Jika Konsisten Gencarkan Vaksinasi, Ini Lima Daerah di Jabar yang Pertama Akan Capai Herd Immunity
Terdapat lima daerah di Jabar yang paling cepat mengejar target dan diprediksi akan menjadi lima daerah pertama di Jabar yang mengalami herd immunity.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mengejar herd immunity atau kekebalan kelompok yang diharapkan tuntas pada Desember 2021.
Terdapat lima daerah di Jabar yang paling cepat mengejar target tersebut sehingga diprediksi akan menjadi lima daerah pertama di Jabar yang mengalami herd immunity.
Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Covid-19 Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan rata-rata penyutikan vaksin di Jawa Barat terus meningkat.
Yang dulu hanya di sekitar 194 ribu dosis per hari, saat ini mencapai di 311 ribu dosis per hari.
"Memang capaian tertinggi di tanggal 28 Agustus mencapai 434 ribu," katanya melalui ponsel, Minggu (26/9/2021).
Jika konsistensi pemberian vaksin tersebut bisa terjaga, katanya, maka akan ada lima kota dan kabupaten di Jabar yang akan segera menuntaskan vaksinasi lebih dulu, pada 11 Desember 2021.
"Lima daerah itu, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Bogor, dan Kota Banjar, kemudian Kabupaten Sumedang," katanya.
Sebaliknya, terdapat tiga kabupaten yang pemberian vaksinnya lebih banyak memakan waktu. Jika tidak ada peningkatan, herd immunity di tiga kabupaten ini baru terbentuk pada tahun 2023.
Baca juga: Anak-anak Bandung Tak Takut Jarum Suntik, Ikut Vaksinasi : Aku Ingin ke Mall dan Ketemu Teman-teman
"Tapi ada tiga kabupaten yang kalau tidak ditingkatkan vaksinasinya maka akan selesai di tahun 2023. Di antaranya Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Ciamis," katanya.
Karena itu, ke depan selain ada kesamaan target vaksin, pihaknya pun telah merumuskan untuk menemukan kesamaan petugas vaksiniator dan kesamaan perencanaan per bulan dalam vaksinasi.
Misalnya, dengan membebani bidan maupun perawat yang membuka praktek di luar jam kerja, atau jam 16.00 ke atas untuk turut menyuntikan vaksin kepada masyarakat Jabar.
"Jadi kalau dihitung ada 12.500 bidan praktek yang ada di seluruh Jabar, kalau kita bebani di sekitar 30 orang per hari yang mereka sanggupi, otomatis sudah menimbulkan peningkatan harian," katanya.
Ia mengatakan pemerintah pun getol melakukan berbagai kegiatan gebyar vaksin menuju target 32 juta jiwa tervaksinasi. Hal ini dilakukan di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung, Sabtu (25/9/2021).
"Memang kalau disabilitas umur 25 tahun ke bawah itu berada di SLB, tapi ada juga difabel yang di atas umur 25 tahun itu di bawah kementerian atau dinas sosial," ujar Dedi.
Dia menambahkan, selain melakukan vaksinasi di titik penyuntikan yang berada di SLB, pihaknya pun melakukan upaya jemput bola dengan mendatangkan vaksinator untuk mengunjungi disabilitas dari rumah ke rumah.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Kota Cirebon Capai 69 Persen, Kadinkes: Ada Warga Kabupaten Cirebon
Mengingat disabilitas itu ada yang kaitannya dengan fisik dan ada juga yang kaitannya dengan mental intelektual.
"Tapi alhamdulillah sudah selesai hari ini, bahkan di Tasikmalaya itu kekurangan vaksin sekitar di 7 ribu yang dari difabel," katanya.
Khusus untuk disabilitas, Dedi mengaku, Jawa Barat mendapatkan 121 ribu dosis vaksin yang artinya untuk 61 ribu disabilitas. Sedangkan jumlah disabilitas di sekitar 30 ribu.
Vaksinasi untuk disabilitas di Jawa Barat sudah melebihi target yang ditetapkan. Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat mencatat per 23 September 2021 capaian vaksinasi dosis pertama 61.438 dosis atau sekitar 101,01 persen.
Pemda Provinsi Jawa Barat sendiri menargetkan 60.824 penyandang disabilitas divaksin dua kali dosis. Stok vaksin yang disediakan sebanyak 121.288 dosis.
Demikian dikatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat mendampingi Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Angkie Yudistia dalam acara Gebyar Vaksinasi bagi penyandang Disabilitas Jabar di SLB Negeri Cicendo, Kota Bandung, Sabtu (25/9/2021).
"Saya laporkan tugas sudah dilaksanakan dengan baik. Kita sudah melebihi target, izinkan kami subsidi silang yang kurang di sini kita ambil dari mana yang penting semua mendapatkan vaksinasi dengan lengkap," kata Ridwan Kamil.
Secara keseluruhan, kata Ridwan Kamil, capaian vaksinasi Jawa Barat per tanggal 24 September 2021 mencapai 21.658.726 dosis vaksin yang sudah disuntikkan. Kecepatan rata-rata harian vaksinasi juga kini menjadi yang tertinggi di Indonesia dengan 311.011 dosis per hari.
Sementara itu, Jawa Tengah 250.487 dosis per hari, Jawa Timur 219.043 dosis per hari. Sedangkan DKI Jakarta 62.031 dosis per hari, kemudian Banten 77.129 dosis per hari, dan Sumatera Utara 70.649 dosis per hari.
"Jawa Barat sendiri sudah 21,6 juta dosis disuntikan. Jadi kalau pakai jumlah dosis, Jawa Barat itu paling banyak se-Indonesia, per hari ini, harian kami itu 311.000 per hari. Itu juga tertinggi se-Indonesia, jadi saya juga agak tenang selama," kata pria yang kerap disapa Kang Emil.
Baca juga: Ribuan Ibu yang Sedang Berbadan Dua Diburu Pemkot Cirebon, Jadi Sasaran Vaksinasi Covid-19
Ridwan Kamil pun berharap Pemerintah Pusat bisa mengirim ke Jabar 15 juta dosis vaksin setiap bulannya. Sehingga, target 37,9 juta warga Jabar divaksin akhir di Desember 2021 bisa tercapai.
"Pemerintah Pusat tolong agar Jawa Barat dikasih 15 juta dosis per bulan. Harusnya di sisa waktu Oktober, November, Desember tugas bisa selesai asal jangan macet," kata Ridwan Kamil
Sementara itu, Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Angkie Yudistia menyambut baik capaian vaksinasi khusus disabilitas di Jabar.
Secara keseluruhan vaksin yang disiapkan untuk penyandang disabilitas di Indonesia adalah 450.000 dosis yang merupakan jenis Sinopharm.
Jawa Barat, kata dia, mendapatkan alokasi vaksin disabilitasnya sebanyak target sasaran 60.824 atau 121.648 dosis. Untuk dosis satu ini melebihi target sebanyak 101 persen untuk dosis satu.
Untuk Kota Bandung mendapatkan alokasi 13.755 dan sudah 100 persen realisasinya untuk dosis pertama.
Menurutnya, vaksinasi untuk penyandang disabilitas menjadi tantangan yang sangat luar biasa kelompok masyarakat ini memiliki tingkat tinggi. Angkie bahkan mengungkapkan sempat kehilangan harapan penyandang disabilitas dapat mencapai kekebalan komunal.
"Jujur vaksinasi ini tantangan yang sangat luar biasa khususnya untuk penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas memiliki kerentanan yang sangat luar biasa dengan ragam disabilitas yang sangat beragam," kata Angkie.
Akses yang dimiliki sangat terbatas dan juga banyak misinformasi tentang vaksin yang sangat banyak. "Banyak teman-teman disabilitas yang tidak terlalu banyak informasi untuk divaksin, bingung gimana divaksin," katanya.