Persib Bandung

Pelatih Persib Bandung Pertanyakan Soal Kepemimpinan: Kita Harus Beradaptasi dengan Covid-19!

Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, mengatakan, alasan pandemi Covid-19 tidak seharusnya membuat kompetisi sepak bola di Indonesia terhenti.

Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/ Ferdyan Adhi Nugraha
Robert Alberts saat memimpin latihan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Rabu (26/5/2021). Robert mengatakan, alasan pandemi Covid-19 tidak seharusnya membuat kompetisi sepak bola di Indonesia terhenti. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, mengatakan, alasan pandemi Covid-19 tidak seharusnya membuat kompetisi sepak bola di Indonesia terhenti.

Menurut Robert Alberts, memakai Covid-19 sebagai alasan untuk tidak memutar kompetisi akan membuat sepak bola profesional terhenti selamanya.

"Jadi alasan menunda segalanya di olahraga profesional membuat kami tidak lagi memiliki olahraga profesional disebabkan Covid-19. Karena jika dilihat dari situasi itu, tidak akan ada lagi olahraga yang diizinkan di negara ini karena Covid-19 tidak akan hilang," ujar pelatih Persib Bandung itu kepada awak media, Jumat (23/7/2021).

Pelatih asal Belanda itu menambahkan, negara-negara lain sudah memahami bahwa hidup saat ini manusia harus bisa beradaptasi dengan Covid-19.

Baca juga: Profil Pemain Persib, si Pemilik Lemparan ke Dalam bak Tendangan Bebas yang Sempat Terlupakan

Karena itu, Robert Alberts menyebut kompetisi-kompetisi di luar negeri sudah normal lagi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Negara lain sudah mulai memahami itu, liga mereka sudah berjalan, begitu pula Piala Eropa, Copa America, Gold Cup, dan Olimpiade," ucapnya.

Menurut Robert Alberts, banyak tim yang sudah memulai memasuki pramusim.

Tapi di Indonesia, kompetisi masih terus mengalami penundaan.

"Kenapa tidak ada yang membela hak-hak kami, orang-orang yang hidup di sepak bola itu mengorbankan segala untuk sepak bola, tapi tidak ada yang mendukung," ucapnya.

Baca juga: Setujukah Bobotoh Ini Formasi Idaman Persib Bandung? Bisa Turunkan Delapan Pemain Asing Sekaligus

"Di mana kepemimpinannya? Di mana kekuatan dan visi untuk mendorong sepak bola maju?"

"Harus ada dialog yang demokratis karena ini melibatkan kehidupan banyak orang yang menderita selama 1,5 tahun dan situasinya masih terus sama," katanya. 

"Barcelona, Real Madrid atau Atletico Madrid pasti tidak ingin liganya dihentikan."

"Memang semua pasti sepakat membantu situasi Covid-19, tapi dengan menghentikan itu (liga) tidak membantu situasi Covid-19," katanya.

Motivasi dan mental menurun

Robert Alberts, menilai ketidakpastian kompetisi Liga 1 2021 memiliki dampak yang sangat besar bagi sepak bola Indonesia.

Menurut pelatih asal Belanda itu, motivasi dan mental pemain sudah menurun karena dihadapkan pada situasi yang sangat sulit selama berbulan-bulan.

Mantan pelatih PSM Makassar itu menuturkan, Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang tidak menjalankan kompetisi karena Covid-19.

Padahal, di seluruh belahan dunia lainnya, negara sudah beradaptasi dengan memutar kembali kompetisi sepak bola profesional di tengah pandemi.

"Setiap kami mempersiapkan tim lagi karena ada janji liga akan dimulai lagi, pada akhirnya dibatalkan seperti sejak September tahun lalu, bahkan hanya dua hari sebelum liga dimulai," ucapnya.

Dia memahami bahwa menggelar kompetisi di tengah pandemi seperti sekarang ini bukanlah perkara yang mudah.

Perlu kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan dari pemain, suporter hingga federasi agar kompetisi bisa berjalan dengan lancar dan aman.

Namun tantangan itu sudah bisa terjawab ketika liga-liga di dunia kembali bergulir.

Persib Bandung latihan bersama perdana, Senin (10/8/2020) di Stadion GBLA.
Persib Bandung latihan bersama perdana, Senin (10/8/2020) di Stadion GBLA. (Istimewa)

Bahkan kompetisi Euro 2020, Copa America 2021, hingga Olimpiade yang melibatkan banyak negara bisa berjalan dengan baik.

Piala Menpora 2021 yang bergulir beberapa waktu lalu di Indonesia pun bisa berjalan dengan sangat baik dan aman.

"Saya terus kembali ke pertanyaan yang sama, 'Kenapa tidak ada yang berjuang untuk kasus kami ini?'," katanya.

Selama masa PPKM Darurat, 3 sampai 20 Juli 2021, para pemain Persib Bandung melakukan latihan secara mandiri.

Para pemain diberi program latihan untuk dilakukan di kediaman masing-masing agar kondisi fisik bisa tetap terjaga.

Robert Alberts mengatakan, Febri Hariyadi dan kawan-kawan diberi program latihan dengan media video.

"Awalnya, memang kami memberikan program dengan memberikan video dan itu disetel untuk mencapai denyut jantung tertentu," ujar Robert.

"Jadi kami bisa memantau bagaimana denyut jantung, jarak yang ditempuh, dan intensitasnya."

Namun, kata Robert, ketika PPKM Darurat diperpanjang sampai 25 Juli, tim pelatih sudah tidak lagi memantau kondisi para pemain.

Robert menuturkan, para pemain diberi kebebasan untuk menjalankan program latihan yang diinginkan dan dibutuhkannya.

Karena itu, saat ini, pelatih asal Belanda itu belum mengetahui kondisi secara spesifik para pemain.

"Sebetulnya kami belum tahu pasti (kondisi pemain) untuk saat ini."

Syafril Lestaluhu bersiap mengoper bola saat berlatih di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kamis (27/5/2021).
Syafril Lestaluhu bersiap mengoper bola saat berlatih di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kamis (27/5/2021). (istimewa)

"Kami memberi tahu pemain bahwa latihan menjadi tanggung jawab mereka masing-masing," katanya.

Robert mengaku masih sangat kecewa karena Liga 1 2021, yang seharusnya digelar pada 9 Juli 2021, mengalami penundaan.

Pasalnya, tim sudah melakukan persiapan yang sangat serius agar bisa tampil optimal di kompetisi tapi selalu berakhir dengan kekecewaan.

"Dan jangan lupa, kami sudah beberapa kali memulai dan mencoba menyiapkan pemain untuk bisa bermain di laga kompetitif seperti di Piala Menpora yang sudah kami mainkan," ujar Robert.

Robert, yang kini sudah berusia 66 tahun, menuturkan, setiap kali kompetisi ditunda, ia sangat kecewa.

Sebab, tidak mudah baginya untuk merancang dan menjalankan rencana baru bagi pemain agar bisa tampil baik di kompetisi.

"Itu tidak mudah karena kami harus membuat rencana baru."

"Dan ketika rencana baru itu diterapkan, janji yang diberikan pada kami tidak dipenuhi lagi," ucapnya.

Mantan pelatih Arema Indonesia itu menambahkan, klub yang terdiri dari pemain, pelatih, dan tim pelatih merupakan salah satu pihak yang paling menderita dengan penundaan kompetisi.

"Kami adalah salah satu yang menderita."

"Kami terus mencoba optimistis ketika masuk ke lapangan."

"Manajemen pun terus mencoba optimistis dan meyakinkan para sponsor," katanya. (*)

Berita Persib Bandung

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved