Aksi Akhiri Hidup di Bandung

Ketua Akar Arif Maulana Kecewa dan Marah dengan Aksi Akhiri Hidup Bonbon, Tapi Tetap Respek

Ketua Asosiasi Kafe dan Restoran (Akar) Jawa Barat, Arif Maulana, merasa terkejut atas tindakan yang diambil oleh rekannya Gan Bonddilie atau Bonbon.

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Giri
Tribun Jabar/Deni Denaswara
Ilustrasi - Massa aksi yang melakukan aksi unjuk rasa di Balai Kota Bandung, Rabu (21/7/2021). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua Asosiasi Kafe dan Restoran (Akar) Jawa Barat, Arif Maulana, merasa terkejut atas tindakan yang diambil oleh rekannya Gan Bonddilie atau Bonbon.

Bonbon melakukan upaya mengakhiri hidup di depan gerbang Balai Kota Bandung, Rabu (4/8/2021).

Arif kecewa juga marah tetapi tetap respek kepada Bonbon.

Apa yang dilakukannya itu, kata Arif, sebagai bentuk ketidakpuasan pada langkah Pemkot Bandung yang tak berani mengambil kebijakan berbeda dari pemerintah pusat.

"Kami kecewa atas keputusan pemerintah terhadap perpanjangan PPKM level 4 ini. Seharusnya Kota Bandung itu sudah tidak level 4," ujar Arief melalui Zoom Meeting, Kamis (5/8/2021).

Sosok Bonbon di mata Arif tak sekadar aktif di Akar melainkan aktif pada Tangan Di Atas (TDA).

Selain itu, Bonbon dikenal sangat dekat dengan para pelaku UMKM se-Kota Bandung dan Cimahi.

"Sebenarnya saya melihat pengorbanan Kang Bonbon itu bukan untuk dirinya sendiri melainkan agar pelaku UMKM bangkit. Jadi, kami hargai perjuangan dia. Tapi, tetap tak membenarkan atas caranya," ujarnya.

Selain itu, Arif juga membantah rekannya itu mengalami depresi sehingga lakukan upaya menghilangkan nyawa sendiri.

Sebab, secara finansial, Arif menegaskan Bonbon tercukupi karena memiliki beberapa tempat usaha.

Baca juga: Begini Kondisi Terkini Bonbon, Ketua Akar: Saya Pikir Sandiwara, Ternyata Lukanya Cukup Serius

"Dia itu sosok yang komit dan tuntas. Kalau belum tercapai keinginannya maka dia itu mencari perhatian dengan caranya. Jadi, ini murni suarakan perjuangan meski saya tak sependapat dengan caranya. Saya tekankan, aksi Bonbon itu bukan upaya bunuh diri tapi cara komunikasi dia ke pemerintah bahwa rakyat sedang terkapar," ucapnya.

Ketua PHRI Jawa Barat, Herman Muchtar juga menanggapi tindakan yang dilakukan Bonbon.

Menurutnya, seandainya dia tahu apa yang hendak dilakukan tentunya pasti melarang.

Namun, tindakan yang dilakukan Bonbon tak ada yang mengetahuinya.

Baca juga: Cerita Polisi Tanpa Kaki di Polsek Rancaekek, Aiptu Beni Pernah Malu Temui Orang Setelah Diamputasi

"Enggak ada yang tahu. Semua tahu ketika sudah kejadian. Jadi, kami sesalkan tindakan itu," katanya.

Herman menambahkan, sebanyak 560 hotel tutup dan 280 restoran di Jawa Barat mengalami gulung tikar dari dampak pandemi ini sampai Juni 2021.

Selain itu, okupansi hotel berada di angka di bawah 5 persen, dengan bintang 3 dan 4 sudah ada yang tutup. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved