Perjalanan Penuh Makna Chapter Dua di Sudut Cerita, Mengajak Milenial untuk Sadar Akan Hal Ini
Sudut Cerita di Pagermaneuh Lembang merupakan tempat wisata edukasi yang direpresentasikan melalui ruang wahana multimedia dengan pasar kaum milenial.
Penulis: Shania Septiana | Editor: Darajat Arianto
Laporan wartawan Tribun Jabar, Shania Septiana
TRUBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lembang merupakan tempat sejuta wisata, tak melulu soal alam yang indah. Lembang juga mempunyai wisata unik yang dibalut dengan unsur seni.
Adalah Sudut Cerita, sebuah tempat wisata di Jalan Pagermaneuh, RT.05/RW.07, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Sudut Cerita berada di dalam tempat wisata Sudut Pandang di kawasan wisata Punclut. Sudut Cerita merupakan tempat wisata edukasi yang direpresentasikan melalui ruang wahana multimedia.
Memasuki umurnya yang kesatu, Sudut Cerita kembali menghadirkan instalasi seni dengan masih mengambil tema yang sama dari chapter pertama, yaitu kerusakan alam. Namun chapter ke dua ini instalasinya lebih spesifik.
Operasional Manajer Sudut Cerita Jeffi Manzani (27) mengatakan, pemilihan tema ini diangkat karena minimnya kesadaran masyarakat mengenai kerusakan alam.
"Kami menghadirkan tema ini karena masih banyak orang yang belum paham. Meskipun sebenarnya saya dengan tim membuat instalasi bertemakan kerusakan alam ini tidak dibarengi dengan solusi, karena pasti semua orang juga sedang mencari solusi, dan meningkatkan kesadaran bagi yang belum tersadarkan," ucapnya saat ditemui di Sudut Cerita, Minggu (5/9/2021).

Jeffi menjelaskan, instalasi pertama lebih menekankan pada kerusakan alam yang berkaitan dengan manusia, chapter 2 lebih spesifik kepada musim, peralihan musim, serta flora dan fauna. Spesifikasi elemennya juga lebih dikelompokkan dan ditonjolkan.
Hubungan manusia dengan alam diimplementasikan dalam bentuk instalasi seni di tujuh ruangan yang mempunyai makna berbeda satu sama lainnya.
Ide tersebut muncul darinya dan kedua temannya, Yura Kusnar dan William Samosir sebagai pekerja di industri kreatif yang tergabung dalam nama Komunitas Blanco Benz Atelier.
"Idenya muncul Agustus 2020 dengan pasar kaum milenial. Chapter pertama persiapannya kami rampung selama enam bulan. Untuk chapter dua ini kami selesai hanya dalam kurun waktu dua Minggu," ujarnya.
Dengan mengangkat tema yang lebih spesifik pada chapter ke dua, Jeffi ingin pengunjung yang datang bisa langsung terfokuskan pada satu masalah.

"Di ruangan pertama kita langsung kasih elemen surprise. Siapa yang dateng langsung tertarik dan fokus. Dengan suguhan yang tegas, kita bisa ambil fokusnya mereka," ujarnya.
Jeffi menjelaskan, alasannya tetap mengambil tema kerusakan alam karena dari chapter pertama banyak hal yang masih belum dieksplor.
"Ke depannya akan ada kelanjutan yang baru. Mungkin tahun depan akan ada chapter tiga," katanya. (*)
