Kata Camat Rancasari Bandung, Ini yang Dilakukan Pihaknya kepada Warga yang Jalani Isolasi Mandiri

Pengawasan dan pemberian bantuan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang tengah menjalani karantina di Rancasari adalah kegiatan rutin.

Penulis: Cipta Permana | Editor: Giri
Tribun Jabar
Camat Rancasari, Hamdani, saat ditemui di Kantor Kecamatan Rancasari, Kelurahan Cipamokolan, Kota Bandung, Senin (21/6/2021). Dia memastikan, pengawasan dan pemberian bantuan melalui jaring pengaman sosial bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang tengah menjalani karantina atau isolasi mandiri di tempat tinggalnya merupakan kegiatan rutin. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Camat Rancasari, Hamdani, memastikan, pengawasan dan pemberian bantuan melalui jaring pengaman sosial bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang tengah menjalani karantina atau isolasi mandiri di tempat tinggalnya merupakan kegiatan rutin.

Bahkan, itu satu di antara program prioritasnya di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro di wilayahnya.

Hal ini dibuktikan, selain menyediakan rumah karantina mandiri bagi pasien Covid-19 di tingkat kecamatan, tetapi juga di tingkat kelurahan, hingga di tingkat RW.

"Sebagaimana kita ketahui, saat ini tingkat keterisian tempat tidur ruang isolasi di berbagai rumah sakit mulai penuh, seiring melonjaknya kasus penyebaran Covid-19 di Kota Bandung. Maka untuk meringankan beban dari pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, kami telah menyediakan tempat karantina atau isolasi mandiri bagi pasien yang terkonfirmasi positif dengan status OTG dan gejala ringan ataupun bagi keluarga pasien yang anggota keluarganya positif Covid-19 hingga di tingkat RW," ujarnya saat dihubungi, Minggu (4/7/2021).

Menurutnya, dari total 52 RW yang berada di Kecamatan Rancasari, lebih dari 50 persen telah memiliki tempat isolasi mandiri bagi masyarakat. Rata-rata satu hingga dua unit rumah isolasi mandiri di masing-masing RW.

Selain di tingkat RW, pihaknya pun telah menginstruksikan kepada para lurah untuk menjadikan aula kantor kelurahan masing-masing sebagai ruang isolasi mandiri bagi keluarga pasien Covid-19.

Hal itu sebagai upaya antisipasi terjadi interaksi atau kontak langsung antara pasien dengan anggota keluarga yang sehat.

"Karena mayoritas pasien Covid-19 memilih untuk melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing, maka kami meminta untuk aula kantor kelurahan untuk dijadikan tempat karantina bagi keluarga yang sehat dari pasien Covid-19. Fasilitas ini kami sediakan bagi warga yang kurang mampu dan warga yang tidak memiliki ruangan lain atau kamar untuk dijadikan tempat isolasi mandiri bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19," ucapnya.

Hamdani menuturkan, di samping rumah isolasi mandiri di tingkat RW dan aula kelurahan, pihaknya pun telah menyediakan tempat isolasi bagi pasien positif Covid-19 sebanyak lima kamar yang berlokasi di bangunan belakang dari aula kantor Kecamatan Rancasari.

"Dengan cukup banyaknya tempat isolasi mandiri yang ada dan telah disiapkan secara berlapis ini, sejauh ini ketersediaannya cukup memadai dan bahkan di antaranya masih tersedia untuk diisi. Selain fasilitas tempat, setiap pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah karantina atau isolasi tersebut, kami penuhi segala kebutuhannya. Baik dukungan logistik dan obat-obatan, tapi juga kebutuhan materiel lainnya, meskipun tidak besar jumlahnya," ujar Hamdani

Untuk proses pemantauan kondisi kesehatan pasien yang tengah menjalani isolasi mandiri, baik di rumah masing-masing maupun rumah isolasi mandiri di tingkat RW, kelurahan, dan kecamatan, ia pun terus berkoordinasi melalui grup WhatsApp dengan para ketua RW dan lurah setiap hari. 

Upaya itu dilakukan, selain untuk memonitor terkait kasus baru Covid-19 di setiap wilayah, tapi juga menginformasikan tentang perkembangan kondisi kesehatan dari setiap pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri di masing-masing wilayah. 

Di samping itu, berdasarkan informasi dari Kepala UPT Puskesmas Cipamokolan dan Derwati, bahwa setiap puskesmas telah menyiagakan petugas khusus yang melakukan pemantauan kondisi pasien dengan cara menghubungi pasien melalui telepon secara berkala setiap hari.

"Di wilayah kami ini ada dua pola pemantauan bagi kondisi pasien yang sedang isolasi mandiri. Selain komunikasi melalui para ketua RT yang melaporkan setiap hari ke Satgas Covid-19 di tingkat RW, dan diteruskan laporannya kepada Satgas Covid-19 di tingkat kelurahan dan Satgas Covid-19 kecamatan melalui WhatsApp group Forkopimcam Rancasari, tapi juga ada pemantauan dari petugas di puskesmas yang terus berkomunikasi dengan para pasien secara berkala setiap hari," katanya (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved