Virus Corona di Jabar
Sepekan Terakhir 3.300 Anak di Jabar Positif Covid-19, Paling Banyak di Bandung dan Garut
Ketika ditelusuri, katanya, sebanyak 77 persen dari angka kasus Covid-19 pada anak tersebut adalah anak usia sekolah.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Virus corona varian delta mulai mengancam Jawa Barat.
Dalam sepekan terakhir, sudah ribuan anak di Jabar yang positif Covid-19.
Total sejak pandemi corona dimulai, ada 52.350 anak usia balita dan sekolah yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Nina Susana Dewi mengatakan sebanyak 3.297 anak di Jabar terpapar covid-19 dalam seminggu terakhir.
"Kasus Covid-19 pada anak itu ada dari awal sampai sekarang, kalau kita jumlahkan sudah ada 52.350 kasus di Jabar. Jadi kalau kita lihat perbandingan dengan dewasa ini, hampir 14 persen, karena kalau kasus keseluruhan di Jabar kan 368 ribu," kata Kepala Dinkes Provinsi Jabar Nina Susana Dewi dalam konferensi pers digital, Rabu (30/6).
Ketika ditelusuri, katanya, sebanyak 77 persen dari angka kasus Covid-19 pada anak tersebut adalah anak usia sekolah.
Baru kemudian balita, bayi, dan usia prasekolah.
"Kalau kita lihat per minggu ini, kasusnya bertambah 3.297. Jadi sekitar sekitar 3.300 per minggu menambahnya ini yang anak."
"Pasien anak paling banyak adalah di Kabupaten Garut, Kota Depok, Kota Bandung, dan Kabupaten Subang," tuturnya.
Baca juga: Akhirnya Jabar Akan Dilockdown di Level RT dan RW, Ini Penjelasan Ridwan Kamil
Baca juga: WFH 100 Persen dan Mall Ditutup, PPKM Darurat Rencananya Dimulai 3 Juli
Pada periode 21-27 Juni 2021 memang terjadi kenaikan signifikan kasus positif Covid-19, yakni 23.735 kasus, dibandingkan periode 14-20 Juni 2021 yang mencapai 15.628 kasus.
Hal ini berdampak pada peningkatan kasus Covid-19 pada anak.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengakui kini tengah beredar virus varian Delta yang juga menghinggapi korban usia anak.
Hal ini berdasarkan pemantauannya terhadap sejumlah rumah sakit dan menemukan kenaikan kasus Covid-19 pada anak .
"Varian delta ini juga sudah mulai mendapati usia muda ya. Jadi laporan dari RS Borromeus yang yang saya ambil sampelnya, saya mendapati pasien usia muda. Jadi banyak dokter di RS Borromeus mendapati, tapi semuanya cepet sembuh karena anak muda imunitasnya kuat maka sembuhnya cepat. Tapi karena Covid-19 varian Delta ini penyebarannya cepat, maka mereka menjangkiti usia muda," katanya.
Ridwan Kamil mengatakan Covid-19 varian Delta yang jauh lebih menular telah ditemukan di 9 kabupaten dan kota di Jabar.
Hal tersebut didapat dari hasil penelitian melalui Whole Genome Sequencing (WGS).
"Varian Delta sudah banyak masuk di Jabar. Jadi kita harus berhati-hati karena daya tularnya 3 sampai 10 kali lipat ya. Oleh karena itu, dengan keganasan Covid-19 varian Delta yang tingkat penularannya itu sangat tinggi, kita harus lebih waspada," kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengatakan Covid-19 varian Delta ditemukan di Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Depok, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Subang.
"Jadi Bandung Raya ini varian delta sudah sangat kita waspadai, karena mulai dari Kota Bandung, dikelilingi Kabupaten Bandung, KBB, Sumedang, itu sudah terdampaki di oleh varian Delta," katanya.
Ridwan Kamil mengatakan varian Delta ini lebih cepat menular, namun belum terbukti meningkatkan fatalitas kematian. Jika melihat data, katanya, walaupun terjadi lonjakan kasus Covid-19, tingkat kematian atau fatalitas di Jawa Barat masih 1,37 persen, masih lebih rendah di bawah rata-rata nasional yang mencapai 2,6 persen.
"Jadi varian Delta itu, kesimpulannya yaitu menularnya cepat, tapi mematikannya ternyata kalau dilawan oleh prokes yang ketat insyaallah tidak akan tertular," katanya.
Kurangi Bawa Anak ke Tempat Umum
Kementerian Kesehatan menduga kasus Covid-19 pada anak meningkat tidak lepas dari peran orangtua yang lalai dan abai menjalankan protokol kesehatan atau prokes.
"Sikap prokes orang tua yang kendor, sehingga anak diajak keluar rumah. Orang tua mengajak anak ke pusat perbelanjaan, restoran, atau mengunjungi kerabat," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam pernyataannya, Rabu(30/6/2021).
Menurut dia, peran orangtua agar anaknya tidak terpapar Covid-19 sangat penting.
"Anak-anak tetap di rumah. Orang tua harus disiplin prokes dan menjalankan pencegahan infeksi setelah aktivitas di luar rumah," ujar Siti Nadia.
Satgas Covid-19 mencatat kasus Covid-19 pada anak mencapai 12,6 persen atau lebih dari 250 ribu pada 23 Juni. Berdasarkan hal itu, pemerintah hendak melaksanakan vaksinasi Covid-19 pada anak usia 12-17 tahun.
"Kami sedang mematangkan teknis pelaksanaannya dan akan kita lakukan dalam waktu dekat," kata Siti Nadia.