FEATURE
Kisah Para Ibu di Cijolang Mengolah Kunyit dari Pekarangan Menjadi Serbuk Siap Seduh
Para ibu dilatih untuk bisa mengolah sendiri kunyit itu, kemudian KWT yang mengatur alur distribusi hasil olahan mereka.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Setelah bersih dan ditiriskan, kunyit lantas diiris tipis-tipis menggunakan cara sangat manual, yaitu diiris menggunakan pisau beralas talenan.
Jika tuntas, irisan kunyit dihamparkan satu lapis di baki penjemuran.
"Dijemur hingga kering renyah. Cara mengeceknya coba ambil satu irisan dan parahkan. Jika patah seketika, itu kering. kalau masih ada kandungan airnya, teksturnya cenderung liat," katanya.
Selama empat hari penjemuran, kunyit terus dibolak-balik.
Gunanya, agar semua bagian masing-masing irisan kering.
Standarnya, pembolak-balikan dilakukan satu jam sekali.
Setekah kering, kunyit dimasukkan ke dalam oven.
Alat pengering yang digunakan ini sama dengan alat oven untuk kue.
Cukup tiga menit untuk pengovenan, sampai warna kunyit terlihat cantik.
Finisihng, kunyit diblender dan siap dikemas.
Produk model ini disebut kunyit serbuk murni dan dibanderol Rp 50 ribu per seperempat kilogram.
Ada juga olahan lain yang memakai gula merah sebagai pemanisnya.
Meski bentuknya sama, pengolahan sejak awal relatif berbeda. Olahan ini jika diseduh tidak meninggalkan dedak, inilah yang disebut kunyit instan.
Kunyit instan cenderung lebih panjang prosesnya.
Setelah diiris, kunyit diblender dengan sedikit campuran air. Misalnya, untuk 2,5 kilogram kunyit, campuran air bersihnya sebanyak 150 cc.