FEATURE
Kisah Para Ibu di Cijolang Mengolah Kunyit dari Pekarangan Menjadi Serbuk Siap Seduh
Para ibu dilatih untuk bisa mengolah sendiri kunyit itu, kemudian KWT yang mengatur alur distribusi hasil olahan mereka.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
"Kunyit kemudian diperas untuk diambil air perasannya. Lalu air itu digodok di selama dua jam sambl dicampur gula merah setengah kilogram dan gula putih satu kilogram. Dikocek terus hingga mengental," kata Nia.
Setelah kental, kompor dimatikan. Namun cairan itu tetap dikocek hingga mengering dan menjadi serbuk. Tinggal pengemasan.
Nia menjual produk olahan kunyit ini melalui jaringan pertemanan.
Sebelum pandemi melanda, penjualannya dirasa oleh Nia bagus dan cukup untuk menambah pundi-pundi rupiah baginya.
Namun, kini, pembatasan gerak masyarakat akibat pandemi membuatnya sedikit tertegun, meski tidak seutuhnya putus asa.
Sebabnya, dia tidak bisa melakukan mobilitas ke daerah-daerah lain bahkan ke perkotaan.
"Produksi juga kadang tidak terus-menerus. Sehari produksi, tiga hari berhenti. Begitu saja," katanya. (*)