Sosok Wanita Muda yang Mengaku Anak Jenderal Bintang Tiga TNI AD, Maki Ibu Arteria Dahlan
Arteria Dahlan yang di samping ibunya sempat diam. Dia kemudian menanyakan sosok jenderal bintang tiga TNI AD yang dimaksud si wanita muda.
Secara khusus, ia mengapresiasi langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam penanganan kasus suap dan gratifikasi Bupati Kabupaten Hulu Sungai Utara Abdul Wahid yang bermula dari OTT terhadap salah satu kepala dinas.
"Kemarin baik sekali Pak Firli, yang di-OTT itu hanya pejabat rendahan, ini kan bisa dijadikan contoh. Tapi setelah dibangun bangunan konstruksinya akhirnya yang kena Pak Bupatinya," ujar dia.
Arteria pun menegaskan, usul yang ia sampaikan itu bukan berarti dirinya menghalalkan perilaku korup dalam institusi Polri, Kejaksaan, dan Mahkamah Agung.
Ia juga menepis anggapan bahwa usulnya itu dapat menciptakan ketidakadilan di mata hukum. Menurut Arteria, tanpa adanya OTT, asas persamaan di mata hukum tetap dapat diterapkan.
"Perlakuan di mata hukumnya sama, apa, polisi bisa ditangkap, jaksa bisa ditangkap hakim bisa ditangkap, perbedaannya dengan cara menangkapnya atau melakukan penegakan hukumnya, itu bukan diskriminasi itu namanya open legal policy," ujar Arteria Dahlan.
Baca juga: Arteria Dahlan Semprot Komnas HAM: Ini Bukan LSM Punya Bapak, Komnas HAM Cuma Hadir di Isu Populer
Pernyataan Arteria ini mendapat tanggapan dari sejumlah mantan pegawai KPK.
Kritikan pertama datang dari eks penyidik senior KPK Novel Baswedan.
"Sekalian saja semua pejabat tidak boleh di-OTT agar terjaga harkat dan martabatnya. Mau korupsi atau rampok uang negara bebas. Kok bisa ya anggota DPR berpikir begitu? Belajar di mana," cuit Novel dalam akun twitter @nazaqistsha, seperti dikutip pada Jumat (19/11/2021).
Pendapat Novel tersebut membalas cuitan mantan penyelidik KPK Aulia Postiera yang menyebarluaskan pemberitaan berisi pandangan Arteria yang menyebut polisi, jaksa, dan hakim tidak seharusnya di-OTT karena mereka simbol negara di bidang penegakan hukum.
Aulia melalui akun twitter @paijodirajo menilai pandangan Arteria tersebut ngawur.
Hal itu, menurutnya, tak jauh berbeda dengan sejumlah pihak tertentu yang membangun fitnah bahwa ada taliban di KPK.
"Argumentasi-argumentasi ngawur terkait OTT ini seperti sengaja dibangun seperti saat dulu mereka membangun fitnah bahwa ada taliban di KPK yang berakibat adanya revisi UU KPK dan pemecatan pegawai dengan dalih TWK (Tes Wawasan Kebangsaan) abal-abal. Semua pejabat takut terkena OTT karena ketika tertangkap enggak bisa berkelit lagi," tulis Aulia.
Profil dan Biodata Arteria Dahlan
Arteria Dahlan merupakan seorang politikus asal PDI Perjuangan yang lahir di Jakarta, 7 Juli 1975.
Tak hanya sebagai politikus, Arteria Dahlan juga berprofesi menjadi pengacara.