Virus Corona di Jabar

BOR di RSKIA Turun, Namun Pasokan Oksigen untuk Pasien Sesak Napas Masih Krisis

Jumlah pasien Covid yang dirawat di RSKIA Kota Bandung tiga hari terakhir turun drastis, namun pasokan oksigen masih krisis

Penulis: Tiah SM | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Muhamad Nandri Prilatama
Direktur Utama RSKIA Kota Bandung, Taat Tagore 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSKIA Kota Bandung tiga hari terakhir turun drastis.

"Dua hari ini keterisian tempat tidur hanya 63 pasien dari 150 tempat tidur yang disediakan," ujar Direktur RSKIA dr Taat Tagore, Sabtu (24/7/2021).

Taat mengatakan, ia menyiapkan 150 tempat tidur hanya untuk antisipasi ledakan pasien Covid-19

"Walau disiapkan 150 tempat tidur tapi saya hanya berani menerima 75 pasien saja sesuai kapasitas oksigen," ujar Taat.

Taat mengakui, oksigen saat ini masih krisis, sulit pengisian walau tabung gas cukup banyak.
Menurut Taat, jika pasien 75 orang, lebih baik disarankan mencari rumah sakit yang tersedia oksigen, kecuali di rumah sakit yang lain juga kosong, pasien tidak boleh ditolak.

"Kami berusaha melayani maksimal, tapi jika tak ada oksigen tak mau ambil resiko," ujarnya.

Taat bersyukur, pasien covid menurun dan tim medis yang terpapar Covid-19 pun berangsur sembuh.

Baca juga: Vaksin Covid-19 untuk Anak-anak Beda dengan Orang Dewasa? dr Reisa Beri Penjelasan Cara Kerjanya

"Dua pekan lalu, pasien covid dan tim medis cukup membludak, tapi kini semuanya sudah menurun. Pasien berkurang tim medis sehat walau sebagian masih ada yang terpapar covid," ujar Taat.

Sementara itu Sekda Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, Pemkot Bandung terus berupaya memberikan pelayanan maksimal bagi pasien terinfeksi Covid-19.

Untuk urusan rumah sakit, Pemkot Bandung tak membedakan identitas pasien. Meskipun hal itu membuat Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit di Kota Bandung selalu tinggi.

Menurut Ema, BOR di Kota Bandung selalu tinggi karena banyak orang luar kota Bandung mengakses pelayanan kesehatan yang ada di Bandung.

"Apabila rumah sakit di Kota Bandung hanya menangani warga Kota Bandung maka memperkirakan BOR di bawah 60 persen," ujar Ema.

Namun karena menjadi rujukan dari berbagai daerah, maka BOR rumah sakit di Kota Bandung tinggi.

Dari 29 rumah sakit di Kota Bandung, 45 persennya diisi pasien-pasien dari luar Kota Bandung.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Usaha Bata Merah di Majalengka Masih Bertahan, Permintaan Stabil

“Terpenting layanan maksimal karena pelayanan kesehatan tidak bisa (membatasi), mau penduduk mana saja boleh. Dan itu dibuktikan 45 persen itu penduduk luar Kota Bandung,” ujarnya.

Ema menilai PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat) Darurat cukup berdampak positif.

Selama pelaksanaan PPKM Darurat kasus Covid-19 relatif menurun.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved