Kisah Singkat Perjalanan Hidup Nabi Muhammad SAW, Mulai dari Lahir Menjalankan Kenabian sampai Wafat
Hal yang menarik untuk diteladani dari sosok Nabi Muhamamd SAW adalah perjalanan hidupnya, mulai dari lahir hingga wafatnya. Berikut kisah singkatnya
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID - Setiap memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tak ada salahnya jika kita kembali mengulas kisah kelahirannya.
Sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa besar bagi umat manusia.
Beliau merupakan tokoh penting dalam sejarah agama Islam serta paling berpengaruh di dunia.
Ia merupakan suri tauladan bagi umat manusia menuntut pada jalan kehidupan yang dianugerahkan Allah SWT.
Sebagai utusan, Nabi penutup dan penyempurna ajaran Allah SWT, beliau menyerukan seluruh umat manusia agar beribadah kepada Allah SWT.
Baca juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Detik-detik Menjelang Kelahirannya, Banyak Peristiwa Menakjubkan Terjadi
Seperti para nabi sebelumnya, Ia mendapatkan wahyu dan mukjizat luar biasa berupa kitab suci Al Quran yang kini menjadi pedoman bagi umat manusia.
Selain itu, yang tak kalah menarik untuk diteladani darinya juga adalah perjalanan hidupnya, mulai dari lahir hingga wafatnya.
Berikut ini Tribunjabar.id rangkum kisah singkat perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, dilansir dari zakat.or.id.
Kelahiran
Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun Gajah di mana tahun itu pasukan gajah dipimpin Abrahah Habsyah berusaha merobohkan Kabah.
Namun dengan kebesaran-Nya, Allah SWT menghentikan pasukan tersebut dengan mengirim burung-burung ababil.
Burung-burung tersebut menjatuhkan batu-batu yang membawa wabah penyakit.
Sebagaimana gambaran kisah tersebut dijelaskan dalam Al Quran Surat Al Fil yang berarti pasukan gajah.
Pada tahun itulah Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah dan dibesarkan yatim.

Ayahanda Nabi, Abdullah wafat sebelum beliau dilahirkan.
Beberapa tahun setelah Nabi Muhammad dibesarkan, sang ibunda, Aminah pun wafat sehingga Nabi kemudian dibesarkan sang kakek, Abdullah Muthalib.
Sayangnya, setelah dua tahun dibesarkan sang kakek, Nabi Muhammad SAW kembali ditinggal wafat saat beliu berusia 8 tahun.
Kemudian, Nabi mulai diasuh oleh pamannya bernama Abu Thalib yang berprofesi sebagai pedagang.
Bersama Abu Thalib, Nabi berkembang dan tumbuh. Kebutuhan sehari-harinya pun tercukupi.
Dalam pertumbuhannya, Nabi Muhammad SAW sudah dikaruniai beberapa keistimewaan.
Wajahnya bersih dan terang bersinar mengalahkan sinar bulan.
Itulah tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang telah menandakan kenabian pada Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir.
Baca juga: Shalawat dan Doa-doa yang dapat Dibaca Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW, Lengkap Beserta Artinya
Mendapatkan Wahyu Pertama
Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama lewat mimpi di mana beliau dihampiri Malaikat Jibril.
Lalu, ia pun menyendiri di Gua Hira tepat di sebelah atas Jabal Nur.
Malaikat Jibril pun datang kepada Nabi Muhammad SAW menurunkan wahyu pertama dengan membawakan surat Al ‘Alaq.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(QS. Al-‘Alaq, 1-4)
Berdakwah secara Sembunyi-sembunyi
Setelah mendapatkan wahyu pertama tersebut, Nabi kemudian melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi.
Inilah langkah pertama Nabi Muhammad SAW menyiarkan Islam kepada keluarga terdekatnya terlebih dahulu.
Di sana Nabi mendapatkan pengikut pertamanya, di antaranya Khadijah, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal bin Rabah.
Berdakwah secara terang-terangan
Setelah beberapa tahun berdakwah secara sembunyi-sembunyi, Allah SWT kemudian menuruntkan perintah mulai berdakwah secara terang-terangan.
Perintah ini diturunkan sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al Hijr : 94.
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ
Artinya:
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”
Dalam dakwahnya, satu di antara ibadah yang mulai disyiarkan adalah zakat yang mulai diwajibkan pada kedua hijriah.
Pada saat Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah beserta kaum muhajirin (orang Islam Quraisy) mereka dihadapkan dengan usaha penghidupan di tempat baru.
Hal ini karena tidak semua di antara mereka berkecukupan dan memiliki perbekalan harta, kecuali Usman bin Affan.
Setelah kondisi kaum muslimin sudah sejahtera, pada tahun kedua hijriah diberlakukan kewajiban zakat.
Nabi Muhammad SAW langsung mengutus Muadz bin Jabal menjdi Qadli di Yaman.
“Sampaikan bahwa Allah telah mewajibkan zakat kepada harta benda mereka, yang dipungut dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang-orang miskin di antara mereka,”
Pada zaman Rasulullah SAW harta benda yang dizakati di antaranya seperti binatang ternak seperti kambing, sapi, unta, kemudian barang berharga seperti emas dan perak, selanjutnya tumbuh-tumbuhan seperti syair (jelai), gandum, anggur kering (kismis), serta kurma.
Namun berkembang jenisnya sejalan dengan sifat perkembangan pada harta atau sifat penerimaan untuk diperkembangkan pada harta itu sendiri, yang dinamakan “illat” sehingga ditetapkan hukum zakat.
Prinsip zakat yang diajarkan Rasulullah SAW mengajarkan berbagi dan kepedulian.
Oleh sebab itu zakat harus mampu menumbuhkan rasa empati serta saling mendukung terhadap sesama muslim.
Dengan kata lain, zakat harus mampu mengubah kehidupan masyarakat, khususnya umat muslim.
Baca juga: Inilah Hikmah dan Keutamaan Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Berikut Hukum Memperingatinya
Selain zakat, pada zaman Rasulullah SAW juga dilaksanakan kurvab saat melakukan haji Wada di Mina.
Pada saat itu Rasulullah SAW menyembelih 100 ekor unta. Beliau menyembelih sendiri sebanyak 63 ekor unta, sementara sisanya disembelih oleh Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah. Seluruh hewan kurban tersebut disembelih setelah Shalat Idul Adha. (QS. Al-Hajj [22]: 36)
Dalam surah Al-Hajj [22] ayat 36 tersebut dijelaskan tentang jenis hewan yang dijadikan kurban, tujuan dari berkurban, cara menyembelih hewan kurban, waktu memakan daging kurban, dan orang-orang yang dapat memakan daging kurban.
Demikian dengan zakat dan kurban, penghidupan umat muslim saat itu pun sejahtera.
Peristiwa Isra Miraj
Pada tahun kesebelas kenabian, terjadi peristiwa menyedihkan dialami Nabi Muhammad SAW.
Pada tahun itu, Rasulullah SAW kembali ditinggal wafat oleh dua orang terkasihnya, yakni sang paman, Abu Thalib dan istri tercinta Khadijah.
Setelah peristiwa itu, Allah SWT mengutus Malaikat mendampingi Rasul melakukan Isra Miraj.
Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa atau yang disebut Isra.
Setelah itu, Rasulullah melakukan perjalanan kembali dari Masjidi Aqsa ke langit ke tujuh atau disebut Miraj.
Di sanalah, Rasulullah mendapatkan perintah salat lima waktu yang wajib dikerjakan umat Islam.
Baca juga: Sejarah Isra Miraj, Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Bumi ke Langit dan Perintah Shalat Lima Waktu
Wafat
Pada saat inilah terjadi peristiwa menyedihkan Nabi Muhammad SAW wafat.
Saat itu Abu Bakar sedang tidak di Madinah namun ia diberitahu mendatangi rumah Aisyah.
Kemudian beliau mengucapkan,
“Ketahuilah, barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad kini telah mati, dan barangsiapa menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah tetap senantiasa hidup tidak akan pernah mati.”
Kemudian beliau membacakan firman Allah SWT,
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
Artinya:
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).”
(QS. Az-Zumar: 30)
Demikian itulah kisah singkat perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW yang harus diketahui umat muslim.