Kiat Perajin Tenun Sutra Bertahan Saat Pandemi, Produknya Kini Dipakai Perancang Busana Terkenal

Pandemi Covid-19 tak menjadikan perajin tenun sutra alam asal Garut patah semangat meski penjualan menurun

Editor: Siti Fatimah
dok Telkom
Pelaku UMKM tenun sutra alam 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pandemi sudah berlangsung hampir dua tahun, berdampak pada kelangsungan usaha UMKM. Begitu pula dengan UMKM Vierra Sutra Alam di Garut, Jawa Barat. Bedanya, Viera justru manfaat masa sulit ini untuk lebih mengembangkan pemasaran. Pandemi oleh Viera dijawab dengan inovasi.

Viera Sutra Alam merupakan UMKM yang bergerak di bidang Tenun Sutra Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), beralamat di Jalan Oto Iskandardinata No 12 Garut yang dimulai sejak Januari 2012.

“Awal pandemi lalu, kami sempat merumahkan karyawan. Hal itu terpaksa dilakukan karena penjualan via gallery atau tokonya hampir nol. Sebelum pandemi, bus-bus wisata menurunkan puluhan wisatawan di galeri,” ungkap Ruda Pratama, owner Viera Sutra Alam.

Baca juga: Di Usia Senja, Sunarih Tetap Setia Menenun Kain Tenun Gedogan Khas Indramayu Walau Sepi Pesanan

Guna mempertahankan kondisi usahanya, Ruda kemudian mengubah sistem penjualan dengan mengkolaborasikan sistem penjualan offline di galerinya dengan sistem penjualan online memanfaatkan media sosial dan marketplace.

Produk unggulan Viera adalah sutra bulu dan batik sutra khas Garut.

Sementara kisaran harga produknya mulai dari Rp80.000 hingga jutaan rupiah.

Orang sedang menenun dari bahan sutera
Orang sedang menenun dari bahan sutera (dok Telkom)

“Saat ini cara yang efektif, memang promosi secara gencar di online.  Mulai dari promosi dan penjualan harus sudah online,” ungkap Ruda.

Akun instagram @batiksutragarut cukup populer, follower-nya sudah mencapat 37 ribuan.

Pelanggan Viera pun semakin luas, tidak hanya di Pulau Jawa saja tapi juga hingga ke Makassar dan Papua.

Baca juga: Kolaborasikan Jaket Milenial dan Tenun Khas Jabar, Karya Desainer Lokal Ini Disukai Ridwan Kamil

“Saya bersyukur pernah mengikuti pelatihan digital marketing yang diselenggarakan oleh Telkom,” cerita Ruda.

Saat ini penjualan via online sudah mencapai 50% dibanding penjualan offline sebelum pandemi.

Dikatakan Ruda, saat pandemi seperti ini orang-orang banyak menghabiskan waktunya di rumah saja dan berselancar di dunia maya, sehingga itu merupakan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan oleh setiap pelaku usaha.

“Di online itu yang pertama memang otomatis kita harus terus memperkenalkan tenun garut. Bahwa di masa pandemi  kita nggak cuma itu-itu aja, justru harus terus berkarya kemudian berinovasi.  Setelah pandemi harapannya kita mempunyai produk baru dan berusaha mempertahankan perajin tenun utra alam,” ujarnya  via Zoom beberapa waktu lalu.

Terlebih sebelum pandemi lalu, menurut Ruda, Tenun Garut sedang naik daun.

“Ya sebetulnya karena Tenun Garut ini memang sekarang lagi disenengin oleh customer, terutama pecinta batik dan tenun,” katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved