Keluarga Korban Tenggelam di Pantai Karapyak Tidak Ingin Pulang, Pilih Menunggu Sampai Tujuh Hari
Orang tua Usamah, Adi Hadiyanto menyampaikan dalam pencarian anaknya Ia bersama istrinya akan menunggu hingga tujuh hari.
Penulis: Padna | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Putra satu satunya menjadi korban tenggelam di Pantai Karapyak, orang tua menunggu sampai tujuh hari. Korban bernama Muhamad Usamah Salahudin (13) putra satu satunya dari pasangan Adi Hadiyanto (39) dan Wati (35) warga Kelurahan/Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa barat.
Korban yang biasa disapa Usamah tersebut terseret arus saat bermain air laut bersama satu saudaranya di Pantai Karapyak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa barat, pada Minggu (31/10/2021) sekitar pukul 13:30 WIB.
Orang tua Usamah, Adi Hadiyanto menyampaikan dalam pencarian anaknya Ia bersama istrinya akan menunggu hingga tujuh hari.
Baca juga: Pencarian Remaja Tenggelam di Pantai Karapyak Masih Nihil, Tim SAR Beri Pesan Ini Ke Keluarga
"Selama pencarian, kita gak pulang dan gak mau pulang. Kalau ikhlas, kita sudah mengikhlaskan dia hidup ataupun meninggal," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id di pantai Karapyak, Kamis (4/11/2021) siang.
Tapi disini (pantai Karapyak), Ia bersama istrinya memaksimalkan untuk menunggu pencarian anaknya hingga tujuh hari.
"Kalau anak saya masih gak ketemu berarti sudah sampai disitu, saya ikhlas dan kita melanjutkan kehidupan lagi," ucapnya.
Baca juga: Tim SAR Hadapi Kendala Cari Korban Tenggelam di Pantai Karapyak Pangandaran, Dilanjutkan Hari Ini
Kemudian saat menengok keluarga korban yang masih menunggu pencarian anaknya di Pantai Karapyak, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata utarakan belasungkawanya.
"Memang daerah ini tidak gampang ditangani jika terjadi insiden. Kami, dari pemerintah daerah ikut berbelasungkawa," kata Jeje saat bersama orang tua Usamah.
Menurutnya, ini merupakan kejadian laka laut yang kedua kalinya.
Baca juga: Anak Tenggelam di Laut Pantai Lambau Sukabumi Ditemukan, Posisi 100 Meter dari Titik Awal
"Makanya saya tutup itu, karena kejadian sudah ada dua artinya harus ada penanganan yang ekstra (di obwis pantai Karapyak)," ucapnya.
"Selain itu, kita juga sedang berduka, dan kedua tentu kita ingin dikordinasikan, dievaluasi langkah - langkah apa yang harus dilakukan sehingga nanti pengamanan di kita (obwis Pantai Karapyak) lebih bagus."
Jeje mengungkapkan, Ia tidak ingin kejadian insiden di Citumang kemudian terjadi lagi di pantai Karapyak.
"Kita kan, punya pengalaman di Citumang, sekarang (Citumang) sudah 5 tahun zero insiden, Pangandaran selalu zero insiden, dan kita ingin disini (obwis Pantai Karapyak) juga zero insiden," ujarnya.