Dampak Covid-19 Makin Terlihat, Perlu Kebijakan Tepat untuk Pengentasan Kemiskinan di Tengah Pandemi
Diharapkan dapat terwujud kebijakan yang tepat dalam upaya pengentasan kemiskinan di tengah pandemi Covid-19
Sampai saat ini, Indonesia masih menggunakan metode pengukuran kemiskinan dengan pendekatan garis kemiskinan sebagaimana rekomendasi WHO/FAO. Lebih lanjut, dalam memaknai angka kemiskinan, tidak cukup hanya melihat jumlah penduduk miskin adalah mereka yang di bawah garis kemiskinan.
Dalam diskusi kebijakan, penting juga untuk memahami lebih mendalam terkait determinan sosial dari kemiskinan tersebut.
Faktor ekonomi umumnya adalah akibat dari varian faktor sosial-kultural yang membelenggu orang miskin. Orang miskin sering diformulasikan sebagai 4 L (the least, the Last, the lowest and the lost).
Situasi masyarakat miskin dan rentan di masa pandemi Covid-19 disampaikan oleh Athia Yumna, M.Sc. dari SMERU.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh SMERU, secara umum pandemi Covid-19 berdampak pada keuangan keluarga, upah riil di sektor informal, anak-anak, situasi pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta kerawanan pangan.
Menurut penelitian tersebut, variasi dampak Covid-19 terhadap rumah tangga rentan semakin terlihat pada tahun kedua pandemi.
Baca juga: Dedi Mulyadi Usul Kementan Diberi Otoritas Serap Gabah Petani, Atasi Kemiskinan Absolut Buruh Tani
Rumah tangga melakukan coping, namun belum mengarah ke strategi adaptasi yang kokoh. Kebijakan terhadap penanganan pandemi dan dampaknya berperan penting dalam mempengaruhi tingkat relisiensi masyarakat.
Dalam sesi diskusi Webinar “Kupas Tuntas Kemiskinan: Memahami Data dan Situasi Kemiskinan” beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian bersama adalah pentingnya memahami indikator kemiskinan dengan benar dan komprehensif dan memahami situasi kemiskinan saat ini.
Diharapkan dapat terwujud kebijakan yang tepat dalam upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19 ini.