Breaking News

Cuaca Ekstrem Berpotensi Sampai Januari 2022, Pemprov Jabar Siaga Lewat 7 Fokus Antisipasi Bencana

BMKG memberikan peringatan bahwa musim hujan ekstrem di Jabar diprediksi berpotensi terjadi sampai Januari 2022. Gubernur Jabar Ridwan Kamil pun

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
Dok. Humas Pemprov Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau salah satu lokasi bencana alam. 

BANDUNG - BMKG memberikan peringatan bahwa musim hujan ekstrem di Jabar diprediksi berpotensi terjadi sampai Januari 2022. Gubernur Jabar Ridwan Kamil pun berharap masyarakat mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti longsor dan banjir, yang dapat dipicu cuaca ekstrem tersebut.

Ia mengatakan melalui apel siaga bencana 2021, yang digelar di depan Gedung Sate, Selasa (23/11), diharapkan dapat memberikan semangat dan penguatan bagi para pasukan yang akan bertugas di lapangan.

"Sekarang penguatan semangat dari pasukan bahwa pasukan kebencanaan sangat siap," ujar Ridwan Kamil saat memberikan pengarahan dalam apel siaga bencana tersebut.

Ada tujuh fokus utama yang ditekankan dalam apel siaga bencana tersebut. Yaitu perencanaan, pengorganisasian, dan pengujian peringatan dini, penyiapan pasokan kebutuhan dasar atau logistik, penyuluhan pelatihan tanggap darurat, penyiapan lokasi, akurasi sistem data digital, dan penyiapan sarana.

Sejumlah peralatan baru bahkan sudah disiapkan di sejumlah titik rawan bencana. Kodam III/Siliwangi juga sudah menyiapkan dapur umum canggih yang bisa mengubah air kotor menjadi air siap minum.

"Dapur umum canggih dari Kodam sudah ada melengkapi peralatan lainnya dari institusi lain," kata pria yang akrab disapa Kang Emil ini.

Ia menuturkan, di balik keindahan alam Jabar terkandung potensi bencana yang harus diwaspadai. Setiap tahun tercatat 1.500 sampai 2.000 laporan kebencanaan terjadi khususnya banjir di wilayah utara dan longsor di selatan. Bahkan sejak Oktober hingga sekarang sudah terjadi 500 bencana banjir dan longsor.

"Itulah kenapa dari Oktober kita sudah tetapkan siaga 1 karena sudah lebih dari 500 bencana, kalau dari Januari sudah lebih dari 1.000. Semoga jumlahnya makin sedikit sehingga kita bisa fokus membangun Jabar lebih baik," harap Kang Emil.

Kang Emil mengungkapkan dari 5.312 desa di Jabar, 19 di antaranya masuk kategori risiko tinggi bencana alam. Sebanyak 3.500 desa masuk risiko sedang. Mayoritas desa rawan bencana hidrologi ada di wilayah Jabar selatan khususnya Kabupaten Bogor.

"Mayoritas ada di Jabar selatan yaitu Kabupaten Bogor maka kita perlu atensi yang lebih maksimal," 

Gubernur mengatakan, sebagai langkah antisipasi Pemda Provinsi Jawa Barat sudah meminta BPBD mengawasi 19 desa tersebut. Warga yang rumahnya di sekitar bantaran sungai dan perbukitan juga terus diingatkan agar selalu waspada saat terjadi hujan.

"Perkiraan musim hujan ekstrem sampai Januari 2022, maka RT/RW dan warga harus siaga 1 terutama yang rumahnya di bantaran sungai. Saya juga sudah perintahkan BPBD agar lakukan tindakan pencegagan terukur jangan sampai menunggu korban," tuturnya.

Ia pun meminta semua warga untuk mewaspadai cuaca hujan yang lebih tinggi dan tidak biasa. Sebelumnya Gubernur sudah menetapkan status siaga 1 untuk 27 kabupaten kota di Jabar. Ia mengatakan, untuk mengantisipasi bencana akibat cuaca ekstrem tersebut pihaknya meminta aparat kewilayahan untuk menggelar apel rutin kesiapsiagaan bencana.

"Mohon apel siaga dengan muspida untuk kesiapsiagaan terhadap potensi bencana," katanya.

Kang Emil mencontohkan, peristiwa longsor di Dago Kota Bandung awal November lalu terjadi akibat curah hujan tinggi dan tak biasa. Padahal selama 50 tahun di daerah tersebut tidak pernah terjadi longsor.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved