Banjir Bandang di Lembang sampai Jebol Tembok Sekolah, Sekolah di Zona Rawan Bencana Boleh Tidak PTM

Sebagai antisipasi jangka pendek terjadinya kembali banjir, kata Suhendiana, mereka berencana membuat saluran air sementara agar airnya tidak kembali

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
Kondisi SMAN 1 Lembang setelah diterjang banjir. 

"Silakan ambil kebijakan masing-masing, sesuai dengan hasil kajian. Kalau memang rawan jangan laksanakan PTM, laksanakan saja pembelajaran jarak jauh," ujarnya saat dihubungi Tribun Jabar, Minggu (14/11).

Ia juga meminta, sekolah yang berpotensi tinggi terdampak banjir dan longsor untuk segera melaporkan ke Dinas Pendidikan supaya bisa segera ditindaklanjuti.

"Misalnya di sekolahnya itu ada tebing-tebing yang belum di-TPT, itu bisa dilaporkan ke kami, nanti akan kami langsung cek dan dilakukan penanganan antisipasi longsor," kata Dadang.

Menurut Dadang, sejauh ini pihaknya belum mendata sekolah mana saja yang masuk di daerah rawan bencana tersebut. Kendati demikian, pihaknya sudah mendapat laporan ada 10 sekolah yang rawan terdampak bencana alam tersebut.

"Datanya belum ada, tetapi kami sudah mendapat beberapa laporan, kurang lebih sudah ada 10 laporan," ucapnya.

Untuk sekolah yang berada di daerah rawan bencana tersebut, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran terkait antisipasi penanganan banjir dan longsor selama musim hujan dan cuaca ekstrem ini.

"Edarannya pihak sekolah harus membersihkan gorong-gorong atau saluran air yang ada di dekat sekolah. Terus juga harus mengontrol kondisi bangunan, sehingga kalau sekiranya berisiko, yasudah jalankan saja PJJ," ujar Dadang.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD KBB, Duddy Prabowo mengatakan, hanya empat kecamatan di KBB yang memiliki tingkat kerawanan rendah terhadap banjir dan longsor.

"Dari total 16 kecamatan di KBB, 11 kecamatan punya potensi longsor dan banjir dengan indeks risiko tinggi," ujarnya.

Faktor yang membuat kecamatan-kecamatan itu rawan longsor, kata Deddy, karena tingkat kemiringannya rata-rata mencapai 25 hingga 30 derajat. Selain itu, kondisi tanahnya labil dan tidak memiliki akar rambatan sehingga sangat rapuh ketika digerus air.

Kerawanan banjir bandang, kata Duddy, terjadi karena masih banyaknya drainase di ke-11 kecamatan itu yang tidak berfungsi optimal, sehingga saat turun hujan deras, airnya meluap ke jalan hingga pemukiman warga.

"Jadi untuk warga-warga di kecamatan itu, diminta waspada terutama ketika turun hujan karena dikhawatirkan terjadi pergerakan tanah apalagi saat hujan deras," kata Duddy.

Banjir Bandang(hilman kamaludin)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved