Persib Bandung
BERITA PERSIB SIANG: Kantongi 18 Kartu Kuning, Robert Alberts Sebut Timnya tidak Bermain Kotor
Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, merasa kurang puas dengan banyaknya pemain yang harus menerima kartu kuning.
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, merasa kurang puas dengan banyaknya pemain yang harus menerima kartu kuning.
Di seri pertama, para pemain Maung Bandung itu sudah mengantongi 18 kartu kuning.
Nick Kuipers, Ardi Idrus, dan Marc Klok menjadi pemain yang paling banyak menerima kartu kuning, yakni tiga.
Bahkan Ardi dan Klok harus absen pada laga kontra Bhayangkara FC, Sabtu (16/10/2021).
Baca juga: UPDATE PERSIB: Di Seri I Target Meleset 4 Poin, Ini Target Robert di Seri II, tak Ada Uji Coba
Kuipers sudah menjalani hukuman akumulasi kartu kuning pada saat jumpa PSM Makassar di seri pertama.
"Saya bisa katakan, saya tidak setuju dengan banyaknya kartu kuning yang kami dapatkan."
"Kami tidak pantas menerima kartu kuning."
"Kami bukan tim yang bermain kotor."
"Kami juga sudah menganalisis melalui video dan menurut saya itu keputusan yang salah," ujar Robert dalam wawancara virtual, Kamis (7/10/2021).
Baca juga: BERITA POPULER PERSIB: Robert Alberts Bawa 25 Pemain, Menetap di Yogyakarta, Berangkat Tanggal Ini
Di pertandingan seri kedua nanti, Robert meminta kepada anak asuhnya untuk tidak terlalu memikirkan adanya kemungkinan terkena kartu kuning.
Sebab, kata dia, hal itu justru akan membuat pemain menjadi bermain tidak maksimal.
"Kami lebih berpikir mengenai kenapa kami menerima kartu yang seharusnya tidak kami dapatkan."
"Tapi jika menerima kartu kuning yang layak, kami tidak masalah karena itu bagian dari permainan sepak bola," katanya.
Di samping itu, Persib menjadi tim yang paling sedikit kebobolan hingga seri pertama bersama Bhayangkara FC dan Arema FC.
Persib sampai saat ini baru kebobolan empat gol dari enam pertandingan.
Meski demikian, Robert menilai masih ada yang harus diperbaiki oleh barisan pertahanannya, terutama antisipasi umpan panjang ke wilayah pertahanan Persib.
"Karena itu mengakibatkan terciptanya dua gol dari dua laga yang seharusnya bisa kami menangkan."
"Jadi kami ingin membenahi itu," ucapnya.
Dalam evaluasi yang dilakukan sepanjang seri pertama lalu, antisipasi umpan panjang menjadi salah satu poin yang akan diperbaiki selain penyelesaian akhir.
Hal ini diharapkan bakal segera terselesaikan di seri kedua nanti.
"Lalu agresivitas ketika bermain, bukan untuk mendapat kartu kuning, tapi memenangi duel dan mendapat bola."
"Jadi kemasukan empat gol adalah catatan yang bagus," katanya.
Selain itu, Robert mengungkapkan bahwa ada fakta menarik jika sebuah tim ingin menjadi juara dalam suatu kompetisi.
Menurutnya, banyak tim yang menjadi juara tapi perolehan jumlah golnya tidak terlalu banyak.
"Tim yang menjadi juara tidak selalu merupakan tim yang mencetak gol paling banyak, tapi juga tim yang kebobolan paling sedikit,"katanya.
Menurutnya, tim yang menjadi juara lebih sering menang dengan skor 1-0 atau 2-1, bukan mencetak lima sampai enam gol d setiap perandingan."
"Jadi, hal yang tak kalah penting adalah bagaimana cara membuat tidak kebobolan."
"Kami sudah melakukan itu di pertahanan, kekurangan kami hanya di bagian penyerangan supaya bisa mengubah skor 0-0 menjadi 1-0, 1-1 menjadi 2-1."
"Itu bagian yang harus kami bisa atasi," katanya.
"Dari sudut pandang pertahanan, kami tidak bermasalah."
"Namun jika tidak bisa mencetak gol, tekanan lebih dirasa oleh pemain bertahan," ujarnya. (*)