Persib Bandung

Pengamat Khawatir Aksi Unjuk Rasa Bobotoh Malah Berpotensi Hentikan Liga 1 2021/2022

Bukan soal mundur atau tidaknya Robert Alberts, melainkan dampak dari unjuk rasa yang terjadi sejak Minggu (10/10/2021) sore hingga tengah malam terse

Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Ferdyan
Unjukrasa bobotoh di kantor PT Persib Bandung Bermartabat Minggu (10/10/2021). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Unjuk rasa bobotoh menuntut Pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts mundur dari jabatannya bisa jadi bumerang.

Bukan soal mundur atau tidaknya Robert Alberts, melainkan dampak dari unjuk rasa yang terjadi sejak Minggu (10/10/2021) sore hingga tengah malam tersebut.

Aksi unjuk rasa ini memang membuat Jalan Sulanjana dimana menjadi macet.

Hingga malam hari ratusan bobotoh yang berunjuk rasa untuk bertemu manajemen Persib Bandung masih bertahan di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Minggu (10/10/2021).
Hingga malam hari ratusan bobotoh yang berunjuk rasa untuk bertemu manajemen Persib Bandung masih bertahan di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Minggu (10/10/2021). (TRIBUNJABAR.ID/FERDYAN ADHY NUGRAHA)

Para bobotoh juga berunjuk rasa dengan mengabaikan protokol kesehatan, yakni tidak menjaga jarak meski banyak yang mengenakan masker.

Unjuk rasa inilah yang membuat pengamat khawatir jika kompetisi Liga 1 2021/2022 akan dihentikan.

Sebelum kompetisi dimulai, PSSI memang sudah memberi peringatan kepada klub-klub kontestan Liga 1 2021.

Seperti diketahui, suporter juga masuk dalam catatan penting dari pihak kepolisian yang kini masih memantau Liga 1 2021 dari tiga laga awal.

Meski demikian, Ketum PSSI Mochamad Iriawan, meyakini suporter bisa membantu mensukseskan Liga 1 2021 dengan komitmen nonton di rumah saja dan tidak mengadakan nonton bareng.

“Sudah disampaikan dalam manager meeting kemarin kepada klub. Saya yakin suporter, para pemimpin suporter komit dengan kami, tidak ada nonton stadion, tidak ada pergerakan,” kata Iriawan, 24 Agustus 2021 lalu.

“Kalau klub melanggar begitu berat. Mereka komit betul-betul menjaga bubble to bubble semacam karantina. Apalagi sekarang mereka mengerti sanksinya begitu berat dari pemerintah bila terjadi pelanggaran prokes,” jelas Iriawan.

Aksi bobotoh berkumpul dan berunjuk rasa tanpa menjaga jarak ini dikhawatirkan menimbulkan sanksi dari PSSI.

Pengamat Khawatir

Pengamat sepakbola Bandung, Eko Noer Kristiyanto, akrab disapa Eko Maung, menyebut, aksi bobotoh tersebut gagal menyentuh hal-hal prinsipil.

"Sayang sekali energi besar dari bobotoh tidak terarah dan gagal menyentuh hal-hal prinsipil," kata Eko Maung saat dihubungi Tribun pada Minggu (10/10/2021).

Menurutnya, hal itu tidak lepas dari lemahnya kepemimpinan di suporter Persib. Dia mengakui bahwa itu karena krisis kepemimpinan di elemen suporter.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved