PPKM Belum Diberlakukan, Harga Ayam di Tingkat Peternak Mulai Merosot, Kini Rp 12.500/Kg
Harga ayam BR di tingkat peternak semakin jauh dari biaya pokok produksi (BPP/BEP) yakni kisaran Rp 19.000/kg. Peternak semakin merugi.
Penulis: Andri M Dani | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Harga ayam ras pedaging jenis broiler (BR) di tingkt peternak di Ciamis yang seminggu lalu masih di kisaran Rp 15.500-Rp 16.000/kg (realisasi harga hari Jumat, 25/6), dalam tiga hari terakhir sudah tersungkur ke angka Rp 13.000-Rp 13.500/kg hidup (live bird).
Bahkan untuk ayam BR ukuran jumbo (up, berat di atas 2kg/ekor) harganya di tingkat peternak lebih parah lagi hanya Rp 12.500/kg.
Harga ayam BR di tingkat peternak semakin jauh dari biaya pokok produksi (BPP/BEP) yakni kisaran Rp 19.000/kg. Peternak semakin merugi.
“Itu realisasi harga sejak Selasa (29/6). Di Ciamis dan Tasikmalaya, harga BR di tingkat peternak sudah menyentuh angka Rp 13.000/kg. Makin jauh dari BEP. Bahkan ayam yang ukuran up (jumbo) lebih rendah, hanya Rp 12.500/kg hidup,” ujar Sekretaris Perkumpulan Peternak Ayam Priangan (P2AP) Ir H Kuswara Suwarman MSc kepada Tribun Kamis (1/7).
Kuswara memperkirakan harga ayam di tingkat peternak akan semakin terpuruk bila diberlakukannya PPKM Darurat.
Menyusul diberlakukannya berbagai pembatasan, termasuk pembatasan operasional pasar, restorant , hotel, warung, rumah makan sehingga daya serap pasar makin melemah.
“Sekarang saja sudah begini (harga terus merosot), apalagi nanti,” katanya.
Sejumlah peternak di Ciamis menurut H Kuswara sudah berencana untuk mengosongkan kandang bila harga ayam BR terus menerus tergerus anjlok.
“Kondisi ini tidak hanya dialami oleh peternak ayam BR saja. Ayam pejantan juga turun, sekarang hanya dikisaran Rp 19.000-Rp 20.000/kg hidup."
"Sementara BEP pejantan Rp 26.000/kg. Harga telur ayam ras juga melemah ke angka Rp 20.000/kg di peternak,” jelas H Kuswara yang juga pengelola peternakan ayam Tanjung Mulya Grup Panumbangan Ciamis tersebut.
Jatuh tersungkurnya harga ayam BR di tingkat peternak tersebut tidak hanya terjadi di Ciamis dan Tasikmalaya tetapi merata di seluruh Jabar. Seperti di Sukabumi dan Cianjur realisasi harga BR sejak Selasa (28/6) sebesar Rp 13.000-Rp 14.000/kg; Karawang, Bekasi, Subang, Purwakarta (Rp 13.000-Rp 14.000/kg), Bandung Raya, Sumedang, Garut (Rp 13.000-Rp 13.500/kg), Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan (Rp 13.000-Rp 13.500/kg) sama dengan Ciamis dan Tasikmalaya. Sementara di Bogor dan Depok sedikit lebih baik yakni Rp 14.500-Rp 15.500/kg.
Kebijakan effisiensi dan cutting DOC, katanya tidak terlalu banyak berpengaruh bila ayam-ayam integrator besar masih bebas masuk pasar becek (pasar tradisonal) yang selama ini menjadi andalan pasar ayam dari peternakan rakyat.
“ Satgas pangan perlu banyak berperan. Perlu ada upaya on-off ayam dari kandang integrator,”katanya.
Jatuhnya harga ayam BR hidup tingkat peternak ternyata juga berpengaruh terhadap harga daging ayam di pasar eceran. Dalam seminggu ini harga daging ayam BR di Pasar Manis Ciamis turun dari Rp 38.000/kg jadi Rp 36.000/kg.
“Sekarang harga daging ayam (BR) sudah turun jadi Rp 36.000/kg. Tapi biasanya menjelang lebaran haji naik lagi,” ujar Linda, seorang penjualan daging ayam BR di Blok C Pasar Manis Ciamis kepada Tribun Kamis ((1/7).
Dengan tingkat ayam BR hidup di kandang peternak Rp 14.000/kg menurut H Kuswara harga daging ayam potong (BR) di pasar eceran, normalnya di kisaran Rp 25.000-Rp 30.000/kg. Dan semua pihak sudah menikmati keuntungan yakni bandar, tukang sembelih maupun pengecer. Kecuali peternak yang tidak menikmati untung alias rugi (andri m dani)