Persib Bandung

Dedi Kusnandar Akui Saat Keluar Dari Persib Jadi Pengalaman Paling Ekstrem, Ini Alasannya

Gelandang Persib Bandung, Dedi Kusnandar ternyata memiliki pengalaman ekstrem yakni saat dirinya keluar dari tim Persib Bandung

Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Siti Fatimah
Tribun Jabar/Ferdyan Adhy Nugraha
Gelandang Persib Bandung, Dedi Kusnandar 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG  - Gelandang Persib Bandung, Dedi Kusnandar memiliki reputasi sebagai pemain yang handal dalam memberikan operan. Bahkan, dia mendapat julukan "Kroosnandar" yang merujuk kepada gelandang andalan Timnas Jerman dan Real Madrid, Toni Kross.

Julukan itu tentu saja tidak sembarang disematkan kepada Dedi. Secara kemampuan, pemain yang akrab disapa Dado itu cukup mirip dengan Kroos.

Dia lihai memberikan umpan pendek dan panjang, mampu membaca permainan lawan, serta dibekali skill untuk menjadi penghubung yang baik antara lini belakang dan depan.

Kemampuan Dedi sudah terlihat sejak dirinya menimba ilmu di Sekolah Sepak Bola (SSB) UNI Bandung, awal tahun 2000-an. Tak butuh waktu lama, pemain kelahiran Sumedang, 23 Juli 1991 ini bergabung di tim muda Persib pada medio 2005-2008.

Baca juga: 4 Duet Maut yang Pernah Dimiliki Persib Bandung, Ada yang Setia di Maung Bandung Sampai Sekarang

Selama memperkuat Persib junior, beragam prestasi pun pernah ditorehkan oleh Dado. Mulai dari juara Haornas hingga trofi legendaris di level junior, Piala Soeratin. Bakatnya pun mulai tercium oleh klub-klub di luar Persib.

Pada tahun 2008, Dado membuat keputusan mengejutkan dengan pindah ke Pelita Jaya U-21. Keputusan itu diakui Dado sebagai yang paling ekstream selama karirnya di sepak bola.

"Pengalaman yang paling ekstrem bagi saya saat harus pergi ke luar tim Persib. Padahal sudah bergabung dengan Persib. Dulu membayangkan sebentar lagi mencapai mimpi," ujar Dado.

Namun keputusan yang diambil oleh Dado bisa dikatakan cukup tepat. Di Pelita Jaya U-21, Dado meraih gelar juara ISL U-21 2009. Bukan hanya itu, dia dinobatkan sebagai pemain terbaik.

Namanya kala itu mulai dirindukan oleh bobotoh untuk kembali ke Persib. Apalagi Dado merupakan pemain yang dibesarkan oleh tim berjuluk Maung Bandung.

Hanya saja, Dado tak mau terburu-buru pindah ke tim yang sangat dicintainya itu. Dia memilih untuk mencari pengalaman terlebih dahulu agar kemampuannya benar-benar siap bermain untuk Persib.

Liga 1 2010/2011 menjadi kali pertama Dado bermain di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Dado ditarik ke tim senior Pelita Jaya yang kala itu dilatih oleh legenda Persib, Djajang Nurdjman.

Sebagai pemain debutan, Dado langsung tampil baik dengan catatan 21 kali penampilan dan 2 gol. Sejak saat itu, dia selalu tampil reguler di Pelita Jaya.

Baca juga: Daftar Transfer Sementara Persib Bandung di Liga 1 2021, Ternyata Lebih Banyak yang Keluar

Panggilan Timnas pun menghampiri pemilik nomor punggung 11 di Persib itu. Saat Timnas akan menghadapi Piala AFF U-23, namanya terpilih oleh Alferd Riedl.

Di musim 2013, Dado pindah ke Arema Cronus. Di tim berjuluk Singo Edan itu, dia bermain sebanyak 22 kali dan mencetak 1 gol.

Lalu pada saat SEA Games 2013, namanya terpilih untuk masuk Timnas U-23. Saat itu dia bahkan ditunjuk sebagai kapten tim.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved