Story of Woman

Kisah Luar Biasa Erny Amalia, Wanita Petinju Jawa Barat yang Meraih Emas PON dan 2 Gelar Magister

Kini, Erny Amalia pun sedang mempersiapkan diri sebagai atlet putri cabang tinju untuk mempertahankan medali emas dalam ajang PON XX 2021 Papua.

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Hermawan Aksan
Dok Erny Amalia
Erny Amalia, wanita petinju Jawa Barat, bersiap menuju PON XX Papua 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sempat ditentang sang ibu karena terjun menjadi atlet tinju, Erny Amalia justru membuktikan tekadnya dengan meraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 Jawa Barat.

Saat itu Erny meraih emas pada cabang tinju kelas 51 kilogram.

Kini, Erny Amalia pun sedang mempersiapkan diri sebagai atlet putri dari cabang olahraga tinju untuk mempertahankan medali emas dalam ajang PON XX 2021 Papua.

Saat dihubungi melalui sambungan telepon, Erny menceritakan pengalamannya menjadi atlet tinju.

Erny Amalia sedang berlatih
Erny Amalia sedang berlatih (Dok Erny Amalia)

"Saya serius tinju itu tahun 2008. Saya ikut latihan yang awalnya iseng lalu ikut pertandingan Parahyangan Cup dan juara. Saat itu cukup sakit badan ya, dan saya setop dulu untuk fokus dengan skripsi," ujar Erny, Sabtu (18/9/2021).

Setelah membereskan skripsinya, Erny pun kembali mendapat tawaran untuk fokus sebagai atlet tinju dan dipersiapkan untuk pertandingan berikutnya.

Perempuan kelahiran Bogor, 8 Oktober 1988, ini justru kembali menoreh prestasi dan juara.

Saat memilih menjadi atlet tinju, tutur Erny, ia sempat ditentang oleh sang ibu.

Ketika menghubungi ibunya, justru sang ibu belum setuju untuk ikut olahraga tinju.

Erny Amalia
Erny Amalia (Dok Erny Amalia)

Padahal ia membutuhkan izin sebagai tanda tangan ibunya untuk ikut pertandingan tinju.

"Akhirnya saya pakai tanda tangan kakak ibu saya (uwak). Dia yang bertanggung jawab menyetujui memberikan izin."

"Saya juara di pertandingan itu dan memberikan info kepada Ibu bahwa saya menang."

"Ibu saya justru marah besar."

"Saat itu uwak saya yang menghadapi Ibu, memberikan penjelasan," ujar Erny.

Dari pretasi dan kembali mencoba komunikasi, sang ibu pun akhirnya memberikan izin dengan memberikan syarat dan prinsip yang harus ia jalani.

"Ibu saya akhirnya setuju dengan catatan, apa pun yang saya lakukan, yang penting positif dan memberikan hasil maksimal."

"Memegang komitmen dengan orang tua, silakan boleh olahraga apa pun yang saya suka asalkan pendidikan tidak terhambat," ujarnya.

Memiliki karakter yang kuat dan pantang menyerah, Erny pun membuktikan tekadnya tidak main-main.

Erny bahkan menyelesaikan dua gelar magister di universitas yang berbeda.

Pada 2018, ia menyelesaikan studi di Universitas Langlangbuana dengan gelar magister Ilmu Pemerintahan.

Lalu di persiapan PON Papua, Erny baru saja menyelesaikan kuliahnya di UPI dengan gelar magister Manajemen Pendidikan dengan jalur beasiswa.

Sebelum menjadi atlet tinju, kata Erny, ia merupakan atlet cabang olahraga basket dan anggar sejak SMP.

"Saya suka olahraga dari kecil dan sudah komitmen ke orang tua, setelah tinju ini jangan larang saya untuk olahraga, karena saya juga belum tahu akan pindah cabor lagi atau gimana," ujarnya.

Ketika di basket, Erny pernah menyabet MVP (pemain terbaik) di sebuah turnamen di Bogor.

Di cabor angggar, Erny juga meraih emas di kejurnas.

Kini Erny begitu fokus sebagai atlet tinju.

Ia mengatakan tidak pernah merasa ragu dengan keputusan yang ia ambil.

"Saya jalani, geluti, dan harus maksimal, enggak ada keraguan sedikit pun," ucapnya.

Dikenal sebagai atlet perempuan tinju pertama yang mendapat medali emas, diakui Erny, ini adalah pencapaiannya yang ia lakukan semaksimal mungkin untuk kariernya.

Apalagi memang masih jarang perempuan yang terjun menjadi atlet tinju.

Namun, katanya, saat ini tinju sudah menjadi sebuah gaya hidup yang digemari.

Menjadi seorang atlet tentu tidaklah mudah.

Banyak orang yang belum tahu bagaimana caranya untuk bisa menjadi atlet.

Erny memberikan tips, untuk menjadi atlet harus punya komitmen atau keukeuh dengan apa yang diinginkan.

"Harus keukeuh dalam segala aspek, harus mengorbankan waktu, segala hal yang kita punya. Apalagi usaia remaja, yang lain nongkrong ini harus latihan," ungkapnya.

Hal yang terpenting menurut Erny adalah bisa mengatur segala hal, terutama disiplin waktu.

Pendeknya, bisa karena latihan, berusaha, dan berdoa. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved