Sisi Lain Gibran Sang Pendaki Ditemukan, Kuncen Ungkap 3 Pantangan saat di Gunung Guntur

Gunung Guntur merupakan gunung kedua tertinggi di Kabupaten Garut setelah Gunung Cikuray. Ada 3 pantangan bagi yang hendak kesana.

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Mega Nugraha
Tribun Jabar / Sidqi Al Gifari
Ade Leji (55) kuncen Gunung Guntur membeberkan detik-detik Muhammad Gibran Arrasyid pertama kali ditemukan. 

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Gunung Guntur merupakan gunung kedua tertinggi di Kabupaten Garut setelah Gunung Cikuray.

Gunung Guntur berada di ketinggian 2.229 MDPL dan Gunung Cikuray 2.821 MDPL.
Mayoritas area di Gunung Guntur berstatus cagar alam.

Gunung yang disebut-sebut sebagai miniaturnya Gunung Semeru itu memiliki banyak kisah tersendiri.

Kisah tersebut dimulai dari hilangnya tiga orang pendaki dalam kurun waktu 12 tahun terakhir.

Namun ke tiga pendaki tersebut berhasil ditemukan dengan ceritanya sendiri. Seperti kisah Gibran (14), seorang pendaki remaja yang pernah hilang enam pada Minggu 19 September dan ditemukam pada 24 September dengan selamat.

Ade Loji (55) kuncen Gunung Guntur sebut ada tiga pantangan yang tidak boleh dilanggar para pendaki Gunung Guntur.

Baca juga: Gibran Diajak ke Rumah Makhluk Gaib di Gunung Guntur, Saat Diikuti, Bocah Itu Jatuh dan Ditemukan

"Tidak boleh bersiul, tidak boleh memainkan suling dan tidak boleh menanyakan jalan," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar.id, Sabtu (25/9/2021).

Ade menjelaskan selain pantangan tersebut terdapat tempat yang tidak boleh didatangi pendaki yakni Curug Sawer.

Tempat tersebut menurutnya memiliki medan yang terjal dan berbahaya jika dilalui oleh pendaki.

"Bahaya tebingnya beratus meter, penunggunya juga ganas, namanya Mbah Derwak," ucapnya.

Ade Leji merupakan orang yang pertama kali menemukan Muhammad Gibran Arrasyid, pendaki hilang di Gunung Guntur selama enam hari.

Muhammad Gibran Arrasyid (14), pendaki yang sempat hilang di Gunung Guntur akhirnya ditemukan pada Jumat (24/9/2021) sekitar pukul 16.30.
Muhammad Gibran Arrasyid (14), pendaki yang sempat hilang di Gunung Guntur akhirnya ditemukan pada Jumat (24/9/2021) sekitar pukul 16.30. (TribunJabar.id/Sidqi Al Ghifari)

Menurut pengakuannya, Gibran ditemukan di Curug Cikoneng.

"Sudah tiga kali ada yang hilang di Guntur, tapi alhamdulillah semua atas kehendak Allah mereka bisa ditemukan selamat," ucapnya.

Sejak tahun 1979, Gunung Guntur sudah ditetapkan statusnya menjadi cagar alam oleh Kementrian Pertanian dengan SK 170/KptsUm/3/1979.

Lalu, pada tahun 1990, diadakan perluasan cagar alam dengan SK 110/Kpts-II/1990. Terakhir, pada tahun 1994, penetapan ini diperbaharui lagi oleh Kementrian Kehutanan dengan SK 433/Kpts-II/1994. Walau begitu, Gunung Guntur tetap menjadi bagian dari Cagar Alam Kamojang hingga saat ini.

Gibran Ditemukan

Sehari sebelum kuncen Gunung Guntur berangkat  ke Gunung Guntur membantu pencarian Gibran, Ade mengaku mendapat pertanda Gibran akan ditemukan. 

"Saya berangkat hari Jumat pukul tiga sore, sendirian karena saya tidak boleh berangkat dengan banyak orang, nanti susah ketemu," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar.id di kediamannya di Desa Pasawahan, Sabtu (25/9/2021) petang. 

Lokasi yang ia tuju adalah Curug Cikoneng, sebuah air terjun kecil yang memiliki ketinggian hampir 100 meter.  Di tempat itu Ade mengaku mendapat pertanda bahwa Gibran ada di gua kecil di air terjun tersebut. 

"Di lokasi itu saya langsung melakukan tawasul dan berserah diri kepada Allah, lalu saya tancapkan paku bumi ke batu di curug itu," ungkapnya. 

Tidak lama setelah dirinya membenamkan paku bumi itu, Ade kemudian melihat Gibran yang perlahan mulai menampakan diri. 

Menurutnya, saat itu, Gibran masih tidak bisa bicara dan terlihat linglung. 

"Saya tepuk pundaknya, Gibran kata saya, dia kemudian sadar. Langsung saya beri makan dan saya tanya-tanya, dia bilang kok saya ada disini," ungkapnya. 

Ade menjelaskan Gibran tersadar saat mendengar teriakan dirinya yang terus memanggilnya.  Saat itu ia coba menghubungi relawan namun tidak berhasil karena tidak ada sinyal lantaran berada di lembah Curug Cikoneng

Ade pun kemudian menggendong Gibran seorang diri menaiki tebing. 

"Saya merangkak-rangkak menaiki tebing, Gibran saya pangkon," ucap Ade. 

Saat mendapati sinyal, Ade pun langsung menghubungi keluarganya. 

"Saya telpon keluarga saya, tolong sampaikan ke tim pencari Gibran sudah ketemu," ujarnya. 

Ade sempat mengabadikan momen saat dirinya hendak membenamkan paku bumi di sebuah batu yang menempel di Curug Cikoneng

Saat diwawancarai, Ade memperlihatkan paku bumi yang ia gunakan untuk menemukan Gibran. Paku bumi tersebut berupa paku berwarna emas bertuliskan arab dengan panjang 7 cm. 

Dari foto yang diperlihatkan Ade ke Tribunjabar. id diketahui rincian waktu saat dirinya menyelamatkan Gibran, menunjukan pukul 16.40 WIB.

Gibran Diajak Main ke Rumah Makhluk Gaib Gunung Guntur

Gibran menceritakan keadaanya selama berada di Gunung Guntur seorang diri termasuk bertemu dengan sosok makhluk halus. Selain itu ia juga mengaku selalu diajak main ke rumah makhluk gaib tersebut, namun ia kembali menolak ajakan tersebut.

"Ayo katanya main ke rumah, nolak aja, saya takut," kata Gibran di Puskesmas Tarogong, kemarin. 

Namun di waktu sebelum ia ditemukan tim pencari, ia sempat mengikuti sosok yang mengajaknya.

"Terakhir pas mau pulang, saya mengikutinya, dia bilang katanya ayo ikut biar cepat bisa pulang," ungkapnya.

Gibran akhirnya mengikuti sosok tersebut kemudian ia terjatuh di salah satu tebing gunung hingga membuat kedua kakinya luka-luka.

Setelah ia terjatuh, Gibran mendengar teriakan warga yang tidak jauh dari tempatnya yakni di kawasan Curug Cikoneng.

"Pas jatuh saya mendengar ada bapak-bapak teriak nama," ucapnya.

Selama enam hari bertahan hidup sendiri di Gunung Guntur, dia hanya mengkonsumsi dedaunan dan minum air putih di sungai. Ia juga sempat disuguhi makanan oleh makhluk gaib.

Makhluk gaib itu menurutnya berbaju serba putih dengan wajah tertutup kain, menyuguhkan nasi dan ikan. Namun Gibran tidak memakan apa yang disuguhkan, ia lebih memilih minum air sungai dan makan dedaunan.

"Tiga orang berbaju putih itu mukanya ditutup kain, perempuan," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar.id.

Selama ia hilang enam hari di Gunung Guntur, Gibran juga menceritakan tak pernah merasakan adanya malam hari.

"Enggak ada malam. Siang hari, terang," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved