Istimewanya Sirkuit Mandalika, Pakai Aspal yang Hanya Dipakai di Empat Sirkuit di Dunia
Di luar insiden unboxing ilegal sepeda motor Ducati, Sirkuit Mandalika di Nusa Tenggara Barat, tetaplah "monumen" membanggakan bagi Indonesia.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Di luar insiden unboxing ilegal sepeda motor Ducati, Sirkuit Mandalika di Nusa Tenggara Barat, tetaplah "monumen" membanggakan bagi Indonesia.
Selain akan dipakai untuk balapan MotoGP tahun depan, sirkuit ini memakai aspal yang tak semua sirkuit di dunia menggunakannya.
Melansir unggahan akun Instagram Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Pertamina Mandalika International Street Circuit bisa dibilang sebagai sirkuit yang teknologinya paling maju di dunia.
Yakni stone mastic asphalt (SMA).
Merupakan campuran aspal yang digunakan untuk melapisi permukaan atas aspal.
Tujuannya, memperkuat struktur lapisan permukaan dengan prinsip kontak stone by stone. Sehingga volume aspal yang dipergunakan pun menjadi kecil.
Saat ini baru ada tiga sirkuit dengan teknologi SMA yaitu Silverstone di Inggris, Yas Marina di Abu Dhabi, dan Phillip Island di Australia.
Jadi, Sirkuit Mandalika menambah daftarnya menjadi yang keempat di dunia.
Direktur Kontruksi dan Pengembangan dari Mandalika Grand Prix Associaton (MGPA), Dwianto Eko Wiryanto, menyampaikan, tidak semua sirkuit di dunia menggunakan campuran SMA.
Karena satu di antara jenis aspal campuran ini terbilang baru mulai digunakan pada tahun 2014-2015.
"Dengan tipe aspal stone mastic asphalt (SMA), memberikan makro tekstur yang lebih baik buat pebalap," katanya dalam konferensi virtual yang dikutip Kompas.com, September 2021.
SMA memiliki daya penetrasi yang tinggi, sehingga pebalap tidak mudah terjatuh saat terjadi wet race atau jalan licin akibat air hujan.
Selain itu, memberikan grip yang baik dan pada saat yang sama memberikan resistensi yang baik saat pebalap melakukan pengereman.
"Seakan-akan pada saat mereka akselerasi itu mendapat gripnya dan saat deselerasi mereka juga bisa mengontrol motornya dengan baik," ujarnya.
Dia menuturkan, lapisan terakhir aspal ini juga menggunakan teknologi SMA yaitu mengutamakan perekatan batu dengan kadar aspal yang tidak terlalu banyak.
SMA mengandalkan batu.
Karena batu campuran aspalnya sedikit, sehingga sirkuit membutuhkan tipe aspal yang punya performa tinggi.
"Jadi kami di sini menggunakan performance grade 82, karena sebelumnya paling tinggi hanya 76," tandas Dwi.
Head of Operation–Sporting MGPA, Dyan Dilato, menjelaskan, aspal ini termasuk mewah, terdiri atas empat kontur yang berbeda.
“Partikel dari SMA ini tidak terlalu rapat maupun jarang, jadi sirkuit yang terbaru diharapkan memakai aspal ini," ujar Dyan di Mandalika, pada Oktober.
Jika dilihat secara detail, permukaan aspal sangat rata, kerekatan antarpartikel pun tidak berdempetan, sehingga tidak ada yang menumpuk.
"Dengan memakai SMA, kita bisa membuat biaya perawatan lebih rendah dan tidak perlu resurface (pelapisan ulang) lima tahun ke depan," ucapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hanya Digunakan di 4 Sirkuit Dunia, Ini Teknologi Aspal Sirkuit Mandalika", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/properti/read/2021/11/14/190138221/hanya-digunakan-di-4-sirkuit-dunia-ini-teknologi-aspal-sirkuit?page=all#page2.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/jokowi-motor-custom-mandalika.jpg)