Kisah Tukang Cilok Keliling Banting Setir Jadi Youtuber, Kini Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan

Ini kisah seorang tukang cilok keliling yang banting setir jadi YouTuber. Kini penghasilannya fantastis.

Editor: taufik ismail
Kompas.com/Fadhlan MZ
Youtuber Angger Pradesa dan istrinya. Angger semula tukang cilok keliling dan kini jadi Youtuber dengan rata-rata penghasilan Rp 10 juta per bulan. 

"Waktu itu saya lagi jualan kehujanan, kemudian berteduh. Saat berteduh itu melihat anak-anak kecil lagi nonton YouTubenya Sibeon, ternyata teman sendiri," ujar Angger.

Angger mengatakan, sebelumnya Siboen kerap memborong dagangannya untuk membuat konten video.

Ia lantas menemui Siboen untuk belajar menjadi YouTuber.

"Saya tertarik menjadi YouTuber untuk menambah penghasilan. Jualan cilok kadang sehari habis, kadang sampai tiga hari, kadang sampai modal habis," kata Angger.

Namun impiannya menjadi YouTuber terkendala peralatan, karena ia hanya memiliki ponsel jadul tanpa kamera.

Ia lantas membobok celengan yang dikumpulkan bertahun-tahun.

"Saya dapat uang sekitar Rp 2 juta. Saya ditemani Mas Siboen membeli ponsel, sampai sana saya sempat termenung karena uangnya kurang. Akhirnya kekurangannya dibayari Mas Siboen," ucap Angger.

Berbekal ponsel baru, malam itu juga ia mengikuti Siboen membuat konten misteri. Live di hutan kawasan desa.

"Malam itu saya langsung dapat memenuhi jam tayang untuk monetisasi, jumlah subscriber juga lumayan. Kebetulan waktu itu dari beberapa teman yang bareng tidak bisa live, hanya saya yang bisa," ujar Angger.

Namun waktu itu ia belum bisa mencairkan uangnya. Setelah kurang lebih tiga bulan ia baru mendapat uang pertama dari YouTube.

Sejak saat itu, ia semakin meyakinkan hatinya untuk menjadi seorang YouTuber. Ia juga membuat vlog aktivitasnya berjualan cilok.

"Pagi saya menyiapkan cilok, siang berjualan sambil nge-vlog. Sepulang jualan, malam harinya saya buat konten misteri," ujar Angger.

Mulai tahun 2019, ia kemudian beralih membuat konten memasak makanan tradisional. Konten tersebut berisi kegiatan mencari bahan makanan di hutan dan memasaknya di alam bebas.

"Sejak awal pandemu Covid-19 saya berehnti berjualan cilok dan fokus di YouTube, karena jualannya sepi," ujar Angger.

Pembuatan konten itu melibatkan istri dan ibu mertuanya. Bahkan, sesekali anaknya yang masih berusia sembilan tahun juga masuk dalam frame video.

Sumber: Kompas
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved