Persib Bandung

Cerita Dokter Tim Persib Ikut Tangani Pemain Persiraja yang Pingsan: Saya Spontan Lari ke Lapangan

Tim medis Persib sampai turun tangan untuk membantu Ramadhan hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans.

Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Hermawan Aksan
Tribunjabar.id/Ferdyan Adhy Nugraha
Dokter tim Persib Bandung, Rafi Ghani, di Graha Persib, Jalan Sulanjana No 17, Jumat (10/7/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pertandingan Persib Bandung melawan Persiraja Banda Aceh dalam lanjutan Liga 1 2021/2022 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Rabu (24/11/2021) sempat terhenti pada menit ke-85.

Penyebabnya, Ramadhan, salah satu pemain Persiraja, tak sadarkan diri setelah terkena hantaman bola yang cukup keras.

Hal ini membuat banyak orang merasa tegang sekaligus miris lantaran tim medis Persiraja tidak cukup tanggap dalam menangani Ramadhan.

Bahkan tim medis Persib sampai turun tangan untuk membantu Ramadhan hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans.

Baca juga: Jelang Lawan Persib Bandung, Ini Bocoran Kondisi Skuad Arema FC: Almeida Siapkan Komposisi Baru

Dokter tim Persib, Rafi Ghani, menceritakan kronologi kejadian tersebut.

Ketika itu, kata Rafi, tim medis Persib yang terdiri dari Benidektus Adi Prianto sebagai fisioterapi dan Iyang Mulyana selaku masseur secara spontan langsung membantu saat melihat Ramadhan tak sadarkan diri.

"Jadi saya spontanitas saya, sama-sama membantu. Meski di sana memang sudah ada tim medis dari Persiraja," ujar Rafi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (26/11/2021).

Saat berada di dekat Ramadhan, hal yang dilakukan pertama oleh Rafi adalah mengecek nadi.

Ternyata, detak nadi Ramadhan begitu cepat, yang disertai juga jantung berdebar.

"Waktu itu kesadarannya mulai menurun. Setelah itu, saya coba observasi dan saya siap-siap melakukan resusitasi jantung-paru, pompa."

"Takutnya kan jantungnya berhenti, jadi saya sudah bersiap melakukan resusitasi," katanya.

Lalu Rafi mencoba memberikan rangsangan nyeri kepada pemain bernomor punggung 25 tersebut.

Hal ini Rafi lakukan agar kesadarannya bisa kembali.

"Alhamdulillah dalam beberapa saat kesadarannya membaik. Setelah itu kami proteksi lehernya dan dilarikan ke rumah sakit untuk memastikan bagian organ perutnya tidak apa-apa karena kan benturan bolanya itu kena perutnya," ujarnya.

Baca juga: Bobotoh Cantik Sumedang Ini Ingatkan, Laga Persib vs Arema FC Sama Pentingnya dengan Lawan Persija

Di jagat media sosial, banyak orang mengkritik cara penanganan tim medis Persiraja.

Terutama ketika mengangakat perut yang menurut beberapa orang bisa membahayakan Ramadhan.

Rafi mengatakan, apa yang dilakukan oleh tim medis Persiraja tidak salah.

Justru, menurut Rafi, apa yang dilakukan medis Persiraja sudah benar.

"Dan saya membantu juga di sana sedang dibantu sama tim medis Persiraja juga."

Pemain Persiraja Banda Aceh Ramadhan saat akan diangkut ke ambulans. Pemain muda ini dibawa ke rumah sakit setelah tak sadarkan diri di laga lawan Persib Bandung.
Pemain Persiraja Banda Aceh Ramadhan saat akan diangkut ke ambulans. Pemain muda ini dibawa ke rumah sakit setelah tak sadarkan diri di laga lawan Persib Bandung. (Tribunnews/Muhammad Nursina)

"Dan saya juga itu spontanitas saja, waktu melihat perut pemain itu diangkat oleh tim medis Persiraja, atletnya kelihatan tidak bergerak."

"Jadi saya spontan saja lari untuk membantu," katanya.

Secara standard operating procedure (SOP) di Liga 1, kata Rafi, wasit akan memanggil tim medis ketika ada pemain yang membutuhkan pertolongan.

Namun, dalam beberapa kasus, termasuk saat laga Persib melawan Persiraja, tim medis bisa langsung masuk ke lapangan tanpa instruksi wasit dan pelatih.

"Sebab itu sudah harus ditangani dengan cepat," katanya.

Saat Ramadhan tergeletak dan tak sadarkan diri, Rafi sempat khawatir ada pendarahan di rongga perut.

Namun setelah diobservasi ternyata tidak ada ada.

Menurut Rafi, salah satu penyebab Ramadhan tidak sadarkan diri karena bola terlihat mengenai ulu hati.

Di sana, lanjut Rafi, terdapat bagian pernapasan, paru-paru, dan diagframa.

"Mungkin ada trauma di bagian itu dan untuk beberapa saat pemain tidak bisa bernapas dan akhirnya kesadarannya menurun," katanya.

Bagi Rafi, hal seperti yang dialami Ramadhan bukan yang pertama kali terjadi, khususnya di Persib.

Beberapa tahun lalu, I Made Wirawan dan Jendri Pitoy pun pernah pingsan saat berada di lapangan.

"Terus tahun 2018 saya juga pernah jadi dokter pendamping untuk jemaah haji, sempat ada seorang jemaah yang kena serangan jantung."

"Alhamdulillah, saya lakukan resusitasi dan alhamdulillah selamat," katanya.

"Jadi intinya, ketika menghadapi situasi seperti ini yang paling penting tidak panik, harus observasi apa yang harus kita lakukan."

"Kalau kita lihat nadinya lemah, harus langsung dilakukan resusitasi," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved