Stok Oksigen di RSKIA Bandung Sedang Kritis, Kebutuhan 300 Tabung Per Hari, Pasokan Cuma 60 Tabung

Persediaan oksigen di Rumah Sakit Khusus Ibu Anak (RSKIA) Kota Bandung menipis. Kebutuhan per hari 300 tabung sedangkan pasokan hanya 60 tabung.

Penulis: Tiah SM | Editor: Giri
Istimewa/ Biro Adpim Jabar
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mendampingi Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meninjau Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Kota Bandung, Rabu (16/6/2021). Saat ini, stok oksigen di RSKIA sedang kritis. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Persediaan oksigen di Rumah Sakit Khusus Ibu Anak (RSKIA) Kota Bandung menipis. Kebutuhan per hari 300 tabung sedangkan pasokan hanya 60 tabung.

"Masalah oksigen di RSKIA susah, auto deg-degan. Makanya persediaan oksigen hanya untuk pasien Covid," ujar Direktur RSKIA Bandung, Taat Tagore, saat dihubungi, Senin (5/7/2021)

Taat mengatakan, untuk mengurangi pemakaian oksigen, pihaknya terpaksa membatasi sebagian layanan rawat inap bagi pasien non-Covid-19.

Menurut Taat, pihaknya terpaksa menutup ruang instalasi gawat darurat (IGD) dan beberapa layanan poliklinik karena oksigen langka.

"Pembatasan pasien rawat inap non-Covid-19 terpaksa dibatasi karena banyak tenaga kesehatan terpapar Covid-19 dan pasokan oksigen langka," ujar Taat.

Taat mengatakan, saat ini stok tabung kosong tak ada cadangan sehingga tak ada jaminan ada.

Mengenai ketersediaan tempat tidur bagi pasien Covid-19, Taat mengatakan sudah penuh.

Bahkan ada empat pasien waiting list di IGD.

Direktur Utama RSKIA Kota Bandung, Taat Tagore
Direktur Utama RSKIA Kota Bandung, Taat Tagore (Tribun Jabar/ Muhamad Nandri Prilatama)

"Di RSKIA disiapkan150 tempat tidur untuk pasien Covid-19. Seluruhnya sudah penuh, kecuali untuk bayi masih tersisa," ujar Taat.

Taat mengatakan, pihaknya tidak menyerah dengan membeludaknya pasien Covid-19.

Pihaknya terus berupaya melayani dan mencari solusi. 

"Kami terus berjuang mencari oksigen tapi dikejar-kejar juga, kalau produksi tidak ada, mau apa lagi," ujar Taat. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved