di seluruh Indonesia, termasuk di Jawa Barat tentunya," katanya.

Namun, mengingat kondisi pandemi yang belum tuntas betul, kegiatan ibadah secara langsung di tempat ibadah masih dibatasi oleh Kementerian Agama.

"Dalam situasi ada ancaman Omicron, maka diimbau, sesuai edaran Menteri Agama, agar ibadah secara hibrid dan kapasitas 50 persen."

"Mudah-mudahan ini dipahami dipatuhi tanpa mengurangi kehikmatan kita dan mereka yang sedang beribadah," katanya.

Di luar ibadah Natal, katanya, diprediksi pasti terjadi pergerakan masyarakat.

Oleh karena itu, pasukan-pasukan sudah mengantisipasi dengan pos-pos keamanan di berbagai titik strategis. Juga upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

"Kemudian juga dikombinasikan dengan random antigen untuk memastikan yang berpergian itu aman, kemudian juga ada vaksinasi yang sifatnya situasional dilakukan," katanya.

Ia menyatakan tidak boleh ada perayaan tahun baru, maka alun-alun dan ruang publik diimbau untuk ditutup sesuai dengan arahan dari Kapolri selama menjelang tahun baru untuk mengurangi potensi kehadiran kerumunan.

"Juga kita akan mengetatkan di pusat-pusat wisata untuk memastikan aplikasi pedulilindungi benar-benar digunakan sebagai dasar untuk menyeleksi orang-orang yang punya potensi Covid bisa diskrining melalui aplikasi tersebut, juga karena sudah melakukan vaksin kurang lebih dua kali," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved