Mural dan Sketching di Perkotaan Bisa Jadi Peluang Menarik Untuk Tingkatkan Kunjungan Wisatawan
Banyak potensi yang dapat dimaksimalkan dalam industri pariwisata, salah satunya adalah urban tourism melalui adalah mural dan sketching di perkotaan.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Era digitalisasi membuat generasi masa kini lebih tertarik untuk berlibur ke kota yang memiliki lokasi menarik untuk dijadikan konten dalam media sosialnya.
Di tangan para generasi masa kini, sebuah unggahan konten yang dibuat dan diunggah memiliki potensi yang cukup tinggi untuk membuat daerah tersebut ramai untuk dikunjungi.
Banyak potensi yang dapat dimaksimalkan dalam industri pariwisata, salah satunya adalah urban tourism, dimana potensi yang bisa dimaksimalkan adalah mural dan sketching di perkotaan.
Ketua Komunitas Mural Bandung, Alga Indria mengatakan, mural dapat menjadi salah satu peluang yang menarik dalam wisata perkotaan.
Menurutnya, mural bukan hanya sekedar menggambar di dinding tapi juga untuk memberikan rasa kepemilikan dari masyarakat melalui wisata perkotaan.
"Urban Eco-Wellness Tourism sebagai kegiatan kepariwisataan yang memanfaatkan fasilitas pendukung kota di dalam kawasan. Pemanfaatan ruang publik ini dapat digunakan kegiatan wisata di perkotaan," kata Alga dalam webinar Unpad Tourism Day 2021, Senin (27/9/2021).
Ia memberikan contoh karya mural yang menjadi daya tarik wisata di Bandung adalah Kampung Cibunut di Jalan Cibunut, Kebon Pisang.
Dalam pembuatan mural ini, Alga pun berpartisipasi dengan membuat mural di 9 RT dalam satu RW di kawasan tersebut.
"Setiap RT di sana memiliki tematik yang berbeda, sehingga jika ada wisatawan yang baru kesana mudah untuk diarahkan," ucapnya.
Viralnya Kampung Cibunut ini dikatakan Alga karena adanya video yang ramai di media sosial.
Hal ini justru menjadi sebuah promosi dengan cara yang baru untuk meningkatkan keinginan wisatawan berlibur ke daerah tersebut.
Selain mural, ada juga sketsa yang muncul sebagai cara berekspresi lain selain foto.
Ketua Komunitias Bandung Sketchwalk, Muhammad Thamrin mengakui sketching menjadi salah satu cara untuk mendokumentasikan bangunan menarik di berbagai kota.
"Di Kota Bandung banyak ruang publik yang mengundang kami untuk menikmati melalui sketsa. Keliling taman bersama murid-murid sekolah berkebutuhan khusus untuk menikmati taman dalam bentuk sketsa," ujar Thamrin.
Thamrin melihat potensi pariwisata melalui urban sketch bisa dimunculkan melalui menggambar bersama di ruang publik.
Hal ini pun terbukti dengan konsistensi Bandung Sketchwalk yang selalu melakukan kegiatan menggambar bersama sejak 2013 lalu.
"Dengan menggambar lain dengan foto, keterlibatan kita lebih dalam karena melihat objek lebih lama, sehingga kepedulian dan kecintaan itu akan muncul dengan sendirinya," kata Thamrin.
Namun, karena adanya pandemi Covid-19, Bandung Sketchwalk yang menjadi tuan rumah Asialink Sketchwalk 2020 akhirnya dibatalkan.
"Harusnya Bandung menjadi Asialink Sketchwalk yang diadakan sebelumnya di Bangkok, Kuching, Taichung dan Hanoi. Akibat pandemi kita mundur dan dengan sangat menyesal kita batalkan," ucapnya.
Sementara itu Unpad Tourism Day (UTD) 2021 merupakan perayaan tahunan dari Magister Pariwisata Berkelanjutan Universitas Padjadjaran.
Kaprodi MPB, Evi Novianti mengatakan,tema UTD saat ini sebagai kebangkitan pariwisata dalam menyongsong Hari Pariwisata Internasional yang diperingati setiap hari 27 September.
"Kami berpartisipasi untuk mengenalkan agar tidak takut berwisata dan berkreasi di tengah pandemi. Sebagai salah satu stakeholder pariwisata, acara ini menjadi upaya untuk membangkitkan pariwisata di Indonesia," kata Evi. (*)