Berbagi di Tengah Pandemi

Gerakan Wakaf Tabung Oksigen di Sudut Cinunuk, Kebaikan Selalu Menemukan Jalannya

Warga di RW 26, Desa Cinunuk, Kabupaten Bandung, melakukan gerakan wakaf tabung oksigen. Ketulusan di tengah situasi yang serba sulit karena pandemi..

Editor: Arief Permadi
DOKUMENTASI RW 26, CINUNUK, CILEUNYI
Ketua Ketua RW 26 Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Yudha Negara, saat mengisi tabung oksigen untuk warganya di tempat isi ulang tabung oksigen, Selasa (6/7/2021). 

TAK ada masalah yang tak selesai dengan kebersamaan. Itu pula yang dirasakan di Kompleks Griya Mitra, RW 26, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, dalam situasi yang serba sulit di tengah pandemi yang belum berkesudahan ini.

Sudah tiga harian ini warga di RW tersebut "rereongan" menyisihkan sedikit dari rezeki yang mereka punya untuk membeli tabung oksigen. Agar banyak warga yang bisa ikut menyumbang, pengurus RW menyebar kupon wakaf yang nilai per kuponnya Rp 10 ribu.

"Tak lama setelah diumumkan di grup RW, ternyata banyak warga yang berminat. Sesuai dengan kemampuan, ada yang menyumbang satu kupon, lima kupon, 10 kupon bahkan lebih," ujar Yudha Negara, Ketua RW 26 Desa Cinunuk, saat ditemui di Bale Warga RW 26, Kamis (8/7/2021).

Hingga sore itu, ujar Yudha, dari rereongan itu mereka sudah berhasil mengumpulkan cukup uang, setidaknya untuk membeli 12 tabung.

"Itu hasil rekapan hingga pagi tadi. Jumlahnya mungkin sudah lebih," ujarnya.

Seperti di banyak kompleks perumahan lainnya di Kabupaten Bandung, jumlah mereka yang terpapar Covid-19 di RW 26 pun naik tajam dalam beberapa pekan terakhir.

"Per hari ini ada 56 orang yang sedang menjalani isolasi mandiri. Beberapa di antaranya sangat membutuhkan oksigen," ujarnya.

Rencananya, kata Yudha, mereka akan membeli 14 tabung oksigen ukuran 1 meter kubik. "Di RW ini ada 14 RT. Jadi, paling tidak, satu RT punya 1 tabung oksigen yang bisa dipinjamkan untuk warga yang membutuhkan," ujarnya.

Sambil menunggu pesanan tabung oksigen datang, kata Yudha, mereka juga memfasilitasi warga yang sedang isoman yang harus mengisi ulang tabung oksigennya.

"Keluarga atau tetangganya bisa menitipkan tabung kosong di Bale Warga untuk kami isikan. Kebetulan ada warga di RW ini yang bekerja di PT Samator Gas Industri di Jalan Rumah Sakit. Dengan bantuannya, kami bisa mengisi ulang beberapa tabung oksigen yang sangat dibutuhkan setiap dua atau tiga hari sekali," ujar Yudha, yang sehari-hari bertugas sebagai aparatur sipil negara di Pemprov Jabar ini.

"Di tengah pandemi ini kita memang harus saling membantu. Sebab, kalau bukan kita sendiri, siapa lagi. Dimulai dari lingkungan yang terkecil."

Masih Sulit

Tingginya permintaan oksigen medis seiring lonjakan kasus harian Covid beberapa pekan terakhir memang membuat oksigen medis menjadi barang yang sulit didapat. Banyak apotek kehabisan stok. Begitu pula sejumlah depot isi ulang oksigen.

Agen isi ulang oksigen, Restu Fadhil Gas di Jalan A.H. Nasution, bahkan kerap terpaksa menutup pintu depotnya dan menempelkan secarik kertas bertuliskan "Kosong" dan "Stok Habis". Meski telah dipasang pengumuman stok habis, kemarin, sejumlah warga yang hendak mengisi tabung oksigen masih terlihat berdatangan.

"Dari hari Jumat kemarin, katanya mah kosongnya. Enggak tahu kapan ada lagi," ujar Iwan (43), warga Jalan A.H. Nasution, yang tinggal tak jauh dari Restu Fadhil Gas.

Sebelumnya, karena banyaknya permintaan, Restu Fadhil Gas bahkan terpaksa membatasi penjualan. "Per orang cuma bisa beli (isi) dua tabung kecil, takutnya ada yang nimbun," ujar Wulan, salah seorang karyawan Restu Fadhil Gas, pekan lalu.

Kosongnya persediaan oksigen, juga diungkapkan Kepala Apotek Kimia Farma 43 Buahbatu, Aji Sutarmaji, kemarin. Selama hampir dua pekan, persediaan oksigen isi ulang di apoteknya benar-benar kosong.

"Pasokan oksigen untuk tabung isi ulang baru kembali datang kemarin (Rabu) pagi sebanyak 20 tabung," ujarnya melalui telepon.

Pasokan oksigen dalam 20 isi ulang itu adalah tabung isi ulang, sebut Aji, adalah pasokan yang mereka pesan 23 Juni lalu.

"Tapi sampai hari ini sudah ada yang beli sebanyak empat tabung, jadi sisa 16 tabung lagi. Kalau untuk tabung baru yang lengkap dengan regulator dari waktu itu juga kondisinya kosong dan belum dikirim sampai sekarang," ujarnya.

Posko Oksigen

Tak hanya di apotek dan depot-depot isi ulang, kelangkaan oksigen juga sempat terjadi di sejumlah rumah sakit di Jabar. Untunglah krisis oksigen di rumah sakit tak berlangsung lama. Krisis teratasi setelah Gubernur Jabar Ridwan Kamil menugaskan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jabar menyusun manajemen kebutuhan oksigen secara terstruktur dan memastikan distribusi berjalan baik.

"Kami sudah menugaskan BUMD-BUMD Jabar, khususnya PT Migas Hulu Jabar dan PT Jasa Sarana, sebagai Satuan Tugas Satgas Oksigen," kata Emil seusai melakukan koordinasi di Kantor PT Migas Hulu Jabar, Kota Bandung, Kamis (8/7/2021).

Setelah krisis oksigen di rumah sakit teratasi, kata Emil, mereka akan menjalin kerja sama dengan produsen oksigen untuk memenuhi kebutuhan warga yang menjalani isoman di rumah.

“Setelah itu kita juga pikirkan penambahan tempat isi ulangnya. Jadi ada suplai oksigennya, ada tempat isi ulang ke tabung oksigennya. Ini mudah-mudahan bisa kita temukan. Salah satunya di fasilitas-fasilitas TNI,” ujar Emil.

Untuk memudahkan manajemen distribusi di 27 kabupaten/kota di Jabar, kata Emil, Pemprov Jabar juga akan menambah posko-posko oksigen.

“Yang kita saksikan hari ini adalah gudang untuk Jabar, kemudian ada gudang bodebek di Bekasi dan kita akan coba tambah menjadi 5 wilayah di Jabar. Sehingga distribusinya lebih baik. Kami tidak mau ada yang meninggal dunia karena kekurangan oksigen...” (arief permadi/cipta permana/syarif abdussalam)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved