Viral, Guru Panggul Siswa Demi Dapat Sinyal, Panjat Dinding hingga Laptop Ditempatkan di Atas
Geser sedikit sinyal hilang. Mungkin itu yang dirasakan guru dan siswa di Nusa Tenggara Timur (NTT).
TRIBUNJABAR.ID - Geser sedikit sinyal hilang. Mungkin itu yang dirasakan guru dan siswa di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Internet bagia sebagian orang sudah menjadi bagian sehari-hari.
Tapi masih banyak wiayah di Indonesia yang belum merasakan kemudahan mengakses internet.
Baca juga: Viral Video Asusila Sepasang Remaja, Keduanya Pakai Seragam Sekolah, Pemeran dan Penyebar Diamankan
Beredar di media sosial, seorang guru rela menggendong siswa demu mendapat sinyal.
Jagat media sosial baru saja diramaikan oleh potret pilu guru di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Guru tersebut memakai baju putih yang dipadukan dengan celana berwarna gelap.
Ia menghadap ke pojok ruangan sambil memanggul seorang murid sekolah dasar.
Murid tersebut dipanggul sembari memegang laptop yang menyala.
Belakangan diketahui aksi itu dilakukan demi mendapatkan sinyal untuk mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
Dilansir TribunStyle.com dari Kompas.com, asesmen nasional merupakan evaluasi yang dilakukan pemerintah untuk pemetaan mutu sistem pendidikan pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah.

Evaluasi itu dilakukan menggunakan instrumen asesmen kompetensi minimun, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
Sementara ANBK merupakan asesmen yang menggunakan komputer secara daring dan semidaring sebagai media untuk menampilkan dan menjawab soal.
Ketidakstabilan sinyal membuat guru di NTT tersebut mencari cara agar proses ANBK berjalan lancar.
Ia pun akhirnya rela memanggul siswanya.
"Kisah pilu di SD Langgo Satarmese kabupaten Manggarai, akibat signal yang tidak menentu," tulis akun @nttupdate seperti dikutip TribunStyle.com pada Kamis, 21 Oktober 2021.
Selain memanggul siswa, ada pula potret guru yang berjuang mencari sinyal hingga memanjat dinding.
Guru itu memanjat dinding sambil memegang laptop.
"Gurunya mengisi survey lingkungan belajar dan siswanya mengikuti ANBK," lanjutnya.
"Semoga ada perhatian dari pemerintah. Jauh dari pusat ibu kota negara, mereka tetap semangat dalam melaksanakan program pemerintah," tandasnya.
Perjuangan guru dan siswa di NTT itu pun mendapat sorotan dari netter.
Banyak yang prihatin sekaligus terharu.
Tak sedikit pula yang memilih memberikan semangat.
Sejumlah netter juga langsung me-mention akun Instagram Presiden Joko Widodo dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
@rand******* - Tetap semangat
@kupa****** - Luar Biasa, The Real Hero...hormat untuk para guru yang di tengah ketebatasan namun tetap SEMANGAT
@ant*************** - Mirisnya
@nou******* - Terharu...semangat pak guru Tuhan berkati selalu
Guru Dilantik Jadi Kepala Sekolah tapi Sekolahnya Tidak Ada
Hal aneh terjadi di Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Kisah ini menimpa RDBA, seorang guru di sana.
Dia dilantik menjadi kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecil Warukapas.
Namun pelantikan itu justru memantik atensi karena ternyata sekolah tempat RDBA bertugas tak ada.
Hal itu diungkapkan oleh anak kandung RDBA, Azam Alfarizi Wonggo, di akun Instagram @azamwonggo.
"Yang menjadi masalah di sini, sekolah tersebut tidak ada sama sekali di daerah Warukapas, Kecamatan Dimembe, Minahasa Utara. Sudah dikonfirmasi langsung ke Hukum Tua Desa Warukapas," tulis Azam Alfarizi Wonggo.
Saat dihubungi melalui pesan singkat, Azam membenarkan bahwa postingan itu adalah miliknya.
Menurut Azam, setelah kejadian itu sang ibu dan keluarga protes.
Pihak keluarga mencoba mencari penjelasan dari pihak terkait.
Tanggapan Dinas Pendidikan Minahasa Utara
Kepala Dinas Pendidikan Minahasa Utara, Olfy Kalengkongan, menjelaskan, pelantikan RDBA benar adanya.
Namun, soal status sekolah tempat bertugas RDBA, Olfy mengaku masih melakukan koordinasi dengan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP).
"Barusan berkoordinasi dengan BKPP. Akan ditelaah dan direvisi," ucapnya, Rabu (29/9/2021) siang.
Sementara itu, menurut Azam, ibunya sempat mengonfirmasi ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Minahasa Utara.
Namun, RDBA mengaku menerima jawaban yang mengejutkan.
BKD mengaku baru mengetahui bahwa sekolah itu tidak ada keberadaannya.
Akibatnya, RGBA harus menunggu dua hingga tiga bulan ke depan untuk pelantikan selanjutnya.
Puluhan tahun mengabdi
Azam membenarkan, dia memposting peristiwa yang dialami ibu kandungnya itu di akun Instagramnya, @azamwonggo.
Hal itu, menurut Azam, sebagai langkah untuk membantu ibunya mendapatkan keadilan.
"Kami keluarga menuntut keadilan, karena menurut kami ini adalah suatu penghinaan kepada seorang guru dan kami meminta kepada pemerintah untuk segera memproses pihak-pihak yang terkait dengan kejadian ini," ujar Azam dalam postingannya.
Menurutnya, sang ibu sudah berjuang dan mengabdikan sebagian besar hidupnya di dunia pendidikan.
Lalu, syarat sebagai kepala sekolah pun sudah dipenuhi ibunya.
Di akun Instagram, Azam bahkan mengunggah suasana pelantikan ibunya itu.
"Berbicara tentang syarat dan tanggung jawab, ibu saya sudah memenuhi syarat, ibu saya sudah berbakti selama 35 tahun dan lulusan Sarjana Golongan IV A/Pembina. Dan selalu mengajar di kelas enam selama 30 tahun lamanya, dan lima tahun di kelas satu," sebutnya.
Dalam akun Instagram, Azam menuliskan sebagai berikut:
Selamat Malam Warga Sulawesi Utara saya, Azam Alfarizi Wonggo.
Sedikit cerita dari saya tentang ibu saya tadi malam.
Ceritanya Ibu saya ditelpon untuk mengikuti pelantikan sekaligus pengangkatan sumpah kepala sekolah baru di JG Center Minahasa Utara.
Pada malam itu (Senin 27 September 2021) Sebelum mendapat panggilan untuk dilantik, ibu saya diberitahukan untuk memasukkan berkas sebagai syarat untuk menjadi kepala sekolah.
Namun, sementara pelantikan berlangsung nama ibu saya dibaca sebagai kepala sekolah di SD Negeri Kecil Warukapas.
Yang menjadi masalah di sini, sekolah tersebut tidak ada sama sekali di daerah Warukapas kec. Dimembe, Kab. Minahasa Utara (sudah dikonfirmasi langsung ke Hukum Tua desa Warukapas).
Kemudian, tadi pagi (Selasa, 28 September-2021) ibu saya pergi ke BKD (Badan Kepegawaian Daerah Minahasa Utara) untuk mengkonfirmasi hal tersebut, tetapi jawabannya sangat miris.
Mereka mengatakan bahwa mereka saja baru mengetahui bahwa sekolah itu tidak ada keberadaanya.
Dan lanjutnya, ibu saya harus menunggu 2-3 bulan kedepan untuk pelantikan selanjutnya.
Pertanyaannya "SIAPA YANG MENCIPTAKAN NAMA SEKOLAH TERSEBUT? ADA APA DENGAN PEMERINTAH? ADA APA DENGAN BKD?
Berbicara tentang syarat dan tanggung jawab, ibu saya sudah memenuhi syarat, ibu saya sudah berbakti selama 35 tahun dan lulusan sarjana golongan IV A/Pembina. dan selalu mengajar di kelas 6 selama 30 tahun lamanya, dan 5 tahun di kelas 1 (tentunya tidak diragukan lagi ilmunya).
Kami keluarga menuntut keadilan, karena menurut kami ini adalah suatu penghinaan kepada seorang guru dan kami meminta kepada pemerintah untuk segera memproses pihak-pihak yang terkait dengan kejadian ini.
Terimakasih, mohon bantuan teman teman untuk memviralkan berita ini.
Klabat, 28 September 2021
dari kami anak-anak. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul VIRAL Guru di NTT, Rela Memanggul Siswa hingga Panjat Dinding Demi Dapat Sinyal, Ini Potret Pilunya