Aliran Sungai Citanduy Ditutup, Dialihkan ke Terowongan Kembar 1.080 Meter Bendungan Leuwikeris
Aliran air sungai Citanduy yang menjadi batas alam Ciamis dan Tasikmalaya tersebut dialihkan ke dua buah terowongan masing-masing 1.080 meter
Penulis: Andri M Dani | Editor: Darajat Arianto
Laporan wartawan Tribunjabar.id, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Tepat pukul 10.00 Jumat (12/11) ditandai dengan sirine yang meraung-raung, aliran air Sungai Citanduy ditutup.
Aliran air sungai yang menjadi batas alam Ciamis dan Tasikmalaya tersebut dialihkan ke dua buah terowongan masing-masing sepanjang 1.080 meter yang berada di bawah tebing setinggi 80 meter tersebut.
Kedua terowongan tersebut berada di Dusun Guha Desa Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, Ciamis.
Pengalihan aliran sungai (river diversion) secara simbolis didahului dengan penekanan tombol sirinenya dilakukan Wabup Ciamis Yana D Putra, Walikota Banjar Hj Ade Uu Sukaesih, Wabup Tasikmalaya dan pejabat yang mewakili Walikota Tasikmalaya, pejabat dari Ditjen Sumberdaya Air KemenPUPR, Eko Winar Irianto, Kepala BBWS Bambang Hidayat ME, satker Bendungan Leuwikeris Budi Prasetyo dan pejabat lainnya.
Pengalihan aliran Sungai Citanduy ke dua terowongan terpanjang di Indonesia tersebut merupakan progres baru tahapan pembangunan Bendungan Leuwikeris.
Ini sebagai pertanda dimulainya pembangunan bangunan utama bendungan (main dam).
“Dengan ditutupnya Sungai Citanduy, dan dialihkannya aliran Sungai Citanduy ke dua terowongan yang berada di bawah kita berdiri ini. Pertanda dimulainya pembangunan bangunan utama bendungan (main dam),” ujar Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, Bambang Hidayat ME dalam sambutannya.
Selama dilaksanakannnya pembangunan bangunan utama bendungan (maindam) tersebut menurut Bambang, aliran air Sungai Citanduy dialihkan ke terowongan kembali (inlet 1 dan inlet 2).
Bila nanti pembangunan maindam selesai, terowongan akan ditutup untuk selamanya. Dan sejak itu, yakni pada tahun 2023, penggenangan (inpounding) dilakukan dan dilanjutkan dengan pembangunan jaringan.
“Pembangunan bendungan ditargetkan selesai tahun 2023,” katanya.
Pembangunan Bendungan Leuwikeris dimulai dengan penandatangan kontrak kerja pada November 2016 dan pekerjaan fisik dimulai tahun 2017. Dan target selesai tahun 2023.
Kendalikan Banjir di Ciamis Selatan
Bendungan Leuwikeris memiliki areal genangan seluas 242 hektare dengan daya tampung air sebanyak 81 juta meter kubik.
Menurut Bambang Hidayat, air dari Bendungan Leuwikeris tersebut nanti akan menjadi suplai air irigasi untuk persawahan di Kota Banjar, Ciamis Selatan dan Cilacap dengan total luas sawah mencapai 11.200 hektare.
Fungsi lain dari Bendungan Leuwikeris adalah sebagai sumber air baku penyediaan air bersih untuk Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.
Juga sebagai sumber pembangkita tenaga listrik dengan kapasitas 20 Megawatt.
Hal yang paling penting adalah untuk pengendalian banjir yang biasa terjadi di wilayah Ciamis Selatan, Kota Banjar dan Cilacap Barat setiap musim hujan. Terutama mereduksi banjir siklus lima tahun, 10 tahun maupun 20 tahun.
Juga potensi sebagai daerah wisata, olahraga air dan perikanan.
Dari 5 miliar meter kubik kapasitas air Sungai Citanduy tidak seluruhnya hanyut ke laut tiap tahun, tetapi ada yang tergenang di Bendungan Leuwikeris yang bisa mengendalikan banjir tetapi juga akan menggerakan potensi ekonomi.
Menurut pejabat dari Ditjen Sumberdaya Air Kementerian PUPR, Eko Winar Irianto menyebutkan selama lima tahun ini ada 61 bendungan yang dibangun di Indonesia sebagai proyek strategis nasional.
“Sebanyak 22 bendungan sudah selesai dibangun dan sudah berfungsi. Sedangkan 39 bendungan lainnya masih dalam progres pembangunan. Termasuk Bendungan Leuwikeris ini yang diharapkan tahun 2023 nanti sudah selesai pembangunannya dan berfungsi secaar optimal. Dengan dialihkannya aliran Sungai Citanduy ke kedua terowongan ini menjadi salah satu kunci kelancaran pembangunan bangunan utama bendungan (main dam),” ujar Eko Winar Irianto.
Sementara itu Wabup Ciamis Yana D Putra, menyebutkan bila pembangunan kontruksi bendungan Leuwikeris selesai dan berfungsi tahun 2023 nanti, 11.200 hektare sawah di Ciamis Selatan akan memanfaatkan air irigasinya.
Yakni irigasi Lakbok Utara (luas areal cakupan 6.600 hektare) dan irigasi Lakbok Selatan (4.600 hektare). “Lakbok dan Purwadadi merupakan daerah lumbung padi Ciamis,” ujar Wabup Yana D Putra. (*)
