Persib Bandung
Soal Isu Tak Sedap Pelatih Kiper Persib Bandung, Robert Alberts Angkat Tangan, Begini Katanya
Menjelang pekan kedua Liga 1 2021/2022 menghadapi Persita di Stadion Wibawa Mukti, Bekasi, Sabtu (11/9/2021), Persib Bandung didera isu tak sedap.
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Menjelang pekan kedua Liga 1 2021/2022 menghadapi Persita Tangerang di Stadion Wibawa Mukti, Bekasi, Sabtu (11/9/2021), Persib Bandung didera isu tak sedap.
Pasalnya, lisensi kepelatihan Luizinho Passos dinilai bermasalah.
Pada pertandingan melawan Barito Putera di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Sabtu (4/9/2021), Passos, yang duduk di bench, ditulis bukan sebagai pelatih kiper.
Mantan pelatih kiper Borneo FC itu ditulis sebagai video teknikal analisis.
Baca juga: Bayu M Fiqri Bersaing dengan Idolanya di Persib Bandung
Padahal, dalam sesi latihan sehari-hari, Passos bertanggung jawab meningkatkan kondisi dan kemampuan para kiper Persib.
Passos pulalah yang memberikan masukan kepada pelatih kepala untuk menurunkan kiper yang paling siap di sebuah pertandingan.
Direktur Persib, Teddy Tjahjono, membeberkan alasan yang membuat Passos duduk di bench sebagai video teknikal analisis.
Teddy menuturkan, lisensi kepelatihan Passos tidak sesuai dengan regulasi terbaru dari AFC.
"Kronologinya, Passos sudah di Indonesia 5 tahun. Selama ini secara sertifikat kepelatihan selalu di-approve, selama ini tidak jadi masalah."
"Sekarang ada regulasi baru dari AFC yang menyatakan pelatih kiper harus level 1 dan diberi waktu mepet banget," ujar Teddy kepada awak media, dalam wawancara virtual kemarin.
Saat ini, Passos sedang mengurus lisensi kepelatihannya agar bisa diakui sebagai pelatih kiper di Liga 1.
Teddy mengungkapkan, keterlambatan ini terjadi karena perubahan regulasi secara mendadak serta tahun 2020 tidak ada kursus kepelatihan kiper sama sekali.
Baca juga: Sosok Mantan Persija Jakarta Gabung ke Persib Bandung, Prestasinya Tak Diragukan Lagi
Karena itu, sulit bagi Passos untuk menaikkan level lisensi kepelatihannya.
"Sekarang bagaimana klub-klub di Indonesia yang sudah mengontrak pelatih tiba-tiba harus level 1 kurang dari 2 hari harus ganti pelatih, komunikasinya dari AFC seperti apa."
"Kenapa enggak tahun lalu untuk pelatih diberikan waktu untuk memenuhi kriteria itu," katanya.
Menurut Teddy, ada yang melatarbelakangi hingga akhirnya Passos tidak bisa didaftarkan menjadi pelatih kiper di DSP.
Itu sebabnya klub dalam hal ini tidak bisa menjadi pihak yang disalahkan.
"Kemudian jadi agak sulit karena persyaratan muncul saat AFC licensing dilakukan."
"Sekarang sertifikasi itu harus diberikan instruktur dari AFC."
"Sekarang selama pandemi AFC tidak melakukan kursus instruktur tidak bisa datang."
"Gimana peserta dapat sertifikasi kalo kursus gak ada?" katanya.
Permasalahan lisensi ini langsung diselesaikan oleh manajemen Persib dengan mendaftarkan Gatot Presetyo sebagai pelatih kiper.
Gatot, kata Teddy, memiliki lisensi yang bisa memenuhi kualifikasi Liga 1.
"Ada Pak Gatot sebagai pelatih kiper, Passos sebagai analis."
"Hanya namanya karena Pak Gatot memenuhi kriteria untuk level 1, Passos juga mumpuni untuk menganalisis pertandingan makanya sebagai analis teknis di DSP," ujarnya.
Bagi Persib, Gatot bukan nama baru.
Gatot adalah mantan kiper Persib.
Dia pernah menjadi pelatih kiper Persib pada musim 2019.
Lalu pada awal tahun lalu, Gatot pun sempat menggantikan posisi Passos yang sedang sakit.
Pelatih Persib, Robert Alberts, menolak berkomentar panjang lebar.
Menurut pelatih asal Belanda itu, soal lisensi kepelatihan berada di luar jangkauannya.
"Ini hal yang tidak bisa saya temukan solusinya."
"Ini adalah regulasi yang dibuat oleh pihak yang berwenang."
"Saya tidak bisa berkomentar mengenai itu," kata Robert. (*)