Gibran Ceritakan Lagi Kisahnya saat Hilang di Gunung Guntur, Sempat Duduk Melamun di Atas Batu
Muhammad Gibran Arrasyid pendaki yang hilang di Gunung Guntur kembali menceritakan kisahnya melalui vlog yang diunggah pada 25 Oktober 2021.
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Muhammad Gibran Arrasyid pendaki yang hilang di Gunung Guntur kembali menceritakan kisahnya melalui vlog yang diunggah pada 25 Oktober 2021.
Gibran kini aktif sebagai Youtuber setelah melewati masa sulit sebagai remaja hilang di Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat.
Dalam vlog di kanal Youtube Gibran Adventure, Gibran menjelaskan hal edukatif yang berkaitan tentang mendaki gunung.

Awalnya, obrolan itu dimulai dari rekannya yang memancing Gibran untuk memberikan penjelasan detil tentang pengalaman hilang gunung.
Gibran mengaku sempat jatuh saat hendak mendaki tebing. Kemudian, ia sempat pingsan.
Ia pun akhirnya duduk melamun di atas batu yang berada di sekitar air terjun, Curug Cikoneng.
Di saat itulah, ia ditemukan oleh juru kunci Gunung Guntur.
Muhammad Gibran mengaku, saat ditemukan ia dalam kondisi sadar, jadi tidak ditemukan dalam keadaan tidak sadar.
"Bukan dibangunkan karena Abang sudah sadar," kata pria yang berdiri di samping Gibran.
Pria itu juga menjelaskan, Gibran kala itu ternyata sempat tidak bisa membuka mulut.
Hal itu disebabkan Gibran yang bertahan hidup selama hilang meminum air yang ternyata mengandung belerang.
Air itu tak lain adalah air yang berada di Curug Cikoneng.
"Cuma mulutnya enggak bisa dibuka karena kebanyakan minum air belerang yang ada di Curug Cikoneng," katanya.
Gibran langsung menegaskan ia meminum air Curug Cikoneng untuk bertahan hidup di sana.
Namun, air curug yang mengandung belerang itu ternyata bisa menyebabkan dehidrasi.
"Jika kita minum air belerang itu bisa lebih dari dehidrasi, bisa menimbulkan dehidrasi," kata pria yang berada dalam vlog Gibran.
Namun, Gibran mengaku dia bisa tetap bertahan.
Ia juga menekankan, saat di gunung itu memang memerlukan air untuk bisa diminum. Berikut ini video selengkapnya.
Kenapa Gibran Mengalami Hal Mistis?
Kejadian buruk yang menimpa Muhammad Gibran Arrasyid di Gunung Guntur viral di media sosial, termasuk cerita horornya.
Gibran adalah remaja yang sempat hilang di Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat. Ia baru ditemukan setelah enam hari menghilang.
Gibran ditemukan kuncen Gunung Guntur di sebuah air terjun di kawasan pegununangan tersebut.
Remaja ini pertama kali ditemukan di Curug Cikoneng. Ia pun langsung diselamatkan dan dibawa pulang.
Namun, Gibran membawa cerita horor yang menakutkan. Ia mengaku melihat penampakan aneh-aneh selama terjebak di gunung.
Gibran mengatakan, melihat lima sosok berpakaian putih yang menawarkan makanan dan minuman.
Kemudian, penampakan lain adalah sosok perempuan yang menawarkan Gibran menikahi ratu di Gunung Guntur.
Seperti yang dilaporkan wartawan Tribunjabar.id dari Garut, Gibran merasa menyadari dirinya berada di dunia lain.
Selama enam hari menghilang, pendaki hilang di Gunung Guntur ini tidak merasakan ada malam hari.
Namun, ia merasa sadar dan bertekad untuk bisa kembali pulang ke rumah.
Ia mengaku, kala itu sempat mendengar teriakan orang yang memanggil-manggil namanya.
"Sebenarnya saya sadar selama hilang, saya sadar, jadi kalau disebutkan saya ditemukan tiba-tiba muncul itu salah, saya udah dengar teriakan orang yang pertama kali menemukan saya," katanya.
Kejadian yang dialami Gibran, bisa jadi tidak aneh bagi orang-orang yang sering mendengar cerita horor hilang di gunung.
Berbagai pengalaman mistis naik gunung ini bahkan banyak diberitakan media nasional.
Misalnya, cerita horor seorang pendaki Gunung Abo, Sulawesi Suletan yang sempat hilang di gunung tersebut. Ia adalah Bau Arifah alias Eva.
Setelah ditemukan di celah tebing yang sempit, ia menceritakan, kerap tiba-tiba berganti-ganti gua setelah bangun tidur.
Hal itu terjadi ketika dia tertidur, saat bangun ia sudah berada di gua berbeda dari sebelumnya.
Kemudian, ada juga cerita horor rombongan pendaki Gunung Arjuno yang tiba-tiba mendengar suara gamelan saat istirahat di dalam tenda.
Kemudian, mereka juga melihat sosok tinggi dan gelap setinggi pohon saat melintas di dekat sungai.
Selain itu, ada juga kisah viral pendaki Gunung Lawu yang menceritakan cerita horor naik gunung di Youtube yang dikutip sejumlah media nasional.
Pria bernama Faiz mengaku, melihat sosok putih bermuka rata saat berteduh di sebuah pohon rindang.
Melihat penampakan aneh hingga mendengar suara aneh saat naik gunung, bisa terjadi pada siapa pun yang sedang mendaki gunung.
Berdasarkan penjelasan ilmiahnya seperti yang dilansir dari Kompas.com, suara-suara aneh bisa terdengar ketika posisi seseorang berada semakin tinggi di sebuah gunung.
Menurut Dr Hermann Burgger, pimpinan Institute of Mountain Emergency Medicine di Eurac Research Italy, atmosfer dan ketinggian gunung bisa membuat orang mengalami fase 'gila' sesaat.
Dalam hal ini, orang tersebut bisa jadi mengalami psikosis yaitu suatu kondisi yang sulit membedakan mana kenyataan dan mana halusinasi.
Kondisi ini membuat orang tersebut tidak sadar atas apa yang dialaminya.
Kemudian, para ahli juga menyebut, orang yang mendengar suara aneh di gunung bisa jadi karena mengalami kekurangan oksigen.
Kadar oksigen semakin sedikit ketika posisi orang di gunung semakin tinggi sehingga menyebabkan aliran darah menuju otak berkurang.
Akibatnya, orang tersebut bisa kehilangan fokus, bahkan berhalusinasi. Kondisi ini biasanya disebut sebagai penyakit ketinggian atau altitude sickness.
Lalu kenapa bisa lihat penampakan di gunung seperti makhluk gaib atau tak kasat mata?
Dari artikel yang berbeda, Kompas.com sempat memuat penjelasan ilmiah dari Joe Nickell, peneliti senior Komite Penyelidikan Skeptis.
Orang yang mengaku melihat makhluk gaib atau hantu memang tidak aneh.
Pengalaman melihat penampakan bisa jadi karena kondisi tubuh kurang prima, seperti kelelahan.
Saat sedang lelah, otak dapat menghasilkan ilusi dari penampakan hantu.
Oleh karena itu, orang yang sedang lelah dapat dikatakan rentan untuk melihat penampakan tersebut.
"Ini tipuan mata. Kelopak mata Anda akan berkedut dan memicu munculnya gambaran asing sesaat. Ini seperti eksposur ganda kamera, hanya sesaat," kata Nickell.
Sementara itu, Dominic Ffytche dari Institute of Psychiatru pernah menyatakan, orang yang mengaku bisa melihat hantu bisa jadi karena otak berusaha keras memahami penurunan informasi dari saraf optik.
Saat otak tidak mendapatkan informasi apapun, organ tersebut bisa menganggur. Akibatnya, otak dapat menghasilkan gambar apapun.
"(Penampakan hantu) hanya sesuatu yang berhubungan dengan otak," katanya.
Kondisi-kondisi media medis seperti ini bisa saja terjadi pada para pendaki gunung yang kekuatan fisiknya terkuras selama bertahan hidup di ketinggian.
Namun, apa yang terjadi pada para pendaki yang mengalami kejadian horor, seperti Gibran juga bisa saja menglami pareidolia jika dilihat dari sisi psikologis.
Seperti yang dijelaskan Psikolog dari Universitas Padjadjaran, Aulia Iskandarsyah berdasarkan laporan wartawan Tribunjabar.id dari Kota Bandung.
Ia menyatakan, kondisi ini membuat seseorang memiliki kecenderungan melihat berbagai hal samar-samar menjadi sesuatu yang memiliki bentuk tertentu.
"Inilah yang kemudian menerangkan hal-hal yang dilihat pada orang-orang yang melaporkan telah alami pengalaman paranormal," katanya.
Aulia menyoroti, pengalaman horor yang dialami Muhammad Gibran Arrasyid juga bisa karena post traumatic stress.
Kondisi itu memungkinkan seseorang mengingat peristiwa yang dialami menjadi kabur, tidak utuh, atau bisa saja ada kesalahan dalam urutan dan kejelasan peristiwanya.
Biasanya kondisi ini terjadi karena seseorang mengalami kejadian yang menakutkan, dahsyat, dan menimbulkan traumatik.
Setelah ditemukan di Gunung Guntur pada 24 September lalu, Gibran memang sempat trauma.
Namun, lambat laun ia sudah tidak takut lagi setelah melakukan trauma healing.
"Sudah tidak takut, ya sudah berdamai, kalo dulu awal-awal liat gunung masih takut," ujarnya.
Pada prosesnya, ia menghilangkan rasa takutnya melalui cara mendaki ke bukit-bukit kecil.
Akhirnya, ia pun mampu melepas traumanya dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kini, ia pun siap jika harus mendaki lagi ke Gunung Guntur.
"Saya sudah siap, nanti jika ada kesempatan lagi saya akan naik lagi ke sana. Saat ini gimana izin dari orang tua aja, soalnya harus ditemenin," katanya.
Terlepas dari semua itu, cerita horor Gibran sampai saat ini masih viral dan menjadi perbincangan di media sosial.
Walaupun sempat mengalami kejadian mengerikan karena hilang di Gunung Guntur, remaja berusia 14 tahun itu justru populer di sekolah.
Ia bahkan kerap diminta foto bareng. Selain itu, Gibran juga eksis menjadi bintang tamu sederet Youtuber yang menggali pengalamannya sebagai pendaki hilang di Gunung Guntur.
Kini, bahkan ada kabar terbaru yang mengejutkan, kisah remaja yang hilang di Gunung Guntur itu akan diproduksi dalam sebuah film.
Dalam laporan wartawan Tribunjabar.id dari Garut pada Sabtu (30/10/2021), Gibran sudah tanda tangan kontrak dengan rumah produksinya.
"Kami bersama Gibran sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan itu. Kami bersyukur semoga kisah Gibran ini banyak memberi manfaat, terutama kami selalu menekankan soal pelestarian alam yang ada di Garut khususnya," kata ibunda Gibran, Wini Winarti.