Rawan Kecelakaan Akibat Kejadian Mistis di Tol Cipularang, Konon Karena Petilasan Prabu Siliwangi
Kisah mistis di Gunung Hejo Kabupaten Purwakarta, dipercaya masyarakat sebagai petilasan Raja Padjadjaran Prabu Siliwangi.
Penulis: Irvan Maulana | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana
TIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Kisah mistis di Gunung Hejo Kabupaten Purwakarta, dipercaya masyarakat sebagai petilasan Raja Padjadjaran Prabu Siliwangi.
Gunung berlokasi di Kecamatan Darangdan, wilayah selatan Kabupaten Purwakarta, di sana terdapat suatu petilasan yang dikeramatkan dan dipercaya secara turun temurun oleh masyarakat sekitar.
Letak petilasan tersebut persis berada tak jauh dari kilometer 96 Tol Cipularang, tepatnya di jalur dari Bandung arah Jakarta.
Untuk menuju ke kawasan Gunung Hejo tersebut, pengunjung bisa menyusuri jalan setapak diwilayah perkebunan dekat jalan tol, kemudian menaiki anak tangga menuju petilasan Gunung Hejo.
Bentuk petilasan tersebut seperti makam dengan batu terbungkus kain putih, konon, di batu itulah Prabu Siliwangi pernah singgah.
Hingga kini petilasan tersebut sering dikunjungi dan menjadi tujuan para peziarah atau seseorang yang ingin bermeditasi.
Umumnya, para peziarah datang ke tempat tersebut untuk berdzikir hingga membaca ayat suci Alquran selama berada di sana.
Juru kunci petilasan Gunung Hejo, Mustopa bin Ija mengatakan, para peziarah yang datang kesana bukan hanya warga Purwakarta, bahkan orang luar Jawa Barat sering datang kesana.
Mustopa Bin Ija merupakan seorang kakek berusia 97 tahun yang menjadi juru kunci Gunung Hejo selama puluhan tahun.

"Kebanyakan dari luar kota bahkan luar Provinsi Jawa Barat. Tidak ada yang membenarkan jika yang datang ke petilasan menyembah batu terbungkus kain putih. Mereka di sana memanjatkan doa, dzikir dan membaca Alquran," ujar Mustopa ketika ditemui Tribun di sekitar anak tangga petilasan, Kamis (16/9/2021).
Mustopa menjelaskan, batu petilasan yang berada di puncak Gunung Hejo itu tak jauh berbeda dengan batu pada umumnya, hanya saja perbedaanya seperti memiliki kekuatan magis yang sulit dipercaya.
Diceritakan Mustopa, hal itu dapat dibuktikan ketika pembangunan Tol Cipularang beberapa tahun silam. Pihak pengembang berkeinginan jalur tol lurus menembus Gunung Hejo, namun, Gunung Hejo tak dapat diratakan, hingga kini jalur tol melintas di pinggiran Gunung Hejo.
"Keanehan itu terjadi ketika di teropong gunung tersebut gelap dan alat itupun pecah katanya, Bahkan sempat dicoba dibongkar dengan alat berat tapi tidak berhasil," kata dia.
Setiap kali pekerja mengoperasikan alat berat ada saja gangguan yang terjadi, "Saya tidak melarang apa yang dinginkan mereka. Tapi alat beratnya tiba-tiba mati jadi sulit dihidupkan, akhirnya jalur tol jadi melingkari gunung. Batu petilasan itu juga sulit dicabut," ujar Mustopa.