Petani di Lembang Relakan Bunganya untuk Pakan Sapi, Banyak Kiriman Dibatalkan Akibat PPKM

Para petani bunga di Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang KKB, sangat terdampak PPKM yang diberlakukan.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Petani bunga asal Kampung Pamacelan, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, saat merawat tanamannya. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Para petani bunga di Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), sangat terdampak kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4.

Untuk meluapkan kekesalan dengan kondisi saat ini, bunga milik para petani di wilayah tersebut pun ada yang dibiarkan begitu saja.

Bahkan ada yang dibabat secara cuma-cuma hingga bunga pikok diberikan untuk pakan sapi.

Aksi petani memberikan bunga pikok untuk pakan sapi yang beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial.

"Itu punya teman saya, bunga pikok diberikan ke sapi. Saking kesalnya, mungkin. Kan sudah over, enggak bisa dijual lagi. Punya saya juga dibabat cuma-cuma," ujar Diki Permana (23), petani bunga asal Kampung Pamacelan, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, saat ditemui, Senin (2/8/2021).

Untuk itu, Diki berharap PPKM level 4 ini tidak dilanjutkan dan berharap ada kebijakan yang mendukung usaha para petani bunga karena penghasilannya sangat terdampak dalam sebulan terakhir.

"Saya kerja juga di tempat wisata, tapi kan tutup, jadi enggak dibayar karena sistemnya buruh harian," katanya.

Ia mengatakan, selama PPKM level 4 diterapkan membuat mereka tidak bisa mengirimkan bunganya kepada konsumen, dan harganya pun terjun bebas.

Bunga yang ditanam, kata Diki, seharusnya sudah dikirim kepada konsumen seperti Jakarta dan Purwakarta.

Namun lantaran pembatasan PPKM, pengiriman pun dihentikan.

"Waktu ada yang mau order, karena ada pembatasan jadi terhambat, bunganya dibalikin lagi. Banyak yang di-cancel," ucap Diki.

Sebelum PPKM darurat, Diki menanam sekitar sembilan ribu batang bunga jenis aster yang seharusnya sudah dikirim ke konsumen pada pertengahan Juli.

Namun, pengiriman itu akhirnya batal lantaran adanya pembatasan ketat selama PPKM darurat-level 4.

Baca juga: Pelatih Persib Robert Alberts Ungkap Alasan Sepak Bola Indonesia Tidak Semaju Negara Lain

Akhirnya, dari total sekitar 9 ribu batang bunga aster yang ditanam, hanya sekitar 2 ribu batang yang bisa bisa dimanfaatkan.

Bahkan keuntungan sekitar Rp 8 juta yang seharusnya didapatnya pun harus melayang.

Baca juga: PPKM Level 4 Diperpanjang hingga 9 Agustus 2021, Ini Syarat Dapat Bansos, untuk PKL Juga Ada

"Yang paling kena dampaknya itu memang bunga aster sama pikok. Harganya juga jadi hancur, biasanya Rp 10-15 ribu, jadi Rp 7 ribu per batang," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved