Respon Berkelas Jokowi Soal Indonesia Diamuk Negara Maju Soal Setop Ekspor Bahan Mentah Nikel
Indonesia digugat Uni Eropa ke World Trade Organization (WTO) gara-gara menghentikan ekspor bahan mentah nikel. Jokowi menanggapinya dengan berkelas
TRIBUNJABAR.ID- Indonesia digugat Uni Eropa ke World Trade Organization (WTO) gara-gara menghentikan ekspor bahan mentah nikel.
Gugatan dilayangkan oleh Uni Eropa pada awal 2021. Menanggapi gugatan Uni Eropa atas kebijakan pemerintah Indonesia menghentikan eksor bahan mentah nikel, Presiden RI Joko Widodo menanggapi dengan santai dan berkelas.
Menurut Jokowi, panggilan Joko Widodo, kebijakan menghentikan ekspor bahan mentah nikel merupakan hak Indonesia sebagai negara berdaulat.
"Meskipun kita digugat di WTO enggak apa-apa. Kan nikel, nikel kita, barang, barang kita, mau kita jadikan pabrik di sini, mau kita jadikan barang di sini, hak kita dong," kata Jokowi, Rabu (13/10/2021) dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/12/2021).
Baca juga: Giring Ungkap Posisi Partai Jika Presiden Indonesia Kelak Adalah Sosok yang Pernah Dipecat Jokowi
Untuk itu, pemerintah Indonesia sudah menyiapkan pengacara handal untuk bersidang di WTO.
"Sekali lagi harus punya keberanian. Jangan sampai kita grogi gara-gara kita digugat di WTO. Ya disiapkan lawyer-lawyer yang kelas-kelas internasional juga enggak kalah kita," tuturnya.
Jokowi kembali mengulas soal kebijakan Indonesia yang berhenti ekspor bahan mentah nikel saat menghadiri HUT ke-7 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Rabu (22/1/2021).
Dia mengungkap bahwa banyak negara maju yang ngamuk dan marah pada Indonesia soak kebijakan ekspor bahan mentah nikal itu.
"Musuhnya memang negara-negara maju yang biasa barang itu kita kirim ke sana, ngamuk semuanya, ngamuk semuanya. Kita nikel kita sudah dibawa ke WTO. Dah, enggak apa-apa, ya kita hadapi" kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi dan Maruf Amin Buka Muktamar NU di Lampung, Kompak Kenakan Sarung
Kepala negara menerangkan, setop ekspor bahan mentah nikel yang dilakukan pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya menciptakan industrialisasi dan hilirisasi sumber daya alam Indonesia,
Nikel jika dimanfaatkan di dalam negeri, lebih bermanfaat dibanding di ekspor. Dengan mengolah nikel, bisa menghasilkan katoda baterai stainless steeel atau lithium baterai untuk industri otomotif atau mobil listrik.
Kata Jokowi, itu jadi peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan industri mobil listrik dan menciptakan lapangan kerja baru.
"Nikel sudah setop, tahun depan yang saya incar bauksit, bauksit setop. Bauksit sudah, tembaga setop. Tembaga sudah, timah setop," ucap Jokowi.
Jokowi mengatakan, dibutuhkan keberanian untuk mengambil berbagai terobosan.