Kasus Demam Berdarah di Sumedang Mulai Meningkat, Sudah 5 Orang yang Meninggal Akibat DBD
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir telah menerbitkan surat edaran untuk peningkatan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di 26 kecamatan.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Ravianto
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Tren kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dilaporkan terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunJabar.id dari Dinas Kesehatan Sumedang, tercatat ada 517 kasus dengan lima kasus kematian.
"Sejak Januari hingga Oktober 2021 sudah ada 517 kasus DBD. Dari jumlah kasus itu, lima orang pasien dinyatakan meninggal dunia, " ucap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sumedang, Aep Dadang Hamdani saat dikonfirmasi, Jumat (12/11/2021).
Aep menyebutkan, penyebaran kasus DBD di Kabupaten Sumedang terjadi di hampir seluruh kecamatan.
"Iya, hampir seluruh kecamatan ada kasus DBD, namun kasus kematian akibat gigitan nyamuk tersebut ada di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Buahdua, dan Kecamatan Sumedang Utara," kata Aep, menambahkan.
Untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sumedang, kata Aep, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir telah menerbitkan surat edaran untuk peningkatan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di 26 kecamatan.
"Pak Bupati sudah mengeluarkan surat edaran agar masyarakat untuk waspada dan melakukan 3M (menguras, menutup, dan mendaur ulang), plus satu rumah satu jumantik,” kata dia.
Aep mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah secara rutin, terutama tempat penampungan air. Sebab, kata Aep, hal
itu bisa menjadi sarang nyamuk.
"Penyakit DBD itu terjadi karena perilaku hidup masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungannya. Masyarakat harus meningkatkan pola hidup bersih dan sehat, " tuturnya