ODGJ di Indramayu Mati Disambar Petir saat Tinggal Sendiri di Gubug di Tengah Sawah
Salimah (46) warga Desa Jatimulya, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu tewas tersambar petir.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mega Nugraha
"Kalau hujan besar dimana pun mantranya begitu, jadi kalau lagi pergi kemana terjadi hujan besar orang Balagedog mengucap itu. Walaupun itu hanya sebuah mitos tapi percaya gak percaya ya memang manjur," ujar Nana Supriatna (43), seorang Tokoh Masyarakat Desa Balagedog saat ditemui di balai desa setempat, Kamis (18/11/2021).
Mantra warisan leluhur yang bisa tahan petir itu, bermula dari kisah leluhur warga Balagedog bernama Buyut Koda, sesepuh yang tinggal di Desa Balagedog dan dipercaya memiliki ilmu tinggi.
Ilmunya yang tinggi membuat Sultan Cirebon menugaskan Buyut Koda untuk membabat hutan.
"Buyut koda adalah seorang tokoh di Balagedog dan nenek moyang kami, beliau orang berilmu tinggi pada zaman itu. Cerita turun temurun, beliau dipanggil Sultan Cirebon untuk membabat hutan karena orang-orang dari manapun tidak ada yang bisa membabat hutan itu," ucapnya.
Dalam melaksanakan tugas dari Sultan Cirebon, Buyut Koda menemukan beberapa masalah. Salah satunya adalah badai petir yang beberapa kali menyambar tubuh Buyut Koda.
"Saat melaksanakan tugasnya ternyata benar banyak gangguan, ada maung (macan), ular dan yang terakhir yang paling sulit itu hujan besar disertai petir yang kemudian menyambar tubuhnya. Jadi pekerjaan itu tidak selesai-selesai, dia (Buyut Koda) mencari cara gimana petir ini bisa diatasi lah bahasanya," jelas dia.
Saat itu Nana mengungkapkan, Buyut Koda membuat sebuah alat dari batang bambu. Alat tersebut kemudian digunakan untuk menangkap petir yang terus menerus menyambarnya.
Setelah berhasil menangkap petir, terciptalah sebuah perjanjian antara Buyut Koda dan petir tersebut.
Perjanjian itu yakni petir tidak boleh mengganggu Buyut Koda termasuk anak cucunya warga Desa Balagedog.
"Petir ini tertangkap nah kemudian si petir itu katanya minta dilepaskan kira-kira begitu. Kata Buyut Koda ada syaratnya, jangan mengganggu saat bekerja dan jangan mengganggu anak cucu orang Balagedog, jadi ada perjanjian antara Buyut Koda dengan petir itu," katanya.
Sejak saat itulah, warga Balagedog hingga saat ini tidak ada cerita yang pernah disambar petir.
Bahkan menurut Nana, ada kejadian warga yang disambar petir namun tidak mengalami luka apa pun.
"Ada kejadian nyata ini, warga sedang berdiri di depan pintu tiba-tiba tersambar petir. Tapi anehnya petir itu justru menyambar disela-sela kaki, pintu rumah sampai rusak itu," ujarnya.
Berkat petuah dari Buyut Koda itu juga, banyak warga Balagedog yang mayoritas berprofesi sebagai petani tidak pernah takut untuk pergi ke sawah saat hujan turun.
Bahkan, banyak petani yang senang ke sawah justru saat cuaca hujan.