Kasus Positif Covid-19 di Eropa Naik Tajam, Masyarakat Diminta Waspada dan Tetap Jaga Prokes

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro menyebutkan perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia sejauh ini.

Editor: Ravianto
Photo by JOE KLAMAR / AFP
: Para remaja putri mengambil makan siang mereka di bawah Plague Column yang terletak di Graben, sebuah jalan di pusat kota Wina yang biasanya dipenuhi oleh banyak orang, di Wina, Austria, pada 22 November 2021. - Austria telah memasuki penguncian nasional di upaya putus asa untuk menahan infeksi virus corona yang meningkat. (Photo by JOE KLAMAR / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Indonesia diminta tetap waspada akan kemungkinan lonjakan kasus Covid-19 yang bisa saja terjadi seperti di Eropa.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro menyebutkan perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia sejauh ini.

Indonesia masih dianggap terkendali menurut Badan Organisasi Dunia atau WHO.

Semua provinsi saat ini masih dalam status level 1.

"Kasus masih ada tapi masih berada di bawah angka puncak dibandingkan Juli dan Agustus. Bersyukur juga bahwa angka kesembuhan tinggi, kematian rendah," ungkapnya pada siaran Radio Kesehatan, Selasa (23/11/2021).

Bahkan terhitung pada 20 November 2021 terhitung 8000 kasus infeksi yang dirawat dan isolasi mandiri, 5 di antaranya kasus kematian.

"Itu adalah angka terendah sejak PPKM diterapkan. Di Indonesia keterisian rumah sakit sakit masih rasional. Testing tracing terus tinggi sesuai harapan kita bersama," kata dr Reisa lagi.

Sejak pertengahan Mei, WHO telah mengeluarkan laporan kalau tingkat testing di Indonesia sudah melebihi standar.

Jika dulu satu per seribu populasi per minggu. Kini dalam dua bulan terakhir bahkan angka testing lebih empat per seribu penduduk per minggu.

Artinya per hari lebih 100.000 orang dites perhari.

Namun tidak dapat dipungkiri kasus aktif Covid-19 masih ditemukan.

Beberapa negara terutama di Eropa ada kenaikan kasus sebagai gelombang ketiga bahkan keempat.

Di antaranya seperti Swiss, Belanda, Australia, Jerman dan lainnya.

Menurut dr Reisa saat ini memang sedang terjadi lonjakan kasus luar biasa.

Selain beberapa daerah masih memiliki cakupan vaksin yang rendah, lonjakan ini juga dipengaruhi oleh musim dingin.

Di sisi lain, pelonggaran aktivitas juga sudah dilakukan tanpa prokes memadai.

"Apa lagi didominasi varian delta. Tentunya dengan kasus seperti itu, kewaspadaan tidak boleh luput. Jadi di Indonesia yang baik harus tetap dipertahankan. Jaga terus prokes kesehatannya," pungkas Reisa.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved