Ustaz di Sukabumi Tak Pakai Baju saat Pengajian Disebut jadi Waliyullah, MUI Tanggapi Begini
Meskipun telah menutupi pusar dan lutut, sikap yang ditunjukkan ustaz Encep menyalahi aturan ketika saat beribadah tidak menutupi seluruh aurat
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Seli Andina Miranti

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat akhirnya buka suara menanggapi adanya ustaz tidak pakai baju saat pengajian yang viral disebut sebagai Waliyullah yang dilantik Nabi Khidir dan Nyi Roro Kidul.
Ketua MUI Kabupaten Sukabumi, KH A. Oman Komarudin mengatakan, hak itu di luar kebiasaan dan pihaknya tidak menerima dengan sikap Ustaz Encep Jenal Muttaqin, pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ikhlas Leuwi Cagak II di Kampung Lewi Cagak RT 05 RW 02, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, yang tidak berbusana saat pengajian dan beribadah.
"Jadi begini itu di luar kebiasaan dia tidak berbusana lengkap dan memang kata gurunya katanya, kata gurunya harus seperti itu. Dan memang kalau mengaku wali itu sesuatu yang salah, sebab kewalian itu dirahasiakan oleh Allah, memang wali ada cuma siapa orangnya tidak ada yang tahu, kecuali harus wali lagi yang tahu, jadi itu ya. Jadi bagi MUI memang itu sudah diluar kebiasaan dan kami tidak menerima apalagi sampai mengaku sebagai wali, cuma katanya pak Encep sendiri gak mengaku katanya," ujarnya via telepon, Senin (4/10/2021).
Baca juga: Fakta Ustaz di Sukabumi Disebut Waliyullah, dari Jaminan Masuk Surga sampai Kesaksian Ustaz Encep
Menurutnya, meskipun telah menutupi pusar dan lutut, sikap yang ditunjukkan ustaz Encep menyalahi aturan ketika saat beribadah tidak menutupi seluruh aurat yang telah ditentukan dalam syarat salat.
"Kalau itu kan diantara salah satu syarat salat itu harus menutupi aurat ya, ya ini kemudian seperti itu sudah jelas menyalahi aturan Islam, aturan dalam salat terutama, kalau mandi lain masalah gitu ya. Jadi kami MUI sangat-sangat tidak setuju lah dengan keadaan ustaz Encep itu, kalau beribadah ya jelas itu sudah tidak sah, itu kan harus tertutupi aurat, dalam istilah fiqih itu disebut syarat," ucapnya.
"Dalam salat itu ada syarat ada rukun, kalau syarat itu harus terpenuhi dari awal sampai akhir seperti menutupi aurat, menghadap kiblat, itu kan termasuk syarat, berbeda dengan rukun, kalau rukun itu punya tempat-tempat tersendiri, seperti baca fatihah, ruku seperti itu. Kalau syarat dari awal sampai akhir harus terpenuhi, itu syarat. Kalau memang ustaz Encep seperti itu, itu sudah menyalahi aturan fiqih juga," jelasnya.
Oman mengatakan, MUI mau bertemu langsung dan berbincang secara langsung dengan Ustaz Encep untuk mengetahui motifnya berprilaku seperti itu.
"Ya kami mungkin nanti kapan-kapan ingin bertemu, ingin langsung ngobrol dengan dia itu, apa memang ada motif tertentu atau bagaimana gitu," katanya.
Tidak Terima Dituding Mengaku Waliyullah Dilantik Nabi Khidir dan Nyi Roro Kidul
Pada Minggu (3/10/2021) Ustaz Encep Jenal Muttaqin, pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ikhlas Leuwi Cagak II ini membantah dirinya mengaku sebagai Waliyullah yang dilantik Nabi Khidir dan Nyi Roro Kidul.
Ustaz Encep mengatakan, perilakunya yang tidak memakai baju atau setengah telanjang itu merupakan perintah gurunya. Dan ia menegaskan tidak pernah mengaku sebagai wali.
Baca juga: Ustaz Mengaku Jadi Waliyullah Dilantik Nabi Khidir & Nyi Roro Kidul Beri Klarifikasi, Ini Katanya
"Saya gak memakai baju ini udah berjalan sudah tiga bulan, ini atas perintah guru dan yang disuruh oleh guru kami yang dari Jawa Timur mohon maaf cuma saya sendiri, saya gak tahu alasannya apa karena saya gak berani menanyakan, karena saya warga Nahdliyin dididik taat di pesantren untuk taat kepada sang guru, ya saya sendiri gak berani menanyakan alasannya apa (untuk tidak pakai baju, red)," ujar Ustaz Encep.
Menurutnya, kebiasaan aneh itu bukan pertama kali dilakukan, ia mengaku sudah bertahun-tahun menjalankan kebiasaan yang membuat orang aneh.
"Karena bukan cuma kali ini, saya berjalan bertahun-tahun dari mulai di pinggir pantai ganti busana seperti busana arab, dan akhirnya sampai sekarang saya gak pakai baju, ini udah beberapa tahapan," jelasnya.
Melapor ke Polisi
Ustaz Encep pun melaporkan pria dalam pesan suara yang menyebutnya sebagai waliyullah dilantik oleh Nabi Khidir dan Nyi Roro Kidul ke Polres Sukabumi.
Ia mengatakan, dirinya dibantu oleh GP Ansor dalam proses pelaporan pria dalam pesan suara yang menudingnya sebagai waliyullah.
"Makanya sampai saat ini saya pun bingung karena belum pernah ketemu dengan orang itu, klarifikasi langsung engga dan saya pun akhirnya karena dibawah ini ricuh, dari jamaah, mau ginilah mau gitulah, akhirnya karena acara ini dinaungi oleh Nahdlatul Ulama sama GP Ansor Kecamatan Surade, makanya konfirmasi dengan GP Ansor, GP Ansor siap membackup untuk badan hukum dan apapun, akhirnya lari ke Polres, udah ditangani, udah bikin LP," jelasnya.*