Soal Erupsi Gunung Semeru, PVMBG Sudah Beri Peringatan Dini pada 1 dan 2 Desember

Kepala PVMBG, Andiani, mengatakan peringatan dini itu telah disampaikan kepada pemangku kebijakan terkait, di antaranya Bupati Lumajang dan Gubernur

Kolase Video Viral
Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur erupsi, Sabtu (4/11/2021). 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Beberapa hari sebelum erupsi Gunung Semeru, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan telah memberikan peringatan dini kepada kepala daerah setempat mengenai potensi erupsi gunung api di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tersebut.

Kepala PVMBG, Andiani, mengatakan peringatan dini atau early warning itu telah disampaikan kepada pemangku kebijakan terkait, di antaranya Bupati Lumajang dan Gubernur Jawa Timur, beberapa hari sebelum erupsi Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021).

"Ada kronologinya, ini sudah ada peningkatan pada 1 Desember dan sudah kami sampaikan kepada pemimpin daerah. Pada 2 Desember juga sudah ada surat kepada Gubernur dan bupati Lumajang agar ada imbauan itu," kata Andiani melalui konferensi pers melalui saluran digital yang digelar Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Minggu (5/12/2021).

Ia mengatakan sudah menyosialisasikan kawasan-kawasan yang berpotensi dilalui luncuran awan panas dan yang berpotensi terdampak erupsi tersebut.

Ia mengatakan erupsi susulan berpotensi kembali terjadi di Semeru, terutama yang telah terlewati material awan panas dan lahar. Minggu (5/11/2021) pun, katanya, terjadi erupsi susulan walaupun luncurannya tidak sejauh yang pertama.

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru Berbeda dengan Gunung Merapi, Begini Penjelasan Mbah Rono

"Kami imbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati di kawasan rawan bencana Semeru. Jarak pucak ini 1 km dan 5 km dari kawah bukaan. Masyarakat jangan berada di aliran awan panas dan alur sungai yang dari puncak Gunung Semeru, karena bisa kena banjir lahar," katanya.

Mengenai potensi semburan awan panas susulan, katanya, PVMBG belum bisa memperkirakan volumenya.

"Kami hanya melakukan prediksi, tapi hanya informasi yang perlu pada saat itu kami sampaikan. Jadi kemungkinan berapa volume awan panas guguran ini, belum bisa," katanya.

Menurutnya, Gunung Semeru masih berstatus waspada karena selama ini gempa yang terjadi masih di permukaam juga dari hasil pengamatan visual lainnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved